29.RESAH

196 22 3
                                    


JANGANLUPA VOTE KOMEN ADD PERPUSTAKAAN KALIAN DAN PALING PENTING DI FOLLOW YAH.

KARENA BANYAK BANGET PART YANG AKU PRIVATE,

DIBUTUHKAN KRITIK DAN SARAN
JIKA ADA KESALAHAN PENULISAN SILAHKAN KOMEN DI PARAGRAF TERSEBUT YAA.

TERIMA KASIH

*****

Hah!entah kenapa semenjak ia masuk ke kamar nya ia merasakan sesuatu yang tidak enak.

Perasaannya sangat tidak karuan,entah kenapa ia malah mengingat Haiden.

Ngomong-ngomong soal Haiden,entah kenapa ada rasa rindu dan cemas melingkupi hatinya,Lea pun tak tahu apa yang terjadi sebenarnya.Yang ia rasa hanya perasaan cemas yang berlebihan.

"Ck,aku kenapa sih."ujarnya menenggelamkan kepalanya ke bantal dengan posisi tengkurep.

Grasak grusuk terdengar di kamarnya,Lea tak bisa tidur siang dengan tenang.Entahlah mungkin perasaan atau mungkin memang benar adanya bahwa Haiden akan meninggalkannya.

Bayangan ketika Haiden menggandeng tangan wanita lain sembari tersenyum membuat Lea menggeleng-gelengkan kepalanya guna mengusir pikiran aneh yang tiba-tiba ia bayangkan.

"Arghhhhh!"

Eric yang sedang berada di dapur pun terkejut ketika mendengar suara teriakan Lea.Dengan cepat ia berlari dan mengetuk-ngetuk pintu kamar sang adik yang tertutup rapat.

tokkk....tokk..

Eric mengetuk dengan tak sabaran,seakan ingin membuat pintu tersebut bolong.

"Lea!"

"Jangan mati dulu,lo gamau lihat gue punya anak?"

"Lo gamau liat keponakan lo yang unyu-unyu?"

"Lo gamau nikah sama Haiden?"

"Ehh kan kalian udah putus ya?"tanya eric dengan begonya."Kasian deh lo."ejeknya terkekeh mengakhiri pembicaraan gajenya.

"Lea?"tanya nya ketika tidak ada respon sedikit pun yang diberikan oleh sang adik.

"Lea lo mati beneran atau gimana?"

"Jangan mati dong,ntar gue yang dijadiin saksi kan ribet."

"Lea? Lo beneran mati ya?"

"Ntar dulu gue mau panggil satpam."Dengan cepat Eric berlari tanpa menghiraukan Lea yang mati beneran apa nggak.

Lea yang sedari tadi mendengar ocehan dari mulut kakak laknatnya pun menggeram.Emang Lea sefrustasi itu apa ditinggal Haiden.Ya walaupun sempat nangis-nangis ga jelas itu saja sudah membuat Lea meringis malu.

Tiba-tiba terdengar ketukan lagi,kali ini ia berjalan dengan perlahan dan membuka pintu yang membuat ia melongo.Bagaimana tidak Ia kira hanya satpam seorang saja yang Eric datangkan ternyata hampir seluruh pembantu juga di ajak.

Benar-benar Eric ini!

"Loh neng Lea sehat-sehat aja kok,"ucap seorang pembantu yang diangguki oleh pembantu lainnya.

HAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang