17.MAAF

274 18 1
                                    

Happy reading,jangan lupa vote and komen sebelum membaca.

*****

Lea berjalan tak tentu arah,pikirannya berkecamuk.Banyak pikiran negatif menghampirinya,namun dengan cepat ia menepis semua itu.

Ia tak mau berprasangka buruk pada Haiden,mungkin saja itu saudaranya.

Ia hanya ingin Haiden yang menjelaskannya.

Tanpa terasa Ia sudah sampai di depan kelasnya,dengan langkah gontai ia melangkah menuju tempat duduknya.

Lea mendaratkan bokongnya seraya melepas tas ransel miliknya dan segera menelungkupkan wajahnya diantara kedua tangan miliknya.

Suara decitan kursi disampingnya tak membuat Lea mengubah posisinya.

"Ehm."Suara deheman seseorang membuat Lea mengalihkan pandangannya yang semula menatap ke arah bawah kini berbalik menatap seseorang yang berdehem.

Namun Lea mengabaikan begitu saja dan menganggap itu hanya angin lalu.

Lelaki tampan tersebut hanya terdiam,keningnya berkerut merasa heran dengan gadis tersebut tidak biasanya ia terdiam seperti mayat hidup.

Aleric kembali melirik kearah dimana Lea menelungkupkan tangannya.

"Lo kenapa?"tanya Aleric dengan penuh kehati-hatian.

Namun tidak ada balasan dari Lea,malah semakin merapatkan kepalaya di atas lipatan tangannya.

Aleric hanya bisa menghela nafas panjang dan mencari ide untuk membuat Lea kembali ceria seperti biasanya.

"Le,gimana kalo kita ke kantin aja tuh,"ajak Aleric kepada Lea yang dibalas gelengan oleh Lea.

Namun Aleric tidak putus asa dan akan terus mencari cara untuk mengembalikan keceriaan dari seorang Lea.

ihhh jadi pengen dapat gebetan kayak Aleric dehhh;)
SKIP;)

Seakan mendapat ide yang bagus Aleric tersenyum dengan penuh kemenangan.

"Lea,gimana kita beli es cream kuy!"ajak Leric dengan penuh semangat.

"Kuy,"jawab Lea dengan senyum ceria nya,seakan tadi tidak terjadi apa pun.

Aleric hanya terdiam dengan wajah cengo yang menghiasi wajah gantengnya,(untung ganteng lo bangg)

"Loh kok kamu sih yang bengong,"ujar Lea dengan cemberut sembari menarik-narik tangan Aleric.

"Eh,iya-iya bentar elah tadi aja kek hidup segan mati tak mau lu."ejek Aleric kepada Lea.

Seakan tak mendengar apapun Lea berjalan meninggalkan Aleric yang masih ngoceh di tempatnya.Lea berjalan dengan riang seakan tak ada beban sedikitpun di pundaknya.

Aleric hanya menggeleng dan ikut melangkah sambil memperhatikan sesosok gadis ceria yang tadi sedikit mendung.

*****

Suasana dikantin yang tadinya sepi kini riuh karena bell istirahat berbunyi lima menit yang lalu.Para siswa dan siswi berebut untuk mendapatkan antrian paling cepat supaya bisa meredakan cacing-cacing yang sudah memberontak.

Lea berjalan dengan pelan memasuki area kantin melihatnya saja Lea kembali mendadak lesu.Bagaimana tidak niat nya ingin bersantai harus gagal dikarenakan ramainya siswa dan siswi.Yaiyalah rame kan kantin;)

Namun sebuah tepukan di pundaknya mengalihkan pandangan nya dan menatap siapa yang sudah menepuk pundaknya.

"Kenapa?"tanya nya kepada Aleric yang sudah berada tepat dibelakangnya.

HAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang