16 | Nothing But Us

92 27 1
                                    

#16

Can we just talk about us , not anyone or someone else? Just us.

______________________________________

**

Selepas Naura kembali lagi bersama teman-teman panitia, Eknath langsung menduduki tempat Naura tadi.

"Gila, gila, bau bidadarinya aja masih ketinggalan disini.."

Eknath datang-datang langsung menceploskan kalimat tersebut membuat Kugy bingung sendiri. "Lo kenapa Ky?"

Eknath langsung menatap Kugy antusias, ia memposisikan tubuhnya menghadap dan mencondongkan badannya ke Kugy. "Gy, gy, itu tadi siapa? Masih manusia kan, soalnya wujudnya kaya bidadari." Tanya Eknath bertubi-tubi dengan mata ingin tahunya. Kugy menghela nafas pelan,

Dasar cowok!

"Dia temen gue, kenapa?"

"Kenalin dong gyyy, pleaseeee.... sumpah deh gue rasanya mau meninggal saking kepengennya bisa lihat dia lagi!"

Duileeeh

Lebainya sungguh amboi

--Kugy

"Hmmm.... kenalin nggak yaaaa?" Kugy menimang-nimang sambil meletakkan jemarinya di dagunya. Eknath langsung memberikan raut muka melasnya.

"Nggak janji sih, kalo nama insapgramnya gimana?"

Eknath lansgung menatap Kugy super antusias, ia bahkan langsung mengeluarkan ponselnya.

"Tapi janji sama gue, treat her right! Dan satu lagi... ntar gue kasih tau :)"

"Ashiaap. Dan sudah jelas, girl like her is deserve a gentleman."

"YA BERARTI ITU BUKAN LO PAIJO!" Dari samping Illa langsung berteriak menyadarkan alam bawah sadar Eknath bahwa sebenarnya ia tidak jauh berbeda dengan tabiat Bian.

"Siapa tau dia yang bisa bikin gue balik ke jalan yang bener!" Balas Eknath masih belum menyerah. Eknath langsung tersenyum gembira begitu Kugy memperlihatkan akun insapgram naura dengan poselnya.

"lo pikir cewek tuh tempat rehabilitasi??!" teriak Danilla yang tak digubris oleh Eknath karena sudah larut dalam acara stalking insapgramnya Naura.

Dari arah samping Illa menyenggol lengan Kugy,

"Gy, gy. Pangeran lo tuh ngelihatin!!!" Illa memberikan kode lewat matanya, matanya fokus ke bawah tepat di dekat area lapangan di bawah sana. Dan benar saja matanya sedang mengarah ke Kugy, namun buka tatapan ganteng atau jumawa yang diiringi eye smile sperti biasanya, kali ini matanya mengelang tajam membuat bulu kuduk Kugy meremang.

Gue salah apa?-Batin Kugy.

Tak sampai sepersekian detik Jeffrey memalingkan matanya begitu ia mendengar suara dari HT-nya, setelah itu kembali berjalan dari sana-kesini seperti yang biasa ia lakukan. Jangan salah, walau Kugy mengikuti euphoria bersupporteran, tapi ia terus memperhatikan Jeffrey, seperti tujuan awalnya ia disini yaitu untuk mensupport Jeffrey, bukan yang lain.

Sedari tadi Kugy perhatikan Jeffrey selalu sibuk. Bahkan ia jarang beristirahat untuk sejenak, ada kendala sedikit pasti ia langsung tanggap ke sumber masalah. Kugy melihat sisi lain dari Jeffrey, muka seriusnya, tatapannya yang tegas, ia juga mencoba untuk menertibkan suasana dengan wibawanya, memperlihatkan jiwa pemimpin yang sepertinya sudah tertanam alami dari dirinya, hal itu membuat dirinya terlihat seribu kali lebih kharismatik dari biasanya. Dari sini sudah terlihat, pasti dia akan didapuk menjadi ketua divisi berikutnya atau bahkan menjadi ketua panitia. Dan Kugy sangat bangga dengan itu, Jeffrey nya selalu bersinar seperti ini.

RadiotopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang