18.KEBERSAMAAN

239 18 1
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA VOTE KOMEN AND SHARE

BOLEH GA SIH AKU UP PAKE TARGET 10 KOMENT 10 VOTE AJA INSYAALLAH BAKAL UP

Seseorang tengah menatap kedepan dengan mata yang menampilkan kebencian atas kebahagiaan seseorang yang ia kenal.Mungkin ia akan di bilang teman yang nusuk dari belakang tapi apalah daya ia hanya bisa berlindung dibalik seseorang dengan senyum keikhlasan.

seseorang itu berjanji akan membalas dan merebut apa yang telah direbut darinya secara paksa.

Ia berjanji.

*****

Setelah peristiwa memalukan yang Haiden lakukan kepadanya,Lea kini sedang duduk di rooftop dengan kaki yang ia selonjorkan.

Haiden yang berada di sebelahnya mulai membaringkan kepalanya di atas paha Lea.Lea terkejut dengan apa yang haiden lakukan namun tak berselang lama Lea mulai terbiasa.

Sedangkan Haiden mulai memejamkan mata sambil menikmati usapan tangan Lea di kepalanya.

Cukup lama mereka terdiam.membiarkan angin berhembus dengan tenang menemani kesunyian yang ada di antara mereka.

Haiden yang merasa kantuk mulai menyerang pun membalikkan badannya dan memposisikan kepalanya menghadap ke arah perut ramping milik Lea.

Lea yang merasakan itu pun menggeliat merasa tak nyaman dengan posisi mereka saat ini.Namun Haiden hanya diam dan kembali memejamkan matanya,tibatiba tangan Lea ditarik oleh Haiden dan diletakkan di kepalanya guna menyuruh Lea mengusap kembali kepalanya yang sempat terhenti.

Lea hanya menuruti keinginan Haiden,baginya itu hanya pekerjaan mudah dan berhasil membuat hati nya menghangat.

Ia sudah memaafkan Haiden,dan Haiden pun sudah menjelaskan semuanya.Jadi ia tidak perlu merasa Haiden akan meninggalkannya.

Ketakutan saat dimana Haiden meninggalkannya dan pergi bersama wanita lain membuat ia merasa tak rela.

Namun Haiden mengatakan ia tak akan bersama wanita lain hanya demi meninggalkan Lea.

Patut kah Lea percaya? harusnya Lea percaya.

Ia bertekad akan mempercayai apapun keadaan Haiden nantinya.

Haiden membuka matanya ketika tangan mungil milik Lea tak lagi mengusap-usap rambutnya.

Dan menatap ke arah Lea yang sedang melamun,entah  apa yang Lea lamunkan,Haiden hanya memperhatikan ketika kening Lea mengerut seperti tengah memikirkan sesuatu yang sangat sulit untuk diselesaikan.

"Kenapa?"

Suara Khas milik Haiden membuyarkan Lea atas lamunan nya, ia pun memandang ke bawah dimana letak Haiden.

Ia hanya tersenyum dan membalas pertanyaan Haiden dengan menggeleng tanda ia tidak apa apa.

"Kenapa?"tanya nya lagi menuntut jawaban dari Lea.

"Gak papa kok,"balas Lea dengan tersenyum menatap mata jernih milik Haiden.

"Kalo kata Refan,cewek kalo bilang gapapa pasti ada apa apanya,"ujar haiden dengan perkataan polos yang sempat ia dengar ketika ia,Refan dan Devan kumpul bersama membahas wanita yang katanya susah untuk dipahami.

Lea yang mendengar itu membelalakkan matanya,antara ingin tertawa melihat kepolosan Haiden dan bingung dengan sifat Haiden.

"Aku emang gak papa kok,"balas lea dengan senyum tertahan.

"Yaudah."singkat Haiden yang membuat percakapan mereka terhenti.

Namun bukannya ketenangan yang mereka dapat,justru suara bising dan juga perang mulut yang membuat Lea maupun Haiden refleks menoleh ke arah dimana kedua cowok tampan tersebut sedang beradu mulut.

HAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang