5 | Kita, Pengakuan, dan Jogja

150 42 40
                                    

#5

Kalo lebih dari temen gimana? -- From J to K

_____________________________

_____________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Nol KM  ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[ Nol KM  ]

Kursi meliuk hitam yang terbuat dari besi, tertata rapi di pelataran dekat jalan raya yang lumayan ramai. Salah satu kursi tersebut sudah tertumpangi oleh sepasang adam dan hawa yang saling berebut telur gulung. Salah satu jajanan yang ada di pinggiran jalan ini.

"JEFF yang tusukan terakhir kan buat gue?!"

"Gue masih lapeeerr. Serusan gy, iklasin kek."

"NGGAK MAU!" Kugy kok suruh ngiklasin makananannya, lebih baik Kugy kehilangan uangnya dari pada makanannya. Eh jangan deng—beli makanan kan pake uang! Tapi Kugy masih tetap kukuh mempertahankan telur gulung terakhirnya yang katanya tulur gulung paling enak kalau tinggal satu, soalnya di telur gulung terakhir saus dan bumbu lainnya tumpah-tumpah dan rasanya dua kali lipat lebih enak. Jeffrey dan Kugy sudah bodo amat dengan perkiraan jumlah bakteri makanan yang ada pada makanan pinggir jalan tersebut, toh nongkrong disini nggak afdol kalau belum beli jajanan.

"TUH KAN! JATOOOOH! IIIHH JEFFREEY!"

Alhasil tusuk telur gulung terakhir mereka tergeletak mengenaskan di bawah mereka, Kugy dengan muka hampir menangisnya memungut makanan tersebut berniat memasukkan ke mulutnya. "HEH! Ngaco lo, gy. Udah jorok telur gulungnya." Jeffrey langsung mengambil telur gulung dari tangan Kugy dan membuangnya. "Buset nggragas juga lo gy, tunggu bentar gue beli lagi."

"Jef nggak usah deh, ntar malah nggak abis." Tak sengaja Kugy menahan langkah Jeffrey dengan menggenggam tangannya. Jeffrey menatap jari jemari Kugy yang melingkar di pergelangan tangannya. "O—okay."

Jeffrey kembali duduk disamping Kugy, mereka terdiam untuk sejenak mengamati lalu lalang kendaraan disampingnya. Jalanan lumayan ramai walau tak seramai malam sabtu dan minggu karena bisa sampai macet. Mereka duduk tepat di bawah salah satu tiang lampu hitam yang sama meliuknya dengan kursi mereka. Warna lampunya kuning temaram membuat berkas sinarnya jatuh di muka Jeffrey dengan hangat, muka Jeffrey yang sudah dilapisi cahaya kekuningan tersebut membuatnya tampak lebih ganteng dari biasanya. Membuat Kugy teringat pada malam dimana Jeffrey menemukannya di Paris, saat dia tersesat. Jujur saat itu Kugy benar-benar terpana, kala itu Jeffrey datang bak pangeran putih yang ingin menyelamatkannya dari segala ketakutan. Dan untuk pertama kalinya Kugy sadar bahwa lelaki ini benar-benar ganteng, tak hanya wajahnya tapi juga perilakunya.

RadiotopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang