11

4 2 0
                                    

Choi Youngmin, pria itu tengah duduk sembari memikirkan sesuatu yang harus ia lakukan. Sejujurnya, ia cukup khawatir dengan perkataan Lee Junkyu. Mau bagaimana pun anak itu cukup berbahaya, karena ia tidak segan membunuh siapapun. Ia terus terusan memikirkan hal apa yang harus ia lakukan untuk melenyapkan anak itu.

Tangannya terulur untuk meraih gagang telepon yang berada dimejanya dan langsung menghubungi seseorang dan menyuruhnya untuk segera keruangannya. Tak berselang lama pintu ruangannya diketuk oleh seseorang.

"Masuk." Jawabnya. Kim Sungjin, pria itulah yang dihubungi oleh Youngmin. Sungjin langsung mendudukkan dirinya pada sofa diruangan tersebut.

"Apa kau sudah tau? Lee Junkyu ditemukan dalam keadaan tewas." Ujar Sungjin yang memulai pembicaraan.

"Benarkah?" Youngmin hanya membalas dengan jawaban yang acuh. Sementara Sungjin menatap Youngmin dengan menyelidik. Ia curiga akan suatu hal.

"Jadi, kau masih belum menemukannya?" tanya Youngmin.

"Jika kukatakan kalau aku sudah menemukannya sedari lama bagaimana."

"Kau pikir aku tidak tau? Kau sedang mengajakku untuk bermain main, Kim Sungjin. Dan kau berhasil mengulur waktu agar aku tidak segera bertindak. Anak itu, aku sudah mengetahuinya. Dan aku akan bergerak tanpa bantuanmu lagi." Ujar Youngmin.

"Bagus kalau begitu. Aku sudah malas untuk mengurus hal ini."

"Jangan kau ulangi lagi perbuatanmu ini Kim Sungjin, atau kau akan bernasib sama seperti Lee Junkyu." Jelas Youngmin.

Sungjin hanya terkekeh pelan. Ternyata benar dugaannya. Choi Youngmin telah membunuh Lee Junkyu. Sungguh pria ramah yang malang.

"Ternyata benar dugaanku." Lirih Kim Sungjin.

"Kau tau keberadaan Bob?" tanya Youngmin. Sungjin lantas membelalakkan matanya. Ada apa Youngmin menanyakan keberadaan Bob? Pikirnya begitu.

"Kenapa kau menanyakannya?"

Sungjin jelas mengenal siapa Bob itu. Apa lagi yang akan dilakukan si Choi satu ini?

"Tentu saja memberikannya pekerjaan." Jawab Youngmin enteng sembari menampakkan smriknya.

Sungjin menghela nafasnya. Sungguh, ia tak habis pikir dengan pemikiran seorang Choi Youngmin.

"Kudengar, dia berada di Rio De Jenairo."

"Kalau begitu hubungi dia, minta dia segara datang ke Korea atur pertemuan dengannya. Untuk semua biayanya, aku yang akan tanggung. Si keparat itu tidak akan mau datang jika tidak begitu." Ucap Youngmin dan berlalu pergi keluar ruangannya.

~

~

~

Junghwa sudah berada di apartemennya bersama Nami. Sedari pagi hingga ke sore hari ia berada diapartemen Nami. Dongbin menitipkannya kepada temannya itu seharian ini. Nami sangat paham apa yang akan dilakukan oleh Dongbin, tapi tidak dengan Junghwa. Gadis itu bahkan sempat merasa kesal. Padahal dia bukan anak kecil yang harus dititipkan kepada tetangga saat orang rumah sedang ada urusan.

Hari sudah gelap, dan Dongbin belum juga kembali. Dongbin akan menginap diapartemennya selama Jaewoon pergi ke Jeju. Gadis itu tengah duduk pada sofa seraya menonton televisi.

"Junghwa, apa kau lapar? Aku ingin memesan makanan. Bukannya aku malas memasak hanya saja kulkas mu kosong." Ujar Nami.

"Oh itu. Aku belum belanja bersama Jaewoon oppa. Mungkin setelah dia kembali dari Jeju nanti aku akan pergi belanja. Aku juga ingin memesan nanti akan kuganti uangmu."

LOVE : lies and revengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang