ANGELA 18

6.3K 705 249
                                    

Didepan sana, dihadapannya, ia melihat sahabatnya, Victor keluar dari kedai kopi seraya merangkul seorang gadis dan tertawa bersama.

Lutut Angela melemas, dengan cepat ia memasukan ponselnya kedalam tas lalu berlari menjauh dari dua cafe itu.

Angela menoleh saat mendengar suara klakson.

"Non Lala, ayok masuk" Ucap Arif. Masih ingat? Arifan, sekretaris Arka.

Angela menggeleng. "Gausah om"

Arif tersenyum. "Ayok, gaada taksi tuh. Sekalian om mau kerunah non Lala juga"

Dengan perlahan Angela berjalan lalu memasuki mobil Arif. Ia tak enak jika menolak lagi, lagipula benar apa kata Arif disini tak ada taksi.

Arif melirik putri bosnya sekilas, ia tahu apa yang terjadi dengan Angela. Saat gadis itu memasuki cafe, dirinya sudah berada disana bahkan saat gadis itu dibentak lalu menampar pun, ia menyaksikannya.

***

"Terimakasih om Arif, ayok Lala anter ke papi"

Arif tersenyum. "Sama-sama non"

Mereka berjalan beriringan memasuki rumah. Cantik yang tengah membawa mangkuk menaikan alisnya. "Kakak kok sama om Arif?"

Arka mendongak. Ia mengernyit meneliti penampilan kacau putrinya. Matanya menatap Arif lalu mengisyaratkan agar Angela naik ke kamarnya.

"Al, temenin kakak dikamar" Perintahnya.

Alaric menatap ayahnya bingung namun tak urung menggandeng tangan sang kakak menuju kamarnya.

Cantik mempersilahkan Arif duduk lalu dirinya kembali kr dapur untuk mengambilkan minuman serta beberapa camilan.

"Ada apa?" Tanya Arka. Arka tau Arif tahu sesuatu, terlihat dari tatapannya sedari tadi.

Arif menatap lift dan tangga sebentar sebelum berdeham. "Tadi saya lagi di cafe temen saya pak, saya lihat non Lala masuk ke cafe sama laki-laki, kelihatannya akrab banget mereka foto berdua, ngobrol sambil ketawa-ketawa sampe tiba-tiba saya denger bentakan, dari meja nya non Lala sama temannya.. Mereka sepertinya bertengkar"

Arka mengepalkan tangan serta mengetatkan rahangnya, siapa yang membentak dan siapa yang dibentak? Apa putrinya yang di bentak?

"Awalnya temen saya yang punya cafe mau menenangkan, tapi saya larang karna saya pengen liat laki-laki itu akan terus membentak non Lala atau engga"

Benar. Putrinya yang dibentak, hei ia ayahnya saja tak pernah membentak putrinya. Rain, lelaki itu, geramnya dalam hati.

"Ternyata benar, non Lala dibentak lagi, saya udah mau berdiri buat nyamperin mereka, tapi saya keburu dengar suara tamparan"

Arka memejamkan matany, lagi? Putrinya di tampar?

"Non Lala lebih dulu menampar laki-laki itu sebelum saya datang, setelahnya non Lala lari keluar dari cafe"

"Mereka bertengkar apa?"

Arif menggeleng. "Saya gatau pak, yang saya denger cuma bentakan 'Iya atau engga' dan 'Jawab'"

ANGELA (Completed)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang