10.BLUSH

408 23 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE
HAPPY READING.

"Makan atau mau gue suapin."

Ucapan Haiden tersebut sontak saja membuat Lea melototkan matanya.

Apa apaan ini,semakin lama kakak kelas nya yang ini semakin aneh.Belum lagi jantung cantiknya yang terus saja berdetak dengan kencang.

"Aduh jantung ku kenapa gini,perasaan ga ada riwayat penyakit jantung deh."batin Lea menjerit.

"A--pa?"tanya Lea sekedar memastikan apa yang ia dengar.

"Makan sendiri atau mau gue suapin."jelas Haiden sambil membawa bungkusan nasi yang sudah ia letakkan di dalam piring ke pangkuannya.

Lea yang melihat itu langsung mengambil alih piring yang berisikan nasi goreng tersebut dan memangkunya."E---nggak kak,makasih aku bisa makan sendiri."ucap Lea yang langsung saja memakan dengan rakus untuk menghilangkan rasa gugupnya.

Haiden yang melihat itu hanya tersenyum kecil bahkan seperti tidak tersenyum sama sekali.Bahkan ia memperhatikan kegiatan Lea selama memakan nasi yang ia bawakan.

Lea yang merasa diperhatikan pun salah tingkah."Kenapa ya kak?"tanya Lea kepada Haiden sambil terus meraba raba dan melihat penampilannya.

"Cantik."gumam Haiden sambil mengacak-acak pelan rambut Lea

Lea yang diperlakukan seperti itu pun menegang dan membuat pipinya merona menahan malu.

Haiden yang melihat itu pun terkekeh dengan refleks ia mengusap-usap pipi Lea dengan lembut.Namun bukannya memudar justru semakin memanas dan semakin merona.

"Ini kenapa?"tanya Haiden pura-pura tidak tahu dengan tangan yang masih mengusap-usap pipi milik Lea.

Lea yang merasakan pipinya memanas pun menepis pelan tangan Haiden dan menutup seluruh mukanya dengan telapak tangannya.

Malu pake banget.

Haiden terkekeh dengan kelakuan unik Lea.Hal itu membuat Haiden yakin atas apa yang ingin ia pastikan."Terlihat sangat menggemaskan."batinnya.

Cukup lama keadaan kembali hening,dengan Lea yang sibuk menghabiskan makanan nya dan Haiden yang sibuk dengan pemikirannya.

"Kak."

"Lea."

Secara bersamaan Lea dan Haiden berucap.Situasi
tersebut membuat suasana yang canggung menjadi semakin canggung.

"Duluan aja kak."ucap Lea sambil tersenyum canggung.

"Lo aja,"balas Haiden sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kakak aja deh."

"Lo aja duluan."

"Emang gapapa nih?"tanya Lea.

"Ya gapapa."

"Aku mau bilang makasih udah bawain makanan,ga usah repot-repot bawain makanan deh.Kalo mau juga gapapa,eh aduh keceplosan deh."cerocos Lea yang membuat Haiden terkekeh.

"Terus kakak mau bilang apa?"

"Ah--eehh,"ucapan Lea membuat Haiden memberhentikan tawanya dan menatap Lea dengan gugup.

"Kakak mau bilang apaan tadi?"desak Lea kepada haiden.

"Gue mau bilang sesuatu sama lo."

"Iyaa,apaan."ucap Lea antara tak sabaran dan greget.

HAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang