12 | Its Okay Not To Be Okay

124 28 4
                                    

#12

'Damn, I feel like found my another half' 

______________________________________

' Kadang-kadang, kita ingin kembali ke masa kecil kita. Dimana kita masih memandang dunia itu tempat bermain, kita bisa ketawa bahagia hanya dengan berlari-larian mengejar layang-layang yang di kendalikan oleh angin. Mulai beranjak dewasa, kita mulai sadar, bahwa kebahagiaan kita udah nggak sesederhana berlari mengejar layangan. Tapi berlari tak tentu arah, sampai kita menemukan kebahagiaan itu sendiri. Thats why, mengenang masa kecil adalah pelarian terbaik untuk merasakan kebahagiaan.

Good night and welcome to Radiotopia '

[ Playing BOL4– To My Youth ]

"Holalooo muggypia, long time no see. Apakabar dan bertemu lagi dengan kita, Kugy dan Jeffrey!!! Wah gimana nih kabarnya setelah satu bulan liburan?"

"Gue merasakan hawa-hawa habis kesepian nih Gy, gimana nih malam minggunya kemarin? Kesepian ya karna ditinggal duo tetua jomblo? Hahahah" Seperti biasa Jeffrey akan menggoda para muggypia. Mereka mulai melanjutkan topik awal kehidupan semester baru mereka setelah satu bulan libur. Dan tentu saja kali ini banyak mention dari mahasiswa baru yang baru masuk kuliah.

"Okey, next, dari @/hujantuhabis Kak gimana sih cara ngobrol sama orang baru? Aku baru masuk kuliah nih dan belum punya temen. Pengen banget rasanya ceplas-ceplos sama orang baru, terus habis itu temenan. Tapi setiap kali aku mau ngobrol pasti aku langsung mikir gini 'dia bakal mikir apa yang tentang aku kalo aku ngomong gini? Dia bakal suka ngga ya apa malah nganggap aku aneh?', kasih tipsnya dong kak buat aku yang sangat-sangat introvert dan ngga bisa mulai ngobrol sama orang baru. Terimakasih'... Yuhuuu, nah Jef, tips dari lo dulu deh, menurut lo apa?"

"Hmm... gini, yang terpenting dalam mencari teman yang bisa cocok adalah satu frekuensi. Kita ngga bakal bisa buat semua orang yang kita 'jbjb' langsung klop sama kita. Terus gimana cara cari temen yang se-frekuensi? Mungkin lo bisa tanya musik kesukaan dia apa? atau hal-hal lain yang dia sukai dan mungkin bisa satu kesukaan sama lo juga. kalo misalkan pertanyaan itu terlalu intens, mungkin lo bisa bahas sesuatu yang ringan dulu, kaya lo kan baru jadi mahasiswa baru nih, tanya-tanya dulu aja kenapa mau masuk jurusan kalian? Cinta-cita dan mimpi kalian apa? dan jangan lupa buat appreciate dia, dengan lo appreaciate dia itu sama aja kita menghargai lawan bicara kita. So, itu aja sih tips dari gue."

"Wooow, boleh juga tuh tips dari Jeje. Hm, dari gue apa ya? Mungkin gue ngasih tau pengalaman asal muasal gue bisa klop sama Jeffrey aja kali ya, hahahah. Kalian pernah denger kan kalau awalnya kita sama-sama awkward dan ngga expect kalo kita bisa deket?—" Jeffrey dan Kugy sama-sama berpandangan, ingatannya berlarian pada lembaran masa lalu.

"—Hmm.. saat itu—"

[ Flash Back On ]

Diatas sebuah jembatan yang di bawahnya terdapat sungai yang gemerlapan lampu kota, Kugy dan Jeffrey sama-sama berdiam diri, bergelut dengan pikirannya masing-masing. Padahal isi kepala mereka berdua sama, 'Gue mau ngobrol sama dia mulai dari mana ya?'.

"Kamu suka pemandangan malam?" Jeffrey berhasil membuka topik pembicaraan. Kugy menolehkan kepalanya untuk melihat Jeffrey sejenak, "Aku perhatiin kamu sedari tadi mandangin langit sama gedung-gedung kota." Lanjut Jeffrey, biar tidak dianggap sok tau oleh Kugy.

"Nggak juga, aku paling suka pas golden hour. Aku biasanya hunting sunset dimanapun aku berada, heheh." Dan dari sinilah tawa receh Kugy yang legend itu muncul. Jeffrey balik menatap Kugy dan ikut tersenyum hingga muncul dua bulan sabitnya. Dilihat dengan jarak sedekat ini dan temaramnya lampu kota malam, membuat Jeffrey tampak lebih hangat, tidak secuek dan sedingin yang Kugy selalu pikirkan.

RadiotopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang