18 | Am I loved?

71 14 0
                                    

#18

Im not loved, Im unwanted.

*+*+*+*+*+*+*+*+*

            "Kak, lo... apa hubungan lo sama Illa?" Kugy sedikit berbisik karena masih ada Acha disini.

Bian memilih menghindari tatapan Kugy, lalu menggelengkan kepalanya. "Nggak ada apa-apa, kita Cuma ... kayaknya ada kesalah pahaman." Jelas Bian dengan ada nada getir dan penyesalan.

"Hmm??" Kugy ingin penjelasan lebih dari Bian.

"Gue—" kalimat Bian terinterupsi ketika matanya menangkap Illa yang langsung pergi menjauhi tempat mereka dan membuka pintu keluar.

 "Gy, gue nyusul temen lo bentar. Tolong amanin suasana..."

Bian berdiri dari tempatnya, menyusul kepergian Illa dengan berpamitan ingin ke toilet. Kugy masih bengong mencoba mencerna situasi dan maksud perkataan Bian. Kugy menoleh ke Acha, namun Acha sepertinya tak tahu apa-apa karena ia sekarang sudah sibuk berbicara dengan Adisty.

Kugy melirik Eknath, Eknath menatap kepergian Bian yang menyusul Illa dengan pandangan menerawang, sepertinya Eknath tahu sesuatu makanya Kugy langsung menghampiri Eknath.

"Ky, lo tahu sesuatu kan?"

Kedatangan Kugy yang tiba-tiba mengagetkan Eknath, "Hah? Tau apaan?"

"Illa sama abang gue?"

"Oh..."

"Please ceritain, gue ngerasa bodoh banget masa nggak tau cerita tentang sahabat sama abang gue sendiri, pleaseee.."

"Oke oke, jadi—"

"Gy, aku haus nih.."

Jeffrey datang mendekati Kugy sambil membiarkan sebelah tangannya memeluk pundak Kugy protektif. Jiwa kecemburuan Jeffrey mulai bangkit sodara-sodara... Kugy yang paham langsung mengelus lengan Jeffrey pelan.

"Bentar Jef, lo ikutan sini... dengerin cerita, lanjut Ky."

"Iya, jadi—"

**

Bian masih berlari-lari mencari kepergian Illa. Setelah lima menit ia berlari akhirnya menemukan sosok Illa, ia sedang di ayunan dekat dengan tatanan bunga. Bian mendekat, mengambil kursi dan mendudukannya di sebelah Illa. Illa yang sadar dengan kedatangan Bian langsung mengalihkan pandangan dan membersihkan sedikit sisa air matanya yang tak sengaja sempat jatuh tadi.

"Laak...?"

"....."

"Kenapa disini?"

Illa masih terdiam dan memilih memandang lurus ke depan, menghindari pandangan dari Bian.

"Pengen aja disini" Balas Illa dengan dingin. Mungkin ini pertama kalinya Bian melihat Illa sedingin ini, Illa tipikal orang yang selalu ceria, menampilkan senyum manisnya, dan ramah dengan semua orang, sehingga Bian agak kaget dengan perubahan sikap Illa.

Bian menghembuskan nafasnya pelan, "Lo nggak papa?" tanya Bian hati-hati. Sementara yang ditanya masih bertahan dengan sikap diamnya.

"Lak, maaf .... gue minta maaf..." ujar Bian pada akhirnya, mata Illa mulai bergetar. Ia menundukkan kepalanya.

"Kenapa Kak Bian minta maat? Emang kakak salah apa?" Tanya Illa dengan lirih.

"Gue .... nyakitin lo, ya?" Bian memajukan kursinya hingga jaraknya dengan Illa lebih dekat. Namun Illa masih menunduk dan tak mau mengagkat kepalanya, karena jika iya, ia akan langsung bertatapan dengan Bian.

RadiotopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang