Han Dongbin melangkahkan kakinya masuk kadalam sebuah club bersama teman temannya yang lain. Dentuman suara music terdengar begitu keras, bau alcohol dan asap rokok begitu menyeruak ditempat tersebut. Namun sama sekali tidak mengganggu ketenangan orang orang yang berada didalam sana. Bahkan mereka menikmatinya. Dongbin beserta yang lainnya mendudukkan diri disofa bagian pojok. Mereka berbincang sembari meneguk minuman yang disediakan.
"Dongbin, sudah berapa banyak petunjuk yang kau dapatkan?" Tanya salah satu teman Dongbin yang bernama Jung Sangkyu.
"Hanya sedikit. Kebanyakan dari mereka menutup mulut mereka dengan rapat dan memilih untuk mati dengan konyol ditanganku." Jawab Dongbin sembari meneguk vodkanya.
"Sepertinya mereka terlalu takut untuk membuka mulut mereka. Kurasa pasti dalang dibalik semua ini sudah mengancam mereka." Sahut Bohyun dari tempat duduk paling pojok.
"Kau benar hyung. Kurasa mereka memang sudah diancam terlebih dahulu. Seperti yang kita tahu, orangtua Dongbin bukanlah sembarangan orang. Dan juga orang yang membunuh kedua orangtua Dongbin ini pasti ingin tetap menutupi semuanya." Ujar Dabin sembari menyesap rokoknya.
Dongbin menghela nafasnya dengan panjang. Sesungguhnya ia sudah sangat lelah. Tapi dia harus tetap mencari tau yang sebenarnya. Ia tidak terima orangtuanya dibunuh begitu saja.
"Hah... entahlah, aku juga pusing sebenarnya." Dongbin melihat kearah arloji yang melingkar dipergelangan tangannya. Kemudian ia beranjak dari tempat duduknya. "Aku harus pergi sekarang. Sudah waktunya untuk aku bertindak."
"Hm, kau berhati hatilah, Dongbin. Kalau ada apa apa segera hubungi kami." Sahut Zuho. Dongbin hanya merespon dengan gumaman dan langsung beranjak pergi meninggalkan tempat tersebut dan hanya tersisa teman temannya yang menatap kepergian Dongbin dengan nanar.
"Aku merindukan Dongbin yang dulu. Yang selalu merengek denganku." Lirih Bohyun.
Sebuah mobil berhenti tepat didepan sebuah gedung yang mewah. Sosok berpakaian serba hitam keluar dari dalam mobil tersebut. Han Dongbin. Ia akan menjalankan misinya malam ini. Dengan sedikit harapan semoga ia mendapatkan sedikit petunjuk. Walaupun sedikit, setidaknya itu akan mempermudahkannya.
Keadaan kantor yang sepi membuatnya leluasa untuk memasuki gedung tersebut. Seseorang yang ia incar berada didalam gedung tersebut. Bagaimana ia bisa tau? Jelas ia bisa tau. Karena sebelumnya ia sudah mengintai incarannya itu terlebih dahulu. Dan jangan lupakan, ini bukan aksi yang pertama atau yang kedua baginya. Ia terus berjalan menyusuri bagian dalam gedung tersebut dan sampai pada akhirnya ia berhenti tepat didepan sebuah ruangan yang bertuliskan 'CEO'S ROOM'. Ia memasuki ruangan tersebut tanpa permisi terlebih dahulu, membuat orang yang berada didalam terkejut dengan kehadirannya. Ia berjalan menuju ke meja yang bertuliskan 'CEO Lee Jinkyu'.
"Kalau kau masih menyayangi nyawamu, jawab semua pertanyaanku tanpa unsur kebohongan sedikitpun." Ujar Dongbin dengan nada dinginnya dan menodongkan senjata.
"Siapa kau? Apa yang ingin kau tau."
"Han Donghee. Kau pasti tau kan." Ujar Dongin dengan nada dingin dan tatapan matanya yang tajam.
CEO tersebut membelalakkan matanya mendengar penuturan pemuda didepannya ini. Kemudian ia beranjak dari kursi kebesarannya dan berjalan mendekat kearah Dongbin. Tangannya terulur untuk membuka tudung kepala hoodie Dongbin. Dongbin yang melihat hal itu langsung menahan tangan laki laki paruh baya tersebut.
"Tenanglah, aku hanya ingin memastikan apa ini benar kau. Kau yang aku tunggu selama ini." Lirih CEO Lee.
Dongbin tertegun seketika. Kemudian ia membiarkan pria tersebut membuka tudung kepala yang ia kenakan. CEO tersebut langsung membuka tudung kepala Dongbin. Air matanya menggenang seketika saat ia berhasil membuka tudung kepalanya. Ternyata benar dugaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE : lies and revenge
Mystery / ThrillerDunia kejam? Ya, bahkan sangat kejam. Dunia ini seperti panggung sandiwara. Dimana pun, kapan pun, kemana pun kita pergi, pasti ada sandiwara yang akan disuguhkan didepan mata. Sandiwara yang sangat kejam. Bahkan lebih kejam daripada takdir. Takdir...