Aku mencium bau yang teramat kuat yang selama ini aku hindari. Rasa gelap sudah mulai pergi dengan kesadaranku yang mulai pulih secara perlahan.
Mataku terbuka dan ku dapati langit langit putih dengan aroma khas yang membuat perutku mual seketika.
"Kamu sadar?"
Sebuah suara menyapaku dan membuatku menoleh.
Lho, kenapa ada dia? Pikirku. Aku mengedarkan pandanganku dan fix, Aku sekarang ada di klinik atau apalah namanya.
"Aku dimana?"
Sebuah hembusan panjang menyapa telingaku yang berasal dari sosok disampingku itu.
"Kalau kamu lupa, tadi kamu kecelakaan di basement apartement. Kamu ingat?"
Aku menatapnya dengan perasaan tak menentu. Aku tahu dan ingat Pak. Aku pergi karena mendadak malas ketemu Bapak yang cerewet. Bapak ganteng dosen gebetanku yang mendadak nyebelin dan malas aku ladenin.
Tak berapa lama terdengar suara ponsel yang berteriak nyaring didepanku.
"Ya!" Jawab pakgan cepat.
"Ini kamu bicara langsung sama orangnya.."
Ponsel pakgan langsung mengarah kepadaku dan ternyata itu adalah panggilan video call.
"Mbooott.. loe kenapa?"
Aahh.. kenapa orang itu sih yang muncul?
"Mbot, loe gak bawa hp? Gw mana tahu nomor hape Orang tua loe ini? Mama belum angkat angkat angkat telfon gw nih. Hadeuh .. loe kasih alamat rumah loe dah sama si Danish.."
Malas. Ngapain sih dia ikut nanya nanya?
Aku lalu berniat membalikkan tubuhku saja tak mau meladeninya. Tapi tiba tiba saja kakiku terasa sakit ketika digerakkan.
"Aaggrhhh... sakiiittt.." pekikku nyaring. Tak terasa airmataku keluar karena sakitnya bikin aku menjerit.
"Oliva.. Apa yang sakit? Saya panggil dokter ya? Sebentar.."
Pakgan langsung berbalik dan keluar dari ruanganku. Aku sendiri menahan tangis karena kakiku yang sepertinya kena masalah.
Ada apa dengan kakiku? Ya Ampun..
Aku menatap langit langit rumah sakit ini. Aku ingin pergi. Gak ingin ketemu siapapun dulu. Tapi kenapa aku harus kecelakaan sih? Kan gagal acara kabur kaburanku. Payah banget sih loe Oliva?!
Tak berapa lama pakgan datang ditemani dokter dan suster dibelakangnya.
Dokter itu dengan telaten memeriksa kakiku yang terasa ngilu dan sakit disaat bersamaan.
"Nanti sy hubungi dokter orthopedi ya Pak. Sebentar dibookingkan dulu agar bisa segera di rontgen. Permisi."
Pakgan menatapku tajam tapi setelahnya dia menarik nafas panjang kemudian berdiri seraya bersidekap menatapku.
"Kamu ada masalah apa? Sampai tidak hati hati bawa mobil? Untung cuma menabrak dinding dan mobil kamu langsung turun dengan cepat. Coba kalau pas belokan, bisa mati kamu keguling ke bawah!"
Aku menatap pakgan takut takut. Ish nyeremin banget sih ngomong mati segala.
"Pakgan galak bangett sih!!.. hwaaa..hwaaa.." aku malah menangis keras saat ini.
Dasar dosen ganteng nyebelin!!!
Ku lihat pakgan menatapku jengah lalu tiba tiba ponselnya kembali menyala.
"Yaa. Saya dirumah sakit Andromeda. Iya, sudah masuk IGD mas. Sudah ditangani. Baik baik saja cuma mau dirontgen kakinya sebentar lagi.."
"Kening sama tangan memar dan kakinya katanya sakit. Tunggu dokter ahli nanti.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosenku Gebetanku
Literatura FemininaApakah salah jika Oliva jatuh hati pada Dosen Pembimbing Skripsi sendiri ? Dia begitu sempurna dimatanya. Tapi kenapa dia selalu memandang Oliva sebelah mata dan tak menganggap ucapan ucapan manisnya yang menggoda. Apa karena fisik Oliva yang berleb...