2 | Ice Americano & Vanilla Latte

297 53 54
                                    

#2

Vanilla Latte really suits you --J

*+*+*+*+*+*+*

Play Jeremy Passion - Lemonade, for a better quality of story reading : ). Happy reading

________________


[ Flashback On ]

Gadis berkardigan burgundy tampak menundukkan kepalanya mengamati sepatu  Vansnya. Ruangan studio siaran masih sepi, ini hari ketiganya menjalani masa training menjadi DJ radio setelah beberapa hari lalu ia dihubungi seseorang dari tim Radiotopia untuk menjadi DJ Radio. Ia tidak sendiri, karena di depannya ada cowok tampan yang melihat-lihat naskah untuk siaran.

"Em... khem... kamu mau pesen kopi?"

Cowok yang memakai hoodie abu-abu serta kacamata yang bertengger dibatang hidungnya itu menurunkan naskahnya dan mencoba mengurangi atmosfir canggung dengan gadis didepannya.

"Hng... boleh, Jeffrey." Gadis itu menjawab kikuk. Cowok yang dipanggil Jeffrey itu mengangguk dan menyembunyikan senyum kecil, "Panggil Jef aja biar pendek." Kata Jeffrey dengan santai.

"Heheh, oke... Jef."

"Mau pesen apa? Americano? Espresso?" Jeffrey mulai mengotak-atik aplikasi delivery makanan online sebut aja GoFood.

"Em...  ada Latte? Vanilla latte?"

"Nggak suka pahit ya?" Kugy mengangguk dan tersenyum kecil, "Heheh, iya." Jeffrey menahan tawa gelinya ketika 'Heheh' dari Kugy kembali keluar.

Selepas itu suasana kembali canggung, Jeffrey maupun Kugy sama-sama tak pandai membuka pembicaraan. Herannya kenapa mereka berdua bisa ditawarin jadi DJ Radio? Dipasangin pula? Itulah yang Kugy bingungkan, oke tim Radiotopia memang tertarik padanya karena dia akun twitternya yang sering buka sesi curhat dan itu cukup ramai, namun bukan berarti ia punya public speaking yang bagus juga kan?

Tapi kalau Jeffrey nggak usah ditanya lagi, Jeffrey memang aktif jadi penyiar Radio di ekskul sekolahnya. Bahkan ia sangat popular dan dikenal easy going dan fleksibel, mau sama siapa pun pasti langsung berbaur. Tapi anehnya kenapa dengan Kugy berbeda, Jeffrey kesulitan untuk dekat dengannya. Jeffrey memperhatikan Kugy yang memainkan sepatu Vansnya,

"Sepatunya nggak bakal ilang kemana-mana kok, jangan diliatin terus nanti malu." Canda Jeffrey, sekali lagi mencoba mencairkan suasana. Kugy tampak terlonjak kaget, ia menatap Jeffrey dengan ekspresi kaget yang lucu.

"Emang sepatu bisa malu?" Tanya Kugy dengan polosnya. Jeffrey tersenyum kecil hingga lesung pipinya muncul,

"Kamu kalau dilihatin terus malu nggak?"

"Dilihatin siapa dulu?"

"Hng... 

aku?" Jeffrey menunjuk dirinya sendiri, membuat Kugy kembali tertunduk sambil melihat sepatunya lagi untuk menyembunyikan senyumannya.

"Ya malu lah..."

Jawaban Kugy yang jujur itu membuat Jeffrey tertawa kecil, Cute—batin Jeffrey.

Jeffrey yang sedang duduk pada kursi yang terdapat rodanya sehingga bisa didorong kemana-mana mendorong kursinya untuk mendekati Kugy. Kugy yang didekati secara tiba-tiba jadi kaget. Jeffrey mengulurkan tangannya ke depan Kugy,

"Jeffrey Adzriel Rajendra, panggilannya Jeff. Umurnya 17 tahun, cita-citanya jadi dokter. Minuman favorite ice americano. Salam kenal." Jeffrey memberikan senyumannya hingga muncul dua lesung pipi membuat Kugy terbengong.

RadiotopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang