Chapter 1

26.2K 1.6K 77
                                    

Mikhail pov

Sudah setengah jam aku menunggu gadis itu di depan sekolah tempat dia mengajar. Semoga saja tidak ada yang mengira aku sebagai driver online yang sedang mangkal.

Ku lihat murid-murid SD sudah bertebaran keluar gerbang. Karena bosan menunggu, ku teruskan saja mengerjakan pekerjaanku yang terbengkalai di kantor tadi.

Sejak aku menyetujui usul orang tuaku kemarin, sepertinya mereka tidak membuang waktu sama sekali.

Hari ini di tengah jadwalku yang padat, tiba-tiba mamaku tercinta menyuruhku untuk segera angkat kaki dari kantor mencampakkan semua pekerjaanku.

Sebagai anak yang patuh aku pun mengiyakan saja perintah 'ibunda ratu' untuk menjemput gadis itu.

Agenda makan siang bersama sekalian menjemput Edgar keponakanku tersayang menjadi rencana terselubung yang di susun mamaku untuk mempertemukan ku dengan sang calon menantu idaman, Raisa KW.

Aku melirik arlojiku, 13.45. Belum ada tanda-tanda gadis itu muncul. Apa aku terlewat saat sibuk dengan laptopku tadi? Mati aku! bisa-bisa mama menyuruhku menjemput ke rumah gadis itu.

Ku edarkan pandanganku ke gerbang sekolah, lalu agak ke pinggir diantara kerumunan anak SD yang sedang mengantri somay.

Kulihat dia mengantri diantara bocah ingusan itu. Dengan wajah polos tanpa dosa, setelah membiarkanku menunggunya selama 45 menit.

Bagus sekali ....

Kulihat dia memakan somainya dengan bahagia. Sesekali dia melihat ke arah jalanan. Kemudian ia asyik memainkan ponselnya sembari makan.

Aku tidak percaya dengan apa yang ku lihat. Gadis yang hampir sejam kutunggu dengan santainya makan di pinggir jalan tanpa merasa sungkan dengan seragam gurunya.

Dia kembali terlihat mengalihkan pandangan ke jalan. Sepertinya dia menungguku.

Aku meneruskan pengamatanku padanya. Badan sedang, tinggi sekitar 160 cm. Wajahnya terlihat sama dengan yang di foto, hanya di foto terlihat sedikit cerah. Mungkin dia memakai filter kamera atau karena dia baru selesai mengajar seharian dan belum sempat cuci muka.

Sudahlah, jaman sekarang jangan terlalu percaya dengan kamera.

Telepon dari mamaku menghentikan kegiatanku mengamati gadis itu.

"Udah kamu jemput? Kok lama?" protes mamaku.

"Udah dari sejam di sini, Ma," jawabku sambil membereskan file-file pekerjaanku.

"Ya udah, ntar langsung ke sini, ya!" titah mamaku

"Iya mamaku tercinta," ujarku berlagak seperti anak manis.

Sudahlah, ku datangi saja dia. Ku rapikan rambut dan dasiku. Ku buka pintu mobilku dan keluar dengan percaya diri.

Kulihat beberapa mama-mama muda yang sedang bergerombol melirikku. Ya, itulah aku. Menarik perhatian di mana pun aku berada. Kadang aku sampai merasa lelah.

Aku berjalan menuju ke arah gadis itu. Dia pun melihat ke arahku.

Sampai aku tiba di hadapannya ....

"Rania?" tanyaku berbasa-basi.

Tentu saja aku sudah tahu itu pasti dia. Aku hanya sedikit berbasa-basi saja.

"Kamu anaknya tante Salma?" dia bertanya balik tanpa menjawab pertanyaanku.

"Iya, mama udah nunggu dari tadi," kataku berusaha bersikap ramah.

"Kok lama? Aku udah nunggu 15 menit tau!" protesnya.

Kesan pertama, gadis ini cukup cerewet! Bagaimana mungkin dia berani memarahi seseorang yang baru dikenalnya?

Suami Instan (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang