27.HIBURAN

177 18 6
                                    

JANGAN LUPA VOTE

PENTING!!!!

*****

Haiden duduk di balkon kamar apartemen miliknya.Dengan ditemani segelas kopi penunda rasa kantuk ia menatap ponsel yang terdapat sebuah foto gadis tengah tersenyum menatap kamera.Sesekali ia mengusap dan terus menatap dengan perasaan rindu.

Sesekali ia mengusap dan terus menatap dengan perasaan rindu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hatinya rindu ketika teringat senyum manis milik gadisnya.Entahlah gadisnya atau bukan ia hanya bisa berharap bahwa status mereka masih sama.

Sekelibat pikiran teringat momen dimana ketika ia menyatakan perasaan kepada gadisnya,semburat merah di pipi sang kekasih yang membuat ia tanpa sadar tersenyum.

Namun bagai kaset rusak kini hadir ingatan ketika kekasihnya lebih memilih pergi bersama orang lain dibanding dirinya.

Dengan cepat ia mematikan ponsel dan meletakkannya di samping kursi kosong apartemen mewahnya.

memangku sebuah gitar dan memetik asal.Ia sangat merasa kacau kali ini.

Drttt....Drttt...

Ponsel miliknya bergetar pertanda ada sebuah notifikasi,dengan cepat ia meletakkan gitar dan mengambil ponsel miliknya.

Sebuah panggilan dari sahabatnya membuat kening nya mengkerut,ada apa tiba-tiba saja temannya menelpon pasti ada sesuatu.

Seakan menimbang-nimbang apakah harus mengangkat atau malah mengabaikan panggilan tersebut namun dengan segera ia mengangkat panggilan dari sahabatnya Devano.

"Lama amat woy,jamuran gue nunggu lo angkat telpon,"

"Kenapa?"tanya Haiden tanpa menghiraukan omelan sahabatnya,tentu saja hal itu membuat Devan mendengus kesal dan menggeram.

"Lo tuh ga ada basa-basinya ya,maunya to the point aja!"

"Serah,ada apa?"

"Ini urgent banget ,Lo harus tahu,"

"Apa?!"ketus Haiden.

"Langsung ke intinya atau mau basa basi dulu nih,"

"To the point!"sarkas haiden yang membuat Devano memberengut kesal.Temannya yang satu ini paling tidak bisa diajak basa-basi.

"Iya-iya,jadi gini kan lo disana belum tau kapan,nah kira-kira lo kapan balik?"tanya Devano,kali ini dengan nada serius.

HAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang