Five

10 4 0
                                    

Dongbin mengantarkan Junghwa pulang ke apartemennya. Saat sudah sampai didepan gedung apartemen Junghwa, ia baru ingat satu hal. Dongbin tidak tau password apartemen Junghwa. Ia merutuki kebodohannya. Tidak mungkin kan kalau iya harus menunggu Junghwa bangun terlebih dulu, sementara gadis itu tertidur dengan sangat pulas saat ini. Dongbin tidak tega untuk membangunkannya. Ia ingin menghubungi Jaewoon tapi ia tidak memiliki kontaknya. Pada akhirnya ia memutuskan untuk membawa Junghwa ke apartemennya saja. Toh, dia juga tidak akan berbuat macam macam.

Ia mengemudikan mobilnya menuju ke apartemennya. Tak membutuhkan waktu yang lama mereka sudah sampai di apartemen milik Dongbin. Dongbin menggendong Junghwa menuju unit apartemennya, ia sama sekali tidak tega untuk membangunkan Junghwa. Dengan susah payah ia menekan password untuk membuka pintu unit apartemennya. Ia membawa Junghwa memasuki kamar miliknya, kemudian membaringkan Junghwa diatas ranjangnya.

"Aish, ternyata gadis ini berat juga. Bahkan ia tak terbangun sama sekali." Gerutunya sembari menatap gadis tersebut. Jujur saja, gadis itu membuat kedua lengannya terasa pegal. Kemudian ia melenggang keluar dari kamarnya. Lebih baik ia melakukan kegiatan lain sembari menunggu gadis itu bangun dari tidurnya, entah kapan.

Hari sudah menjelang sore. Gadis tersebut mengerjapkan matanya dan membuka matanya. Ia menatap sekelilingnya, ini bukan kamarnya. Matanya terbelalak seketika. Seingatnya tadi ia tertidur digudang belakang sekolah, sekarang ia berada disebuah kamar yang bernuansa dark.

"Kau sudah bangun rupanya, Putri tidur." Dongbin berdiri didepan pintu kamarnya, menyandarkan tubuh semampainya dan melipat kedua tangannya didepan dada. Dan jangan lupakan tatapan matanya.

"Kau membawaku kemana? Ini dimana? Kau tidak menculikku kan?" Tanya Junghwa secara beruntun.

Dongbin hanyak berdecak melihat tingkah gadis itu. Seharusnya ia mendapatkan ucapan terima kasih kan? Bukan dituding ingin menculiknya.

"Harusnya kau berterima kasih denganku, nona Son. Kau mau aku meninggalkanmu digudang sekolah? Atau kau mau aku meninggalkanmu didepan unit apartemenmu dan kau dibawa oleh pria mesum." Sarkas Dongbin.

"Jadi ini apartemenmu? Kau tidak berbuat macam macam denganku kan?" Tanya Junghwa dengan hati hati.

Dongbin melangkahkan kakinya mendekat kearah ranjang dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Junghwa.

"Karena kau sudah bangun, mungkin sekarang sudah waktunya aku melakukannya." Ujarnya seraya semakin mendekatkan wajahnya dan mempersempit jarak mereka.

"A-apa yang kau lakukan, Dongbin-ssi?" Tanya Junghwa dengan raut wajahnya yang panic. Ia dapat merasakan hembusan nafas Dongbin menerpa wajahnya. Ia sangat berdebar.

"Menurutmu apa yang akan dilakukan oleh dua orang yang berbeda jenis didalam kamar sebuah apartemen yang kedap suara hm??" Jawabnya sambil terus menggoda Junghwa. Sungguh ia sangat senang menggoda gadis didepannya ini. Ekspresinya sangat menggemaskan. Wajahnya memerah karena ulahnya dan gadis itu tengah menutup matanya rapat rapat. Sungguh ia tak dapat menahan tawanya.

Junghwa yang mendengar tawa lepas Dongbin segera membuka matanya dan menatap Dongbin dengan tatapan penuh tanya.

"Apa kau pikir aku akan menciummu? Hahahahah." Dongbin masih terus tertawa. Junghwa yang kesal melempari bantal kearah Dongbin. Sialnya laki laki itu dapat menghindari lemparan bantalnya. Sungguh ia semakin kesal dibuatnya.

Setelah kejadian memalukan tersebut, Dongbin mengantarkan Junghwa pulang. Gadis itu masih diam, tidak mau berbicara karena ia masih merasa kesal. Sampai didepan unit apartemennya, terlihat Jaewoon yang baru saja akan memasuki unitnya.

"Oppa, kau sudah pulang? Tumben kau pulang cepat."

"Hm. Karena hari ini pekerjaanku tidak banyak jadinya aku bisa pulang cepat." Jawab Jaewoon.

LOVE : lies and revengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang