Eight

7 2 0
                                    

Hari sudah mulai gelap. Sepasang remaja yang baru saja menghabiskan waktu mereka dengan bersenang senang dan melewatkan jam sekolah mereka, tengah duduk disebuah taman. Tidak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka berdua. Mereka sama sama menikmati angin yang menerpa mereka.

"Kau masih belum mau pulang?" tanya Dongbin.

"Sebentar lagi. Lagipula Jaewoon oppa pasti belum pulang."

Dongbin menghela nafasnya dan segera menarik gadis itu untuk meninggalkan taman tersebut.

"Lebih baik kita pulang sekarang. Kalau kau tak mau sendirian diapartemen akan kutemani sampai Jaewoon hyung pulang. Lebih baik begitu daripada aku di omeli Jaewoon hyung."

"Ish! Kenapa kau jadi cerewet seperti oppa ku sih." Junghwa hanya dapat menuruti perkataan Dongbin yang menyuruhnya untuk pulang.

Seperti yang dikatakan Dongbin, ia akan menemani Junghwa sampai kakak laki laki gadis itu pulang. Tak seperti biasanya, laki laki itu belum pulang sampai jam makan malam.

"Biasanya oppamu pulang jam berapa?" tanya Dongbin dengan pandangan tetap tertuju kearah layar televisi.

"Biasanya pukul 5 dia sudah pulang dan paling lama pukul 6. Tapi sekarang tidak biasanya dia belum pulang jam segini. Dongbin, aku lapar."

Dongbin menolehkan kepalanya untuk melihat Junghwa. Apa gadis ini akan memintanya untuk mebuatkannya makan malam atau mungkin memintanya untuk pergi mencari makan malam? Enah kenapa, Dongbin suka ketika Junghwa membuatnya merasa kerepotan. Tidak masalah baginya menuruti keinginan gadis itu, tapi bukan Dongbin namanya jika ia tidak menggoda Junghwa terlebih dahulu.

"Kalau lapar kau harusnya makan, bukan mengadukannya denganku."

"Tapi tidak ada makanan."

"Yasudah." Jawab Dongbin dengan nada cueknya. Ia hanya ingin mengerjai Junghwa. Gadis itu berdecak kesal. Apa Dongbin ini laki laki yang tidak peka?

"Kau ini tidak peka ya! Kau buatkan aku makanan atau kau pergi keluar untuk mencari makan."

Benar dugaan Dongin.

"Aku malas."

"Ayolah, Dongie~~" gadis itu merengek sembari mengguncang tubuh Dongbin.

Sepertinya gadis itu tidak sadar jika ia sudah menggoda Dongbin. Sementara Dongbin tersentak karena perlakuan gadis itu. Niatnya ia ingin menggoda gadis itu, kenapa sekarang gadis itu yang menggodanya? Tubuhnya terus diguncang oleh gadis itu, dan dengan cepat ia meraih tangan gadis itu dan menahannya.

Dongbin tertegun. Ekspresi gadis itu sangat menggemaskan sekarang. Maniknya yang sedikit berkaca kaca, dan ekspresi memelas gadis itu. Ah tidak! Mungkin itu bukan memelas. Gadis itu sedang ber-Aegyo saat ini. Bibirnya yang mengerucut. Dongbin mendekatkan wajahnya. Ia sungguh tidak tahan ingin mencium gadis didepannya. Niat hati ia ingin mencium gadis itu dan membuat gadis itu merona karena malu, malas sebaliknya.

"AKU LAPAR DONGBIN!!" gadis itu berteriak kesal tepat didepan wajah Dongbin. Dongbin menatap gadis itu dengan tatapan kesalnya.

"Aish kau ini kenapa merusak suasana sih?"

"Merusak suasana apanya?!! Aku ini sedang kelaparan Han Dongbin!!" ketus Junghwa. Dongbin mengehela nafasnya. Ingatkan Dongbin untuk tidak mengganggu gadis ini ketika ia sedang kedatangan tamu dan saat sedang lapar. Junghwa berubah menjadi sangat menyebalkan.

"Yasudah kau pesan saja makanan sana. Aku sedang malas keluar, pesankan untukku sekalian." Ujar Dongbin. Lebih baik dituruti saja bukan keinginan gadis itu daripada ia semakin mengamuk.

LOVE : lies and revengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang