12. Make Over

1K 77 11
                                    

Na Jaemin as Nalendra Manggala Moersjid
Choi Jisu as Alodya Kinandari Lavanya










Pernah nggak sih lo merasa insecure diantara sodara-sodara lo yang terlahir cakep sementar lo sendiri buluk dan jelek?

Itu yang dirasain sama pemilik nama Alodya Kinandari Lavanya. Cewek pemalu yang nggak pedean tampil dengan dirinya yang merasa bahwa dia orang paling jelek sedunia. Berbehel, berjerawat dan berkacamata. Demi Neptunus, penampilan Audy weird banget kayak drama-drama teenager di Netflix. Yang membedakan Audy bukan anak kutu buku. Untungnya, sih.

Penampilan yang weird bikin masa remaja Audy yang harusnya diisi sama hal-hal menyenangkan justru terlihat suram. Mana pernah Audy diajak masuk ke dalam geng anak-anak gaul yang cantik badai ulala? Mana pernah Audy diajak buat kerja kelompok kalau bukan dari orang-orang yang kasihan sama dirinya karena selalu sendirian? Mana pernah Audy jalan ke mall, nonton dan makan bareng sambil ketawa-ketiwi bersama mereka?

Jawabannya, nggak pernah sama sekali.

Hey, mana ada sih yang mau berteman tulus kalau bukan ada maksud tertentu sama anak aneh kaya raya kayak Audy? Jangankan teman. Cowok aja nggak ada yang mendekat.

Iya, cowok-cowok buaya darat yang kalau macarin cewek cuma dilihat dari tampang bukan dari hati.

Pengecualian buat satu cowok yang sering dipanggil Gala. Cowok yang nggak pernah Audy sangka bakal datang kepadanya dan tiba-tiba ngajak Audy ketemuan.

Audy awalnya ragu. Masa sih, seorang Manggala yang ganteng, kece dan masuk jajaran anak The Most Wanted ngajak jalan seorang cewek aneh dan bulukan kayak Audy? Rasanya nggak mungkin. Kalau pun benar, Audy hanya dijadikan sebagai bahan taruhan.

Lalu bagaimana?

Audy tetap menerima ajakan Gala. Mereka sama seperti pasangan muda-mudi lain pergi jalan ke mall, nonton film lalu makan. Selama bersama Gala, cowok itu bisa bikin Audy nyaman dan menjadi dirinya sendiri. Pembawaan Gala yang easy going bisa bikin cewek pemalu dan pendiam kayak Audy jadi banyak celoteh.

"Gua heran kenapa lo sering diasingkan padahal lo seasyik ini anaknya? Kenapa gitu, mereka nggak coba lihat diri lo yang sekarang jalan sama gua?"

"Karena gue jelek, mungkin?" cicit Audy nggak percaya diri.

Damn it! Insecure itu kembali hadir.

"No. Gua nggak setuju," bantah Gala langsung.

Tiba-tiba cowok itu melepas kacamata Audy dan menangkup wajahnya. "Lo ini cantik. Gua berani bertaruh dengan segala yang gua punya kalau lo cantik, Audy."

Audy langsung menepis tangan Gala. Semburat merah langsung menghiasi wajahnya, malu.

"Nggak usah muji gue. Dasar perayu ulung!"

"Gua nggak bercanda, Alodya." Nada bicara Gala terkesan serius. Tatapannya lurus dan tajam menatap Audy yang kini salah tingkah.

"Lo perlu sedikit perubahan. Merawat diri, mungkin? Skin care-an, terus coba deh lo dandan. Paling enggak yang biasa-biasa aja. Gua jamin lo jauh lebih cantik. Tapi gini aja lo udah cantik sih, Dy di mata gua. Aura lo tuh beda. Mau lo digimanain."

Berkat ucapan Gala tersebut, sehabis mereka jalan—sebut aja ini kencan pertama mereka—Audy langsung curhat ke ketiga kakaknya. Irene, si sulung dengan kecantikan paripurna nyaris sempurna dari segala sisi. Jenny, si tengah berwajah dingin dan cute dalam waktu yang bersamaan dengan gaya high classnya. Lalu di bawah Jenny setahun ada si kalem Manda yang pembawaannya udah kayak putri keraton.

See? Gimana Audy nggak merasa insecure diantara ketiga sodaranya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See? Gimana Audy nggak merasa insecure diantara ketiga sodaranya?

"Mbak, ajarin aku cara pake skin care sama..." Audy menunduk malu, "make up," cicitnya melanjutkan. Sontak membuat mereka terkejut beberapa saat sebelum akhirnya si sulung memeluk Audy.

"Adek mbak ternyata udah gede," kata Irene melonggarkan pelukannya lalu tersenyum hangat dengan rasa bangga.

"Tau nggak sih, mbak tuh udah lama banget gemes sama gayanya kamu yang sorry to say, nggak banget gitu," kata Jenny gemas sambil mencubit hidung mungil Audy. Kemudian dia terkekeh geli.

"Hayo, ngaku. Pasti gara-gara cowok ya dek?" goda Manda.

Kayak orang yang tertangkap basah. Audy lagi-lagi menunduk. Kini dengan semburat merah yang muncul di pipinya.

Irene, Jenny dan Manda ketawa geli melihat si bungsu malu-malu kucing begitu. Adik kecil mereka ternyata udah memasuki masa puber—meskipun telat.

"Tapi janji satu hal ya."

"Apa?"

"Kalau mau serius ngerawat diri, kamu harus komitmen sama diri kamu kalau kamu nggak bakal malas pake ini itu. Oke?"

Sejenak Audy berpikir, emang seribet itu ya mau skin carean dan make upan?

"Oke deh."

"Yeay!" Jenny bersorak sambil meluk Audy. Dia yang paling senang tau si adik mau berubah lebih cantik.

"Gimana kalau besok kita berempat pergi shopping? Udah lama banget nggak sih, nggak quality time?" usul Jenny kemudian.

Audy menaikan sebelah alisnya, "Kok jadi shopping sih mbak? Aku pake bekasan skin carenya mbak-mbak aja nggak apa-apa kok. Nggak enak sama romo udah keluarin duit banyak buat kebutuhan aku," protesnya.

Irene menggeleng. "Kamu tau nggak sih, sebenernya romo tuh udah ngasih porsi kebutuhan ini itu sama keempat anaknya? Romo ngasih lewat mbak, dan tugas mbak bagi sama rata tapi kamu nggak pernah minta."

"Hah?"

"Tuh kan. Udah gue duga sih, mbak. Anak ini nggak bakal ngeh," ucap Jenny. Manda di sampingnya cuma nanggepin dengan kekehan.

"Udah deh. Pokoknya nurut apa kata mbak-mbak kamu. Besok kita shopping. Sekalian make over kamu jadi princess!"

Sebelum Audy protes, "Nggak ada penolakan. Oke?" titah Irene tegas bikin Audy langsung mengangguk patuh, dia nggak berani melawan.

Bakal kayak gimana ya, sosok Audy yang ngecap dirinya sebagai itik buruk rupa menjadi seekor angsa yang mengepak sayapnya dengan indah?

Kira-kira Gala bakal suka Audy versi yang mana? Kelanjutannya kita tunggu aja!

You and Me; GOTVELVET X DREAMITZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang