Part 13

3.5K 341 30
                                    

Mi apa aku kena kutuk jadi mama Ii di kampus? Dasar pakgan sompret. Dia seenaknya aja bilang nitip Adam dan melenggang balik ke kantornya lagi.

Ini bocah juga kayak gak kenapa napa pisah sama pakgan. Nangis kek nak.. ishhh.. mama Ii kan jadi grogi nih dituduh jadi istri kedua papi kamu..

Adam yang duduk disebelahku dan menggelendoti lenganku, ikut ikutan menarik botol mineralku dan menyedot airnya dengan tenang.

Jangan tanyakan tingkah Echa dan Tiara yang terus terusan menatap Adam dengan rasa lapar.

"Loe bilang gw, kapan loe akad sama pakgan Danish itu? Loe mamanya ni bocah iya?" Desis Echa, menanyaiku tak henti henti.

"Elah .. emang gw ada tampang dah gak perawan? Bisa digorok keleus gw merit sama suami orang.."

"Lah buktinya, ni bocah manggil loe Mama. Loe jangan muna deh Liv!"

Aku tertawa kecil lalu mengusap rambut Adam yang kriwil menggemaskan.

"Loe mau tahu apa mau tahu banget sih? Lelah gw dituduh macem macem begitu.."

Tiba tiba Tiara membuka ponselnya dan menyorotkannya ke arah bocah yang tengah asyik menyedot itu.

"Gila ganteng banget ni bocah. Kecil2 aja dah bikin gw grogi Cha.. " ujar Tiara sambil merekam aktifitas Adam.

"Mama Iii... oti otat.. agi .. Adam  mamam.."

Eh ni bocah masih inget aja sih ya?

"Roti pake coklat? Okay.. tunggu sini ya.. "

Selanjutnya aku bergegas pergi menghampiri tukang burger yang biasa menyediakan roti bakar. Pesanan Adam aku minta diantar saja ke mejaku.

Tiba di mejaku, kulihat Adam tengah menya menye seperti mau nangis. Duh, tu 2 burung dara ngapain anak orang coba?

"Adam.. kenapa sayang?"

Melihatku, Adam langsung aja menghambur dan menangis terisak isak. Mataku kontan melotot ke arah 2 kunyuk yang asyik tertawa itu.

"Loe apain?" Desisku sebal.

"Ciumin pipinya yang gemesin doangan masa gak boleh. Papanya gak bisa di cium, anaknya juga gpp gitu Liv. Elaah loe kayak gak faham aja.."

Sompret.

"Hiks hiks.. Mama Ii.. aka akanya tium tium  adam.. hiks hikss"

Aku mengusap usap punggung Adam menenangkan. Emang kelakuan para fans Papimu ini harus dikepret biar tobat.

"Maafin yaa temen temen kaka. Nanti kita aduin Papi gimana?"

Dan anak itu sukses mengangguk angguk seraya mengusap air mata dengan punggung tangannya.

Gw tertawa jahat tanpa suara sambil menyeringai ke arah Tiara dan Echa yang melotot ketakutan.

"Loe!! loe awas ngadu ngadu.. " cicit Echa pelan.

"Serah anaknya dong. Gw aduin weekkksss..."

Asli aku tertawa bahagia melihat kelakuan duo sableng yang ketakutan.

Untunglah roti selai coklat datang juga. Adam langsung saja fokus makan dan melupakan kesedihannya barusan. Sesekali aku mengelap bibirnya yang belepotan coklat.

Sedang asyik asyiknya menemani Adam makan, entah darimana banyak orang cewek cewek kampus datang dan melingkari meja kami. Mereka langsung menatap Adam dan riuh menyapa dengan sayang. Laah, koq bisa pada kemari?

"Jangan bilang loe fotoin ni bocah dan kirim ke group kampus?" Gumamku ke arah Tiara yang masih saja membuat video tanpa henti.

"Ya dong. Biar ngetop ni bocah dan pada daftar jadi mama wanna be kayak loe Liv. Hihii.."

Dosenku GebetankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang