Entah berapa lama aku tertidur. Kepalaku terasa berat dan ada yang nyeri di bagian bokongku saat ini.
Setengah enggan, aku membuka mataku. Ku edarkan pandanganku dan mendapati ternyata aku ada di kasur di kamarku.
Netraku menyapa Mami yang tengah duduk di kasurku dengan pandangan khawatir.
"Oliv.. kamu dah bangun?" Sapanya lembut. Tangannya lalu mengelus rambutku dan memberikan senyuman keibuannya.
"Mami.. Oly kenapa?"
"Mami yang mau tanya, kenapa kamu pingsan di depan kamar Mami? Berat tahu! Untung Papi kamu masih kuat gendong kamu ke kasur. Tapi udahnya langsung encok tuh.."
Aduh, seriusan aku pingsan. Kepalaku berputar mencoba mencari jawaban atas aksi pingsanku barusan.
"Ada yang sakit? Pusing? Mami panggilin Om kamu buat cek gimana?"
Aku menatap Mami lalu menggeleng keras
"Gak.. gak mau. Nanti disuruh minum obat lagi. Mending Oly istirahat aja ya.. "
"Ok sayang, kalau ada apa apa bilang yaa.. Mami balik ke kamar dulu. Mo pasangin koyo itu sama Papi kamu.."
Aku mengangguk seraya menarik gulingku dan berpura pura memejamkam mataku sampai Mami keluar dari kamarku.
Mencoba memanggil ulang ingatanku yang perlahan kembali, aku dibuat kaget luar biasa. Mataku menatap kosong ke arah langit langit kamarku.
Tadi itu Mami nyebut nyebut aku sebagai anak angkat jadi kalau nikah nanti harus cari ayahnya dulu atau kalau enggak di wali hakimkan. Itu yang bikin Mami nangis sesegukan.
Duh, kepalaku langsung kembali pusing dan berputar putar dengan fakta baru ini. Maksudnya aku bukan anak kandung Mami Papi gitu? Cuma anak angkat ? Ciyusan?
Hiks.. jadi siapa orang tua kandungku sebenarnya? Aaggrhhh.. kepalaku menjadi semakin berat saja rasanya.
Perlahan aku bangun dan mengambil obat sakit kepala yang sering ku stock di laci nakasku.
Tunggu hingga beberapa menit kemudian, akhirnya rasa pengang dikepalaku pun menguar dan membuatku terbang ke alam mimpi.
Tidur adalah obat mujarab untuk semua kepenatan hidup saat ini.
⚘⚘⚘
Seharian ini kerjaku hanya nonton film saja dikamarku. Makan pun hanya ku bawa ke kamar saja, gak mau ikut turun sarapan atau lunch sama orang tuaku.
Mami sesekali menengokku dan aku langsung saja pura pura membuka kertas diktat untuk bahan skripsiku. Dia hanya diam saja melongok lalu keluar lagi.
Aaggrhh.. kenapa juga kepalaku berasa berat bangett ini mau ngobrol atau tanya tanya sama Mami. Hatiku seperti belum siap menerima kenyataan yang baru.
Skripsiku belum aku kerjakan lagi saat ini. Biarlah sejenak ku lupakan dulu. Meredakan rasa galau lebih utama lah.
Entah sudah berapa banyak film yang ku tonton tapi hatiku masih saja belum terhibur. Kosong dan hampa, rasanya gak karuan dibuatnya.
Ku lihat ponselku berdering dan menampakkan nama kakakku disana. Bang Orlan? Tumben siang siang menelfon?
"Abaangg.." teriakku kencang dan bernada manja.
"Ndut, kamu kenapa dikamar aja? Kata mami semalam kamu pingsan?"
"Capek aja Bang.. hehe.. abang dimana ini?"
"Lagi makan siang. Late lunch.."
"Abang ajak aku sini.. pengen jalan jalan temenin Abang di kantor boleh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosenku Gebetanku
ChickLitApakah salah jika Oliva jatuh hati pada Dosen Pembimbing Skripsi sendiri ? Dia begitu sempurna dimatanya. Tapi kenapa dia selalu memandang Oliva sebelah mata dan tak menganggap ucapan ucapan manisnya yang menggoda. Apa karena fisik Oliva yang berleb...