Chapter 15 | Cino dan Teater

11 1 0
                                    

"Jikalau kau bermain-bermain dengan keluargaku, maka bersiaplah kau akan kubuat menderita." -Gerry.

***

Acara pentas seni baru saja selesai digelar. Mocha dan Cino tengah sibuk membicarakan pertunjukan teater yang menjadi acara penutup dari pentas seni. Mereka berdua tengah asik pacaran di taman sekolah. Membiarkan mereka berdua menjadi topik pembicaraan orang-orang sekitar sekarang. "Cha, kamu mau langsung pulang atau ke pemakaman dulu? Hari ini 'kan bertepatan dengan satu bulannya kepergian bapakmu." Cino tengah bersiap-siap untuk mengantarkan Mocha ke mana pun pergi.

"Entah sih, aku lagi males untuk pulang juga. Mungkin aku bakal pergi ke tempat hiburan aja," jawab Mocha lalu bangkit berdiri untuk bersiap-bersiap pergi. Dikarenakan hari masih sore, Cino kepikiran untuk mengajak Mocha jalan-jalan. "Ya sudah, kita jalan-jalan di luar du-" Di saat Cino tengah berbicara, dirinya salah fokus saat melihat darah kering di pipi kiri Mocha. Padahal seharian ini ia selalu bersama dengan Mocha, namun kali ini dirinya baru mengetahui ada sebuah darah kering menempel di pipi kiri Mocha. Berusaha untuk berpikir positif, tapi tetap saja Cino tidak bisa melakukannya, ia benar-benar khawatir atas apa yang menimpa Mocha sebelumnya. "Bentar deh, kok di pipi kiri kamu ada darah kering?" Cino kemudian mengusap dan mengambil darah kering di pipi kiri Mocha.

Mocha pun terkejut karena ketahuan ada darah yang menempel di pipi kirinya. Padahal dia sudah benar-benar menyembunyikan darah tersebut. Padahal tadi aku sudah obati dulu luka ini, sebelum pergi ke aula lagi. Bahkan aku minta tolong ke Nanda, kalau aku khawatir nanti ada infeksi apapun, jadinya aku minta dia untuk mengecek pipi kiriku. Mocha berusaha menyembunyikan atas apa yang ada di pipi kirinya. "Eh, nggak ada apa-apa kok, biasa ini suka tiba-tiba ada darah di wajahku." Bukannya membuat Cino tenang, yang ada ia semakin penasaran dengan asal muasal darah tersebut.

"Cha, tolong jujur ini darah dari mana?" Cino mulai kesal karena mengetahui Mocha sedang menyembunyikan sesuatu. Mocha hanya terus menggelengkan kepalanya, berharap Cino tak membahasnya lagi. "Cha, aku gak suka ya kalau kamu bohong gini! Kalau kamu gak jujur, aku bakal ninggalin kamu sendirian di sini." Cino memperingatkan Mocha sekali lagi. Ia sudah tak tahan untuk menampung kekesalannya. Ia tak suka melihat orang yang dicintainya itu kesakitan bahkan sampai tubuhnya berdarah. Cino tak bisa mengendalikan diri tubuhnya kalau setiap melihat sesuatu yang berkaitan dengan darah.

"A-anu itu." Mocha tetap saja tidak ingin berbicara mengenai darah tersebut.

"Anu apa?!" Suara Cino mulai meninggi. Mocha menghela napas, berharap tak akan terjadi hal-hal buruk. "A-anu, aku ditampar oleh Kevin." Mata Mocha mulai merintikan air mata.

"Maksudmu Kevin Si Ketua Dramatic Theater?" tanya Cino untuk memastikan orangnya.

"I-iya. Sudah ya, No, jangan dibahas lagi," pinta Mocha. Dia tak ingin ada sesuatu masalah besar yang terjadi hanya karena permasalahan ini. Cino pun meminta Mocha untuk duduk terlebih dahulu dan berusaha membuat Mocha tenang. Cino menjelaskan kalau dia tidak marah ke Mocha kalau berkata sejujurnya dari awal. Cino berkata ada sesuatu urusan yang harus ia selesaikan sekarang dan meminta Mocha untuk tetap diam di sini. Mocha terus meminta Cino untuk tetap diam di taman saja, tapi Cino malah langsung pergi meninggalkan Mocha yang sendirian. Cino pergi dengan membawa kekesalan karena melihat Mocha yang berdarah, sedangkan Mocha malah menangis karena khawatir tragedi akan muncul. Dia ketakutan akan tragedi sejak kematian bapaknya.

***

Para anggota Dramatic Theater tengah evaluasi hasil dari pertunjukan tadi siang. Pelatih dari Dramatic Theater sedang tidak ada di markas teater, dirinya sedang mengurusi anggota teater kelas XII yang baru saja selesai melaksanakan PKL. Gerry dan Nanda tengah sibuk membersihkan riasan yang ada di wajahnya. Evaluasi sebentar lagi akan dimulai. Untuk mengisi waktu, mereka berdua izin untuk membersihkan riasan dan mengganti kostum yang mereka pakai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MochaccinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang