6

403 94 2
                                    

Jumat, Agustus 2015

Aku, Sonya, dan Nakia sedang berada di pujasera. Pujasera sepi, dan di dominasi kaum perempuan karena sekarang waktunya sholat Jumat.

"Kata si Haris kan, gitu?"

"Tapi katanya lo lihat foto Mas Ino di instagramnya IPA 8?"

Ungkapan Haris mengenai Mas Ino yang ternyata kelas IPS itu ternyata menimbulkan tanda tanya baru di dalam benakku.

"Lo cerita dari kemarin, gue nggak paham-paham," eluh Sonya.

"Kan kemaren belom selesai, Bu Arini udah keburu masuk. Mana pretest kan kemarin?"

Jadi gini, aku stalk lagi instagram kelas dua belas. Aku cari infonya lebih detail dan terkini. Ternyata Mas Ino beneran kelas IPS 1, bukan IPA 8.

"Masnya tuh dulu IPA, terus pindah ke IPS. Kaya si Aji, Nya," jelasku pada Sonya.

"Itu kaya apa sih namanya, foto waktu Mas Ino kelas sepuluh. Waktu awal-awal. Makanya gue bingung kok bisa ada foto dia di dua kelas, gitu," lanjutku.

"Itu tau darimana, Li?" tanya Yesika.

"Dari komen di postingannya, hehehe."

"Sama itu, Aji! Aji kan pindah, dia tanya-tanya ke Mas Ino dulu ternyata."

Seriusan deh, ini nyebelin banget. Kemarin waktu bahas sama Haris, aku tanya ke Aji. Dan ternyata, Aji kenal Mas Ino.

"Kata Aji, Mas Ino pindah gara-gara nggak cocok di IPA. Sama kaya si Aji."

"Aji kok bisa kenal Mas Ino?"

Sonya menepuk pundak Yesika, "Lo kaya enggak kenal Aji, aja."

Aku dan Nakia hanya tertawa. Aji memang relasinya banyak. Tapi enggak kok, Aji disaranin sama kakak kelas di OSIS buat tanya ke Mas Ino, karena dia yang pernah lintas jurusan versi anti-menstrim.

"Bisa-bisanya orang pindah dari IPA ke IPS," celetuk Nakia.

"Ya bisa, lah? Kenapa nggak?" tanyaku.

"Biasanya pada disuruh orang tuanya ke IPA, ini malah pindah IPS," jawab Nakia. Iya, Nakia korban penolakan IPA makanya dia jalur bebas ikut PMR.

"INI LO MINTA DIHAJAR APA GIMANA? GUE IPS-NALISME," ucap Yesika.

Emang topik IPS vs IPA itu enggak bakalan ada habisnya.

"Terus, gimana, Li? Enggak mau kenalan? Kan Haris sama Aji kenal, tuh?" tanya Sonya, meminta penjelasan lebih lanjut.

"Ya enggak gimana-gimana, Nya. Nonsense banget juga kalo gue kenalan sama Mas Ino tanpa ada alesan jelas atau situasi yang jelas buat kenalan," jawabku sambil menenggak es teh tarikku.

"Lagian, gue juga enggak ada pikiran buat ngebet jadian sama Mas Ino.

"Gue cuma.. ya.. sekedar suka-sukaan, aja?"

*

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AMOR ANDESTIN [LeeKnow x Lia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang