23.SEBUAH PAKET

183 17 6
                                    

HAPPY READING

****

Seorang paruh baya sedang menatap sebuah foto keluarga yang terdapat seorang laki-laki paruh baya,seorang wanita sambil menggendong anak perempuan dan seorang anak laki laki tersenyum menatap kamera.

Layaknya sebuah keluarga bahagia,namun karena suatu kejadian keluarga tersebut terpecah.

Dengan senyum kecut,paruh baya tersebut ,mengusap foto tersebut dengan mata yang menyiratkan penuh kerinduan.

Ceklek...

Pintu terbuka menampakkan seorang anak laki-laki berjalan menghampiri seorang paruh baya tersebut dengan membawa nampan yang berisikan makanan.

"Pa,makan dulu,"

"Iya,letakkan di atas nakas saja."saut paruh baya tersebut tanpa menatap anak laki-laki nya.

"Pa,nanti malam aku mau Papa hadir di makan malam,"

"Papa usahakan nak,"

"Papa harus datang sekarang,ada hal yang ingin aku kasih tau ke Papa."jelasnya kepada seorang laki-laki yang disebutnya Papa.

"Baiklah nanti Papa datang."

"Baik Pa,nanti malam jam 7 di restoran biasa,"ujarnya."Aku pergi dulu Pa."lanjutnya seraya pergi meninggalkan kamar mewah milik Papa nya.

Dengan perlahan ia menutup pintu kamar.

"Semoga hadirnya kamu,membuat papa kembali bersemangat lagi."batinnya.

*****

Seorang laki-laki berdiam diri sambil memikirkan sesuatu.

Kadang-kadang kening miliknya mengerut pertanda sesuatu yang dipikirkannya sangat sulit.

Ada sesuatu yang ingin ia sampaikan kepada kekasihnya.Namun ia urungkan karena kejadian tadi siang terlintas dan sukses membuat Haiden mengeraskan rahang miliknya.

Nyatanya egolah yang menjadi pemenangnya.

Haiden sudah mempertimbangkan sesuatu dengan matang.bahwa ia akan mengikuti apa yang disarankan oleh gurunya.Dan akan mempercepat semuanya.

Dengan gesit tangan kekar miliknya memencet nomor di ponselnya dan tak lama panggilan tersebut tersambung.

"Selamat sore bu,saya menyetujui yang tadi,"

"Sore kembali.Beneran Haiden?jadi mau kapan keberangkatannya?"

"Nanti saya kabarin lagi bu,saya permisi.Selamat sore."

Datar dan akan selalu datar itulah Haiden,namun dengan cepat ia keluar kamar untuk menemui Bunda dan Papa nya.

Haiden berjalan menuju ruang tamu yang disana terdapat sepasang paruh baya duduk sambil sesekali bercanda.

Ketika dirasa ada seseorang yang sedang ke arah mereka,Bunda Haiden segera menengok dan mendapati anak sulung nya berjalan dengan wajah datar dan dingin miliknya.

"Abang ada apa,tumben kesini?"

"Ada suatu hal yang ingin Haiden kasih tau."

Mendengar suara sang anak yang serius,Papa nya dengan cepat duduk tegak seraya mendengarkan apa keluh-kesah anaknya.

Anak nya yang satu ini sangat jarang sekali berkeluh-kesah,Makanya moment seperti ini sangat jarang sekali terjadi.

"Haiden dapat kesempatan buat lomba ke Luar negeri selama sebulan."

HAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang