Six

10 3 0
                                    

Disinilah mereka, didepan gedung mewah, JG Company. Dongbin dating bersama dengan temannya yang lain, Bohyun, Dabin, Zuho, Sangkyu, Jaewoon, dan juga jangan lupakan Nami. Meskipun ia perempuan, tapi kemampuannya sangat bisa diandalkan.

"Woah... ternyata begini ya penampakannya. Sudah lama aku ingin menapaki kakiku disini." Ujar Dabin dengan kekagumannya.

"Kau yakin ingin bertemu dengan mereka, Dongbin?" tanya Zuho.

"Kalau mereka hanya menjebakmu bagaimana?" sahut Bohyun.

Dongbin melirik temannya tersebut. Dabin yang masih asik mengagumi gedung mewah tersebut, Nami yang terlihat santai, dan dua temannya ini yang memiliki sifat over protective.

"Kalian tenang saja, mereka tidak akan berani berbuat hal serendah itu. Lagipun, kalian tau bagaimana aku jadi tidak mungkin aku sembarang mengiyakan ajakan mereka itu." Jawab Dongbin dengan santai.

Seorang laki laki dengan penampilan rapih datang menghampiri mereka. Kim Junghyun, menghampiri mereka dengan senyuman ramah yang jarang ia tunjukkan ke orang lain. Kedua tangan yang ia masukkan kedalam sakunya, namun tidak dapat menyembunyikan jam tangan mewah yang melingkar dipergelangan tangannya itu. Dabin menatapnya penuh kagum. Perlu diberitahu, Dabin merupakan seorang penggemar kemewahan, jika ditanya apa cita citanya ia akan dengan semangat dan juga sombong 'Aku akan menjadi orang kaya nanti, hidupku akan penuh dengan kemewahan.' Berbanding terbalik dengan Dabin, yang lainnya menatap laki laki tersebut dengan penuh selidik.

"Selamat datang di JG Company, kukira kalian tidak akan datang." Ujar Junghyun.

"Jangan berbasa basi, cepat temui kami dengan Tuan Jeon." Sahut Jaewoon to the point. Junghyun hanya tersenyum menanggapi Jaewoon, kemudian mempersilahkan mereka menuju ruangan Tuan Jeon.

"Kalian tidak sabar ternyata. Baiklah sekarang ikutlah denganku." Junghyun melenggang pergi dengan diikuti oleh Dongbin dan yang lainnya.

Didalam ruangan, ayah dan anak tengah menunggu kehadiran orang mereka tunggu.

"Kau yakin mereka akan datang, Jae?" tanya Tuan Jeon.

"Tentu, mereka akan datang. Dongbin buka tipe orang yang akan mengingkari janji." Jawab Jaeheon.

"Apa sekarang sudah saatnya, Jae?" lirih Tuan Jeon. Jaeheon hanya menatap ayahnya itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia mengerti kegelisahan ayahnya itu. Sangat mengerti.

Disinilah mereka sekarang, berkumpul disebuah ruangan yang biasa digunakan untuk rapat penting dengan orang yang tertentu saja. Tuan Jeon sedari tadi tidak melepaskan pandangannya dari Dongbin. Dongbin sendiri hanya sibuk dengan dunianya sendiri, sedaritadi ia hanya kebanyakan melamun. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Sepertinya itu sangat mengganjal dipikiran Dongbin.

"Kau kenapa, Dongbin-ssi?" tanya Tuan Jeon yang sedari tadi tidak melepas pandangannya dari Dongbin. Ia sangat tau bahwa Dongbin sedang memikirkan sesuatu.

Dongbin sedikit tersentak saat mendnegar suara lembut dari Tuan Jeon. Dia merasa hatinya sedikit menghangat. "Tidak, jadi ada apa kau memintaku dan temanku datang kemari?" tanya Dongbin seraya mengalihkan pembicaraannya dengan Tuan Jeon.

"Aku hanya ingin kau dan temanmu bergabung denganku." Bukan Tuan Jeon yang menjawab, melainkan Jaeheon. Dongbin menaikkan sebelah alisnya. Ia sudah biasa dengan ajakan seperti itu.

"Seberapa besar kepercayaanmu denganku sampai kau mengajak orang seperti kami untuk ikut bergabung denganmu? Bagaimana jika kami berbelok dan malah mengkhianati kalian." Ujar Dongbin.

"Aku sangat percaya denganmu, dan aku yakin kau tidak akan mengkhianati kami." Jawab Jaeheon santai dan menampakkan senyumnnya. Tidak lebih tepatnya seringaian, tapi tidak semenyeramkan biasanya.

LOVE : lies and revengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang