🦊 : Hai guys kalo kalian suka ceritanya jangan lupa Vommentnya yaa bisa membantuku sangat huhu terimakasih! Enjoy the story~~
🥀
Sudah berhari-hari semenjak pemakaman Naeun namun kasus ini ditutup dengan dugaan bunuh diri. Yeri sudah berkali-kali datang ke kantor polisi, menemui detective yang menyelesaikan kasus Naeun, hingga kerumah orang tua Naeun untuk memberi tahu panggilan telpon tersebut. Namun, tidak ada yang mempercayainya karena di HP Yeri tidak ditemukan panggilan dari Naeun di hari itu.
"Gue mau putus sama lu, Mark!" Ujar Arin namun matanya penuh dengan ketakutan.
"Cih, putus? Lo putus sama gue, gue cabut beasiswa lo!"
"Gue bisa pindah sekolah. Gue gabutuh duit lo buat nyekolahin gw!"
Yeri yang sedang melewati koridor terganggu dengan pertengkaran kedua pasangan itu. Lebih tepatnya ia merasa jengkel dengan Mark yang selalu memperlakukan Arin semena-mena.
Mark baru saja ingin menampar Arin namun Yeri berhasil menahannya. "ANJING!"
Yeri membanting tangan mark. "BERANI LO IKUT CAMPUR?!" Mark mengepalkan tangannya.
"MARK!" Hyewon si anak pemilik sekolah datang.
"Pergi."
"Apa?"
"Pergi mau gue laporin lo?" Ancam Hyewon.
"Anjing masalah gue pada ikut campur semua."
"MARK LEE!" Hyewon berteriak sekali lagi.
"Arin, kalo lo gak dateng pulang sekolah.."
"Pergi cepet."
"Arin lo gapapa?" Yeri baru saja mau meraih lengan Arin namun Arin menepisnya, "Gue gak butuh bantuan lu." Ucapnya dingin.
Hyewon menghela napas, "Yer."
"Hah tumben lu mau ngomong sama gue." Orang yang hanya berbicara dengan Yeri adalah Naeun, sahabatnya, terkadang Chaeyoung. Dia tidak pernah berbicara dengan orang lain dikelasnya.
Hyewon langsung menarik tangan Yeri. "Mau kemanaa?" "Ikut aja."
🥀
"Ka.. kalian ngapain disini?" "Tunggu ini tempat apa?" Hyewon membawa Yeri ketempat asing didekat sekolahnya. Dia tidak pernah melihat tempat ini. Terpencil namun tetap mewah seperti sekolahnya.
"Arin?" Tanya Yuqi.
Hyewon menghela napas, "Dia pergi."
"Kita ngapain sih disini kalo gak ada urusan mendingan gue per-"
Hyewon menahan Doyeon, "Tunggu plis..."
"Ini soal kematian Naeun. Gue kemaren denger percakapan seseorang dideket apartemen Naeun. Orangnya mencurigakan banget dan dia sempet sebut nama Naeun dan gak lama polisi sama ambulans dateng dan orang itu kabur. Terus gue langsung pulang dan baru dapet kabar Naeun meninggal." Kata Yuqi
"Siapa orang itu?" Tanya Yeri.
Yuqi menggeleng, "Gak tahu."
"Terus apa urusannya sama lu ngumpulin kita disini ya?" Mina sungguh tidak nyaman berada ditempat terpencil bersama orang-orang yang tidak pernah akrab dengannya.
"Gue tau orang tua gue nyembunyiin banyak hal tentang sekolah ini. Dan sekarang Naeun meninggal, kita harus cari tau penyebab sebenarnya Naeun meninggal." Ujar Hyewon. Semuanya bingung.
"Tunggu.. tunggu kenapa gue harus cari tau penyebab..."
"Omong kosong." Mina beranjak dari sofa.
"Gue tau akhir-akhir ini lu lagi diikutin sama seseorang kan? Stalker."
"Apa?" Mina berbalik badan mendekati Hyewon. "Lu stalkernya?"
"Lu diikutin sama siapa Mina? Kenapa gapernah cerita?" Tanya Doyeon.
"Gue pernah ngeliat lu lagi lari dari seseorang tadinya gue mau bantu tapi gue lagi sama ortu gue diperjalanan mau makan malem."
Mina langsung terdiam.
"Terus kenapa lu mau bantuin Naeun? Bukan.. bantuin si Yeri gila sama ortunya." Tanya Yena.
"Gue gak gila! Yang gue bilang selama ini emang bener!" Yeri sudah tidak tahu lagi mau menjelaskan kepada orang-orang tentang kebenaran ini dengan cara apa.
"Gue juga pengen tau apa yang ortu gue sembunyiin dan berusaha nutup-nutupin. Dan gue juga bakal bantu Mina buat nangkep stalkernya. Dan cari kebenaran tentang Naeun." Hyewon menatap mereka satu per satu.
"Lah terus untungnya buat kita apa?" Tanya Yena.
"Lu tuh punya rasa peduli sedikiiit gak sih?" Yuqi heran sama teman sekelasnya ini gak pernah deket apalagi akur. Apalagi masih mentingin perbedaan kasta.
"The boys mereka selalu berkuasa dan mencurigakan. Udah berapa kali mereka berhasil nyuap guru sama kepsek?" Hyewon tahu kalau mereka tidak suka pada cowok-cowok yang selalu menang atas segalanya. Mendahului mereka dalam banyak hal terutama menggunakkan cara curang untuk menjatuhkan mereka.
"Kalian gak merasa kita selalu ditindas sama mereka? Walaupun kita juga bercukupan kita gak pernah minta ortu kita buat nyuap guru dan jadinya cowok2lah yang menang. Mereka selalu ngedahuluin kita selalu ganti posisi kita." Jelas Hyewon.
Hening. Mereka sedang berpikir
"Ok gue bersedia buat ikut." Ucap Mina.
"Gue!" "Gue juga."
"Yena?"
Yena hanya mengangguk sambil melipatkan tangannya didada.
"Pertama Naeun, gue yakin ini ada hubungannya sama beasiswa Naeun, kekuasaan yang dia dapet setelah jadi ketua kelas. Kalian tau banget kan kalo si Serim pengen banget jadi ketua kelas dan sekarang gagal. Apalagi sekarang mereka lagi bertarung buat jadi ketua organisasi sekolah." Ujar Hyewon.
"Jadi...."
"Ini pasti ada kaitannya sama Serim." Lanjut Yeri.
"Kalo gitu si Serim tinggal suap dong. Kenapa si Naeun sampe kebunuh kayaknya Serim gabakal ngelakuin sampe sejauh itu." Celetuk Tzuyu.
"Suara ditelpon.. suara cowok." Ucap Yeri.
"Serim?"
"Entah gue gak yakin."
"Yeh."
Kring kring..
"Yah bel.."
"Pualng sekolah ngumpul lagi ya disini. Jangan kabur!"
🥀
Chaeyoung sampai di ruangan mereka tergesa-gesa. "A..Arin..."
-To Be Continued-
—𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙𝖒𝖆𝖗𝖊—
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare | 99 Line✔️
Fanfiction❝She doesn't know who to blame, those stupid people or the killer.❞ Tentang mereka yang mencari tahu penyebab kematian Naeun. Namun semakin lama mereka menggali kebenaran semakin banyak bahaya yang akan menimpa mereka. 〖Mystery〗 〖Thriller〗 ⚠️Warning...