Hari ke 2 kondisiku sudah makin membaik. Untunglah kakiku itu bukannya retak atau apa tapi ada memar. Sesekali Mami membawa tukang pijit langganan butiknya ke kamar rawat inapku. Katanya dia ngerti tulang juga.
Tapi tentu aja ini ngumpet ngumpet. Selain mengikuti saran dokter untuk ikut fisioterapi, Mami juga ingin aku sembuh lebih cepat dengan dipijit. Alhamdulillah cocok.
Sekarang aku sudah bisa ke toilet sendiri dan berjalan ke teras balkon kamarku sesekali. Aku merasa sudah sehat walau kadang kakiku masih takut takut aku forsir. Intinya sudah bagus dan sudah cepat ingin pulang.
Mami sedang ke butik hari ini, katanya ada janji dengan client. Papi sih selalu sibuk dengan urusan kantornya jadi jarang juga stanby siang siang. Jangan tanya Abang, dia mah lebih sibuk dari Papi. Untung ada teteh asisten dirumah yang nemenin aku saat ini.
"Oliiivv.."
Aku yang tengah membaca novel online dari playstore menoleh ke arah pintu.
"Ranaa.."
Ku lihat Rana bergegas menghampiriku lalu memelukku erat. Dia menatapku dengan mata berkaca kaca.
"Maaf yaa aku baru baca pesen kamu semalam. Maaf banget. Kamu gak pa pa kan? Apa yang sakit? "
"Udah membaik Ran. Ngerti koq gw loe juga ngurus suami loe yang sakit."
"Makasih ya Liv untuk pengertiannya. Beneran kan sudah baikan?" Tanya Rana masih tampak khawatir.
Aku mengangguk lalu mengkode teteh untuk keluar dari kamarku.
"Ran.. gw mau cerita dong. Loe tolong bantu gw plis.. gw butuh advis dari loe Ran.." cicitku penuh harap.
"Soal apa? Ayo aku dengerin.. soal skripsi kamu?"
Aku menggeleng kecil.
"Gw ternyata anak adopsi Ran. Menurut loe apa yang harus gw lakukan? Gw harus gimana?"
Mata Rana membulat tak percaya.
"Serius? Kata siapa?"
Aku lalu menceritakan beberapa hal yang aku ketahui dan Rana pun ikutan berpikir keras sepertiku.
"Gimana gw gak curiga Ran. Gw denger langsung lho 2x.. gw sedih tau Ran. Gw kayak gak kenal diri gw akhir akhir ini. Gw ngerasa inferior karena gw cuma anak pungut.."
"Hushh.. itu kan persepsi kamu aja. Jangan gitu.."
"Serius gw Ran.. loe gak ada di posisi gw sih.."
Ku lihat Rana menarik nafas panjang lalu mengelus bahuku lembut. Ini nih yang gw suka, dia itu bener bener keibuan deh orangnya. Sayang abang ogah gw kenalin.
"Coba dipikir baik baik.. Mami Papi kurang apa sama kamu? Selama ini mereka sayang banget dan manjain kamu kan? Pernah dimarah marahin tanpa sebab?"
Aku menggeleng kecil
"Pernah disebut sebut anak pungut? Anak adopsi? Dikasarin? Dibentak bentak?"
Kembali aku menggeleng kecil
"Tuh.. kalau gak disayang mah kamu udah jadi cimol tahu gak? Kasih aja bumbu biar makin pedes tuh."
"Ihhh gw kangen cimol kampus tahu.."
Rana tergelak mendengarku malah bilang kangen makanan kecil satu itu.
"Semua anak itu rahmat dan berkah bagi keluarganya Liv terlepas anak kandung atau bukan.. Kamu jangan mudah menyerah hanya karena ini. Masih banyak anak yang gak beruntung diluar sana yang disia siakan orang tua kandungnya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosenku Gebetanku
ChickLitApakah salah jika Oliva jatuh hati pada Dosen Pembimbing Skripsi sendiri ? Dia begitu sempurna dimatanya. Tapi kenapa dia selalu memandang Oliva sebelah mata dan tak menganggap ucapan ucapan manisnya yang menggoda. Apa karena fisik Oliva yang berleb...