ANGELA 15

7.2K 687 175
                                    

Rumah kamu yang sebenarnya itu, Aku.
-Victor Revando Gemilang.
_____________________

Angela menunduk dalam saat memasuki ruang perawatan Victor, ayahnya-Arka terlihat biasa-biasa saja, namun ia tetap saja gemetar, takut bila sang ayah marah.

Dilihatnya Victor yang menatapnya sendu, Angela balas menatap pemuda itu dengan tatapan sulit diartikan.

Melihat Angela dan Victor yang saling tatap begitu, Arka bangkit. "Ngopi ngopi dulu, Do, No" Ajak pria itu.

Aldo dan Vano mengangguk lalu mengajak anak serta istrinya untuk keluar dari ruangan rawat Victor meninggalkan dua orang lainnya.

Victor tersenyum getir, tangannya terangkat. "Sini, Lala"

Angela mendekat dengan perlahan.

"Kenapa? Kayaknya lagi sedih, ya? Mau cerita sama aku?"

Angela menggeleng keras. "Kamu yang sedih, bukan Lala"

Victor teraenyum lagi. "Aku? Aku gapapa, memangnya aku sedih kenapa?"

Angela menitikan airmatanya, gadis itu terisak pelan seraya terus menatap wajah Victor. Bahkan disaat pria dihadapannya tau ia berciuman dengan lelaki lain pun, masih bisa tersenyum.

"Kok nangis sih?" Victor berusaha bangkit darib  tidurnya, tangannya menyeka airmata Angela. "Jelek banget lo"

Angela memegang lengan Victor erat. "Krnapa sih Vitol slal bisa senyum, padahal Lala tau kalo Vitol itu lagi sakit hati"

Victor terus menyeka airmata Gadisnya lalu balas menggenggam tangan mungil nan lentik itu. "Terus aku harus kayak gimana, Lala? Aku harus ngamuk-ngamuk, ngajakin pacarmu berantem? Gitu?"

"Dia bukan pacarnya Lala hiks..."

Victor tertawa. "Malah makin kenceng nnangisnya,kok kamu jadi cengeng gini sih?"

"Jangan ketawa, Lala gasuka. Lala gasuka Vitol sok kuat kayak gini, kalo Vitol sedih tunjukin aja"

Seperkian detik kemudian, tawa dan senyum dibibir pria itu meluntur berganti dengan wajah sendunya. "Kamu bener.. Aku gabisa terus nyembunyiin apa yang aku rasain selama ini" Victor mengarahkan tangan Angela ke pipinya seraya menekankan jari Angela pada matanya "Ini, ini perih banget rasanya, waktu liat kamu tersenyum bahagia sama dia, laki-laki yang kamu cintai" Berpindah, Victor mengarahkan tangan Angela ke dadanya. "Ini juga Sakit banget, kayak ada sesuatu yang remas sama nusuk-nusuk, waktu liat kamu ngelakuin itu.. Untuk pertama kalinya"

Victor mendongak, menghalau airmata yang hendak jatuh di pelupuk matanya.

"Aku tau La, cinta gabisa dipaksain. Tapi aku juga gabisa nahan-nahan terus, rasanya aku ga sanggup kalo harus liat kamu lebih jauh lagi sama Rain. Rain mungkin orang yang bener-bener kamu cinta, kamu inginkan untuk sama kamu selamanya. Tapi kalau aku biarin itu terjadi, aku harus apa? aku juga pengen La, aku Pengen ada di posisi Rai, yang kamu cinta, kamu perhatiin, dan kamu inginkan untuk sama kamu"

Victor menarik nafasnya sejenak, meredam emosi yang tiba-tiba naik. "Hati aku sakit banget waktu liat postingan itu. Selama 16 tahun aku jagain kamu, aku lindungin kamu, dan sekarang aku kecolongan, kamu.. Kamu dirusak sama laki-laki itu"

"Ah engga, bukan dirusak, kayaknya kalian ngelakuin itu atas dasar suka sama suka, bukan paksaan. Tapi La, sumpah, demi apapun rasanya aku malu ketemu papi kamu lagi, aku.. Aku udah gabecus jagain kamu"

Angela menggeleng, ini hanya sebuah tantangan. Rain ditantang untuk menciumnya, bukan ia yang memang ingin berciuman dengan Rain.

"Itu.. Itu cuma Dare dari kak Glen, Vitol. Lala ga bbener-bener pengen ngelakuin itu sama kak Ai"

Victor menahan nafasnya, Angela-nya, Gadis-nya, orang yang dicintai-nya dijadikan bahan tantangan? Dan lebih parahnya lagi, tantangan yang merusak gadis ini? Tangannya mengepal kuat hingga menyebabkan darah mengalir dari selang infusnya.

"Kamu dijadiin bahan tantangan?" Tanya Victor dingin.

Angela menunduk. "Awalnya kak Ai sama Lala nolak, tapi kak Ai ga mau juga dikatain cemen sama kak Glen, akhirnya kak Ai izin sama Lala.. Cuma sekali itu aja"

Victor menggeleng. "Aku ini laki-laki La, aku tau gimana sifat sekaumku, ga mungkin Rai ngelakuin cuma seklai itu, mungkin kemarin iya hanya sekali,  tapi Besok? Bisa jadi dia minta lagi"

Angela menunduk lagi.

"Aku.. Aku gatau harus kayak gimana lagi, La. Aku marah dan kecewa banget sama Rai yang dengan teganya jadiin kamu bahan tantangan kayak gitu, tapi aku juga gabisa ga kecewa sama kamu, rasanya hati aku sakit banget La"

Victor menghela nafasnya. "Sekarang, terserah kamu kalo kamu mau tetep sama dia atau engga. Atau kamu mau pergi cari laki-laki lain yang lebih baik dari Rain-mu, terserah kamu. Asal jangan lupa pulang setelah kamu puas nanti, pulang. Kesini, rumah kamu sebenernya itu aku, La"

Angela mendongak. Victor mengusung senyumnya namun terlihat jelas dimatanya luka dan kekecewaan yang besar.

"Aku, rumah kamu yang sebenernya. Aku orang yang sebenernya kamu cari untuk tempat pulang, bukan Rain ataupun laki-laki lain. Kamu cuma penasaran, bagaimana rasanya singgah ke rumah oranglain." Lanjut Victor, tangannya meremas pelan jari-jari Angela lalu diangkatnya kedepan bibir.

Cup.

"Aku akan tunggu kamu, sampe kapanpun. Asal kamu janji, cukup sekali ini kamu ngecewain aku, papi kamu, sama mami kamu. Diluar sana, jangan pernah main-main dan terjerumus hal-hal negatif, ya?"

Angela kkembali terisak, ia bukan hanya mengecewakan Victor, lelakinyang mencintainya dengan tulus. Tapi juga kedua orangtuanya.

Bagaimana bisa ia sebodoh itu menerima tantangan yang bisa merusaknya, membawanya ke hal-hal yang negatif? Maafkan Lala, Tuhan.

"Aku, cinta banget sama kamu" Bisik Victor saat menarik Angela kedalam pelukannya yang dibalas tangisan keras oleh si empunya.



Adakah yang sesabar Vitol? Berkali-kali dipatahkan, tetap bisa senyum. Berkali-kali disakiti, tak diperdulikan, diacuhkan, tapi tetap slalu ada? Ada?

Hweee syedihhh huhu

500vote lebih, bisa?😆
Next?

ANGELA (Completed)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang