Four🥀

897 159 5
                                    

🦊 : Hai guys aku boleh minta Vomment gaa supaya tambah semangat ngeup ceritanya huu. Makasii udah mampir hehe~

🥀

Woojin tersungkur dengan darah yang bercucuran dikepalanya juga seluruh tubuhnya. Sepertinya kepalanya terbentur dinding dibelakangnya. Pisau yang menusuk jantungnya masih tertancap ditubuhnya.

"WOOJINNNN!" Terdengar suara teriakan Jihoon dari ujung sana sepertinya ia sedang mencari Woojin. Yeri langsung menghampiri Jihoon dan menariknya untuk membantu Woojin agar dibawa ke rumah sakit.

"Di.. dia kenapa?" Jihoon gemetar.

"Ambulans nyampe bentar lagi." Yuqi sudah memanggil ambulans.

"Na..napasnya udah ga ada.." Jihoon tidak bisa menahan air matanya.

"WOOJIN?" Doyeon dan teman-teman baru sampai ditempat tersebut.

"JIHOON LO PELAKUNYA!?" Mina malah menuduh Jihoon tanpa alasan.

"GUE? YANG SEHARUSNYA LO CURIGAIN TUH MEREKA BERTIGA BUKAN GUE!"

"Ambulans udah sampe cepet!"

🥀

Saat dokter keluar dari UGD, mereka semua langsung berkumpul. Semua teman sekelas mereka datang kecuali Changbin, Yeonjun, Serim, dan Subin.

"Maaf, Woojin tidak bisa diselamatkan."

"DOKTER BOHONG KANNN DOKTER! SELAMATIN TEMEN SAYA TOLONG!" Jihoon menangis sejadi-jadinya. Dia tidak bisa hidup tanpa sahabatnya itu.

"KALIAN BERTIGA YANG BUNUH WOOJIN KAN!" Doyeon, Mina, dan Chaeyoung mencoba melindungi Yuqi, Hyewon, dan Yeri. Alhasil, Doyeon terkena pukul oleh Jihoon.

"JIHOON BANGSAAT!" Lucas langsung melayangkan tinjuannya pada wajah Jihoon.

"LUCAS!" Dejun langsung menarik Lucas kebelakang.

"JANGAN SENTUH CEWEK ANJING PENGECUT!"

"Kita harus cari pembunuhnya. Sekarang waktu yang tepat." Bisik Hyewon pada cewek-cewek disana.

"Hah?"

"Changbin, Yeonjun, Serim, sama Subin gak ada disini. Kita bisa cari mereka."

"Kita keluar dulu, Yena minta Yohan buat telpon Serim."

"Yohan telpon Serim dong." Pinta Yena mendekati Yohan secara diam-diam.

"Dia lagi sibuk tadi dihukum ortunya gak boleh keluar."

"Dia dirumah?"

Yohan mengangguk.




Yena langsung menelpon teman-temannya dan menyusul mereka didekat rumah sakit.

"Kalo gitu bukan Serim yang nyembunyiin Arin."

"Lah kenapa? Kan bisa aja dia sewa orang." Yeri tidak bisa memikirkan orang lain selain Serim yang membunuh Naeun dan mengawali semua kekacauan ini.

"Kenapa gak tanya ortu lu aja sih Won. Kan ortu lu bisa bantu." Ujar Mina.

"Mana bisa, kan gue udah bilang masalah begini pasti ortu gue malah nutup-nutupin. Apalagi sekarang dia suap satpam buat gak beberin soal Woojin. Liat aja guru-guru pada diem padahal Arin gak masuk sekolah terus gue yakin tuh ortunya Arin juga gabisa apa-apa."

"Tunggu-tunggu ini kita sebenernya cari siapa dulu? Pembunuh Naeun? Yang culik Arin? Atau pembunuh Woojin. Tiga-tiganya darurat!" Celetuk Tzuyu.

"Ketiganya pasti bersangkutan. Sama kayak stalker Mina." Jawab Doyeon dengan yakin.

"Gue bakal paksa Serim buat ngaku." Sahut Yeri.

"Ah lo mah dibilangin bukan Serim ngotot banget si."

"TERUS SEKARANG GIMANA? JANGAN BERDEBAT DULU!" Yena daritadi berusaha mikir.

"Ok kita misah kayak kemaren. Gue, Yeri, Yuqi, sama Yena cari Serim. Kalian cari salah satu orang dari Yeonjun, Changbin sama Subin."

🥀

Hyewon dan teman-teman berada didepan rumah Serim. Hyewon sengaja membawa kue buatannya untuk modus supaya orang tua Serim bisa memperbolehkannya masuk.

Ting.. tong...

"Bawa gue."

"Hah?"

"Gue juga mau masuk!" Ujar Yeri

"Yer ja-"


"Lah Hyewon? Ada apa?" Tanya Mamanya Serim.

"Emmm.. ini tante ada kerja kelompok kita bertiga hehe. Ah ini juga ada kue buat tante." Hyewon menatap Yeri dengan sinis, seharusnya Hyewon yang masuk sendiri bisa gawat kalo Serim curiga.

"Astagaa gak perlu repot-repot. Serim ada diatas langsung aja keatas. Ruangan sebelah tangga.

Yeri langsung berjalan cepat keatas dan memasuki ruang main Serim. Serim sedang bermain XBOX diana.

"Lo yang bunuh Naeun kan?" Ujar Yeri to the point. Serim langsung mempause gamenya ia mengernyit kenapa ada Yeri dan Hyewon dikamarnya? Hyewon menepuk keningnya, tidak berjalan sesuai rencana bisa gawat mereka.

"Anjir ngapain kalian kesini. Elo lagi ngapain masuk rumah gue terus nuduh-nuduh gue."

"Yeriii!" Bisik Hyewon.

"Lo juga yang culik Arin, bunuh Woojin kan?" Hyewon menarik-narik tangan Yeri agar dia berhenti.

"Bunuh Woojin? Woojin meninggal?" Serim mengernyitkan dahi.

"Anjir drama lo masa lo gatau sih orang udah dikabarin sama Lucas lonya aja gak dateng ke rumah sakit."

"Mana ada anjing nih lo liat!" Serim memperlihatkan layar HPnya.

"INI APAAN HAH!" Hyewon langsung menutup mulut Yeri takut orang tua Serim dengar.

"Bukannya lo dihukum? Kenapa boleh main game?" Sahut Hyewon dia jadi curiga pada Serim.

"Lah sejak kapan gue dihukum."

"Katanya Yo-

Mata Serim membelalak, "Gue gapernah nerima chat ini sumpah gue baru tau pas kalian kasi ta-"

Tiba-tiba HP Hyewon berbunyi...

"Halo.."

"..."







"HAH ARIN???" Amarah Hyewon memuncak ia langsung menatap Serim dengan tatapan yang membuat jantung Serim berdegub tidak karuan.

-To Be Continued-

—𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙𝖒𝖆𝖗𝖊—
.
.
.

Nightmare | 99 Line✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang