19.ANEH

225 18 1
                                    

HAPPY READING.JANGAN LUPA VOTE KOMENT AND SHARE.

*****
Tak terasa hari sudah memasuki sore, selama itu pula mereka sudah berjam-jam bersantai di rooftop sekolah.Ya memang saat mereka ke rooftop sebenarnya bukan membolos hanya saja tadi seluruh guru dikumpulkan dan ada rapat yang mengharuskan untuk hadir semuanya.

Haiden yang lebih dulu bangun dari tidurnya pun kembali melihat Lea yang masih tertidur lelap di pangkuannya.

Rasa bahagia memenuhi pikiran Haiden,walau keadaan kakinya yang sudah sangat terasa kebas namun ia tak ingin membangunkan Lea.

Melihat wajah Lea yang sedang tertidur dengan menampilkan wajahnya yang terlihat sangat lelah.Haiden tak pernah dan gak akan pernah bosan untuk menatap wajah cantik Lea.

Miliknya,ya hanya miliknya seorang.

Namun,seakan tahu ia tengah ditatap,Lea terusik dan bangun.Sambil mengerjap-ngerjap matanya ia melihat Haiden yang tengah menatapnya.Seakan teringat dengan posisi mereka yang sangat atau bisa dibilang sangat intens Lea dengan cepat bangun dan duduk di samping Haiden.

"Maaf ya gara-gara aku kaki kamu jadi kebas gitu,"ucap Lea dengan sesal.

"Gapapa."

Setelah itu mereka terdiam menikmati keindahan sore dengan keadaan sinar mentari yang sendu.Mereka berdua duduk sambil menatap kearah jalan yang sangat ramai.

"Lea?"

"Iya ada apa?"ucap Lea mengalihkan tatapannya yang semula menatap jalan ramai kini menatap Haiden yang juga menatapnya.

"Kalo...Misalkan aku nanti buat kesalahan kamu maafin aku ga?"

"Mm..tergantung."balas Lea mengalihkan pandangannya yang semula menghadap Haiden kini menatap jalanan yang mulai padat.

"Tergantung?"

"Iya tergantung kesalahan apa yang kamu perbuat."ucap Lea memandang Haiden dengan senyum sendu miliknya.

Haiden hanya terdiam,bagaimana jika kesalahannya fatal.

"Misalnya?"

"Ya kalo kesalahan kamu masih bisa dimaafkan mungkin bisa dipertimbangkan,"balas Lea.

"Kalo..kesalahan nya fatal gimana?"tanya Haiden penasaran.

"Emang kamu buat kesalahan apa?"balas Lea yang kembali mengajukan pertanyaan.

Haiden hanya diam,bingung mau merespon bagaimana ia takut nanti ia akan salah untuk merespon pertanyaan Lea.

"Kalo kesalahan kamu fatal,mungkin aku bakal pergi dari kamu jika itu menyangkut tentang kita berdua,"lanjut Lea yang kembali membuat Haiden bungkam.

Suasana sunyi menemani mereka,Lea yang bingung kenapa Haiden menanyakan ini dan juga Haiden yang bungkam ketika mendengar penjelasan dari Lea.

Ia berharap hubungannya dengan Lea baik-baik saja.Namun harusnya bukan itu yang ia pikirkan ,yang sebenarnya yang harus ia harapkan adalah berharap mereka harus bisa melewati rintangan dan halangan dalam hubungan mereka.

Ia berharap mereka berdua akan tetap bersama selamanya,seperti saat ini.Saat dimana Mereka menikmati waktu dengan indahnya.Tanpa sebuah masalah.

Namun bukan hubungan yang hebat kalo tidak ada sedikit pun masalah yang menimpa mereka.

Haiden melupakan itu.

Melupakan bahwa setiap hubungan pasti punya masalah.

*****

Haiden dan Lea kini tengah berada di dalam mobil milik Haiden,rencananya Haiden ingin mengantar pulang Lea.

Namun ketika ia sedang memasang seat belt nya tiba-tiba sebuah panggilan masuk dan segera Haiden mengangkat panggilan tersebut.

HAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang