❗Sorry for typo❗
••
•
🌺Happy Reading🌺
••
•
"Kamu di ciptakan bukan untuk menjadi sempurna, tapi untuk menjadi nyata"
Min Yoongi
"Hyunie sayang,, hiks, tolong bantu eomma untuk bertemu adikmu, ne?" mohon SeoYoon pada putra sulungnya Junghyun.
Ia terlihat menggeleng pelan dan melepaskan genggaman ibunya perlahan.
"Tidak, eomma. Aku bahkan tidak berniat untuk membuatmu sadar sedikitpun. Aku hanya menjalankan apa yang Jungkook minta dalam mimpi itu. Kalau saja Jungkook tidak datang dalam mimpiku saat itu, aku pasti tidak akan datang kesini dan membiarkan mu mati dalam keadaan terus membencinya." ucapnya datar.
"Hiks,, tidak Junghyun, jangan melakukan hal itu pada eomma. Eomma menyesal, nak" isak SeoYoon sambil terus menunduk.
Jari jari lentiknya ia gunakan untuk menggenggam erat jerusi besi dihadapannya. Sungguh, Seoyoon yang sekarang sangat lah berbeda dari Seoyoon yang beberapa jam lalu berhadapan dengan Yoongi.
Matanya memerah karna menangis, rambut panjang nya sedikit terurai berantakan. Tidak ada sirat kebencian lagi dalam binarnya yang berair. Sekarang, yang tersisa hanyalah air mata penyesalan.
"Jangan memohon padaku, eomma. Sekarang Jungkook belum di temukan atau bahkan— ia tidak akan pernah di temukan kita tak tau, bukan?. Dan sekarang, eomma hanya bisa menunggu, menunggu sebuah keberuntungan apa yang akan menantimu. Apakah akan ada kesempatan untuk bertemu Jungkook atau kau harus tertidur dengan dongeng mu sendiri agar bisa mendapat kesempatan pertama. Kau sendiri yang mengatakan, bukan. Bahwa kau menyesal karna tidak bisa menidurkannya dengan nyanyian tidurmu sehingga Jungkook tertidur dengan dongeng yang ia buat sendiri? Apa kau tidak tertarik melakukannya??" ujar Junghyun santai, sambil memainkan jarinya lihai tepat di atas kue tart mini yang sebelumnya ia bawa dengan susah payah.
Seoyoon menutup mulutnya tak percaya, "Apa kau baru saja meminta eomma mu ini mengakhiri hidupnya sendiri, Junghyun ahh?? Sebenci itukah kau sampai ingin melihatku mati, huhh??" ujarnya tak percaya.
"Jika aku boleh jujur— aku memang membenci eomma,, aku,,, sangat membencimu!! Eomma,, hiks" ujarnya sambil mendongak menatap sang eomma dengan tatapan penuh luka.
"Tolong buka pintunya,,, hiks, aku takut,," cicit Jungkook yang saat itu terbilang masih sangatlah kecil.
"Tenanglahh,, hyung ada di sini, heum."
ucap yang lebih besar menenangkan di balik pintu usang yang berada di ujung kamar tamu tepat di samping taman."Hyung, bukakan pintunya' aku takut,, hiks" pintanya dari balik pintu sebuah gudang yang cukup besar dan kotor.
"Hyung akan carikan kuncinya, kau tunggu hyung, ne?" ucapnya sebelum ia pergi meninggalkan Jungkook yang menangis lirih dalam gudang pengap itu. Jujur saja, Jungkook itu fobia gelap jadi mungkin saja ia sudah lemas di dalam sana.
Junghyun pergi ke ruang tengah untuk mencari kunci gudangnya sendiri, karna tidak mungkin kan ia meminta kunci nya pada sang appa karna jika sang appa sudah memberi Jungkook hukuman ia tak akan tanggung tanggung tanggung untuk membuat keadaan nya menjadi seburuk mungkin, terlebih beberapa menit lalu sang appa sudah pergi meninggalkan rumah menuju kantor karna panggilan mendadak.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secret (END) - JJK
FanfictionAda sejuta cerita dalam satu kehidupan seseorang dan ada sejuta rahasia di dalam satu ceritanya. Sebagian rahasia terkadang lebih baik di biarkan tetap sebagai rahasia, Karna kau tau kan,? Rahasia tercipta memang hanya untuk di sembunyikan. Lalu...