Chapter 8

6.3K 819 34
                                    


Mikail pov

Aku sedang mengerjakan pekerjaanku yang tertunda, tiba-tiba Rania datang bertanya padaku.

"Om, Cyntia itu siapa, sih?"

Aku sedikit kaget, aku menghentikan pekerjaanku dan bertanya balik.

"Kamu nggak kenal dia, punya TV nggak?"

"Bukan itu maksudnya, saya tau kalau dia itu model dan selebgram paling hits," jawabnya.

"Nah itu tau!"

"Maksudku kok bisa kenal sama Om? Akrab lagi," ujarnya lagi.

"Ciye, kepo! Kenapa? Jeales, ya?" Aku menggodanya, kulihat wajahnya mulai bersemu merah.

"Anggep aja aku nggak pernah nanya!" ujarnya kesal.

"Ambekan banget, gitu aja marah!" ledekku.

"Bodo!"

"Sebenernya saya sama dia ...."

Aku sengaja menggantung ucapanku. Kulihat dia bersiap mendengarkan dengan seksama.

"Apa?" Dia bertanya karena merasa sangat penasaran.

"Ciye! Nungguin, ya?" godaku yang sukses membuat dia marah.

🌾🌾🌾

Pagi harinya ....

"Bangun putri tidur! Molor aja. Saya itung sampai tiga. Kalau nggak bangun juga saya cium," ancamku.

"Berisik, masih pagi, nih!" ujarnya masih sambil memejamkan mata.

Aku membuka gorden, membiarkan cahaya matahari masuk mengenai wajahnya.

"Liat, udah terang! Saya itung, nih. Tig ...."

"Iya-iya!" Akhirnya dia bangun juga.

"Joging, yuk!" ajakku.

"Males, ah. Saya udah langsing," tolaknya, bersiap tidur kembali.

"Sejak kapan orang joging biar langsing?" Aku bertanya padanya dengan kesal.

"Sejak negara api menyerang!" jawabnya asal.

"Joging itu biar sehat, langsing itu bonusnya," nasihatku.

"Saya nggak suka joging!" jawabnya.

"Emang ada olahraga yang kamu suka?"

"Ada!"

"Apa coba?"

"Catur."

"Mana keluar keringetnya?" Aku geram melihat kemalasannya.

"Yang penting olahraga! Mau keluar keringet ke Sauna juga bisa. Makan bakso super pedes juga bisa. Banyak jalan menuju Roma," alasannya.

"Udah jangan banyak alesan, apa mau olahraga di sini aja?" Aku tersenyum jahil.

"Iya-iya, tapi saya nggak bawa baju olahraga," Dia duduk dan meregangkan ototnya.

"Pake baju saya aja!" Aku meletakkan kaosku ke atas kepalanya.

"Nggak mau, bisa-bisa saya jadi orang-orangan sawah. Orang badan kamu segede gorila," tolaknya.

"Dasar, nggak ada hormatnya sama orang tua!" gerutuku. Pura-pura marah karena dia mengataiku gorila.

"Cepat, saya tunggu di lobby!"

Rania pov

Sebenernya aku malas untuk jogging, berhubung dia memaksa akhirnya aku ikut juga. Terakhir kali aku jogging adalah saat ada kegiatan sekolah. Aku memang kurang suka berolahraga.

Suami Instan (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang