14

308 92 25
                                    

Senin, November 2015

Kalau ditanya, kenapa nggak coba kenalan aja sama Mas Ino biar dia tau sekiranya aku ada, itu karena aku nggak mau.

Aku benar-benar-benar menikmati diriku menjadi seorang secret admirer. Lihat Mas Ino dari jauh, cari tau tentang dia dari teman-temanku, senyam-senyum sendiri waktu Mas Ino lewat, sampai galau-galau mandiri padahal nggak diapa-apain.

Rasanya itu, kurang lebih seperti—

Biarkan aku suka ke kamu tanpa kamu tau.

Sejujurnya aku takut respon dari Mas Ino sih. Entah nanti ada perlakuannya yang beda, atau gimana-gimananya aku juga nggak tau. Aku pengen aman kaya begini aja.

Aku juga nggak mengharapkan balasan apapun, entah harapan tentang Mas Ino suka aku balik, atau Mas Ino jadi pacarku. Cukup aku aja, satu sisi.

"Lo bener-bener se-suka itu sama Mas Ino, Li?"

Iya.

Setiap kali aku lihat Mas Ino, itu seneng aja. Walaupun Mas Ino cuma lewat sekilas, aku udah seneng nggak ketulungan. Rasanya kebahagiaan itu suka banget dateng tiap Mas Ino tertangkap oleh kedua netraku.

"Mas Ino tuh punya gebetan nggak sih, Ris?"

"Setau gue, enggak. Biasanya kakel pada blak-blakan masalah doi. Kalo Mas Ino tuh kayanya enggak ada. Nanti deh gue tanyain ke Mas Bayu."

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku. Bener juga, Mas Ino nggak pernah keliatan dekat yang mengarah ke romansa sama perempuan. Sejauh aku stalk sih.

"Lo... kalo ada orang yang suka sama lo kaya gue suka ke Mas Ino, gimana, Ris?" tanyaku pada Haris yang sedang menumpuk lukisan kanvas milik kelasku. Itu lukisan buat nilai UTS seni budaya.

Ini hari terakhir ulangan akhir semester satu. Tapi kami belum bebas, karena masih ada tugas akhir seni budaya dalam bentuk pameran.

Haris tampak berpikir sebentar, "Ya, terima kasih?"

Aku mengernyitkan alisku, bingung.

"Thank you for loving me that much."

Haris meletakkan lukisannya dan menoleh kepadaku.

"Gue ngerasa kalo rasa suka lo ke Mas Ino tuh sakral banget, Li. Ya walau dulu awal gue ngiranya lo lebih ke obsesi. Tapi makin kesini gue bisa paham aja gimana suka lo ke dia," ujarnya panjang lebar lalu menumpuk lukisan lagi.

"Kenapa lo bisa mikir begitu?" tanyaku lagi.

"Ya... gimana ya. Lo punya banyak jaringan buat jadi perantara lo kenal ke Mas Ino, tapi lo nggak mau. Lo main bersih banget."

"Biasanya kan ada suka ngasih sesuatu, atau kode, atau gimana biar si doi tau. Kalo lo nggak sama sekali. Jadi gue anggep itu bukan obsesi. Lo murni mengagumi Mas Ino."

"RIS, LO KEREN BANGET," teriakku takjub.

Haris tersenyum simpul, "Aelah. Para Begundal itu juga udah tau. Kadang malah gemes kenapa lo nggak kenalan aja ke Mas Ino. Tapi ya karena beberapa paham posisi lo, jadi ya udah. Bantu sebisanya aja."

"I like the way you like him, sih, Li," timpal Felix yang tiba-tiba melompat ke konversasiku dengan Haris. 

"Kaya lo pruly and truly suka aja. Nggak berharap dibales. Itu yang dimaksud sama Haris sakral. Sakral karena saking deep-nya," lanjut Felix.

Haris mengangguk-anggukkan kepalanya, menyetujui ucapan Felix.

"Emang kalau jadi manusia tuh jangan berharap ke manusia juga."

"Lo nyindir gue?" tanya Haris.

Aku dan Felix hanya tertawa. Beberapa hari yang lalu, Haris ditinggal jadian sama gebetannya. Gebetannya jadian sama kakak kelas.

"Lo juga bego, ngedeketin tuh yang bener," omelku.

"Gue nggak mau keliatan agresif ya, tolong."

Felix menggeleng-gelengkan kepalanya, "Emang kelas kita tuh terlalu jauh dalam menerapkan prinsip santuy. Pada alus-alus semua kalau naksir sama orang,"

"Berarti sukanya kita ke doi tuh pada sakral, men," celetukku.

"Agresif dan obsesi bukan jalan ninjaku," timpal Felix yang disusul tawaan kami.

Rasanya itu enak kalau punya teman yang paham posisimu, paham gimana perasaanmu, dan nggak ikut campur atas segala apa yang mau kamu lakukan.

Walau begundal itu ngeselinnya gila-gilaan, mereka tau saat dimana itu pantas dilakukan atau enggak. Mereka juga enak diajak cerita. Pengalaman mereka yang sering ikut kopdar sama kakak kelas juga yang bikin mereka nggak melihat dari satu sisi dan mencoba memahami dari perspektif lain.

"Gue rasa, Mas Ino bakal feel blessed karena ada orang yang sesuka itu ama dia. Walau dalam diam,"

Aku harap juga begitu.

*

( ini mas ino feat felix-haris )


{ hi temen-temen readers.
thank u for your vote and comment.
aaaa aku makin semangat nulisnya.
thaaank u so matcha! <33 }

AMOR ANDESTIN [LeeKnow x Lia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang