Ten🥀

708 138 6
                                    

🦊 : Hai guys makasih udah baca sampe chapter 10 huhu. Jangan lupa tinggalin jejak yaa supaya ku semangat buat ngeupnya makasihh ☺️

🥀

San sempat dilarikan ke rumah sakit lagi akibat ulah Hyewon. Orang tua San sebenarnya ingin menuntut Hyewon namun karena Hyewon lebih kaya daripada mereka jadi mereka tidak menuntut Hyewon. Hyewonpun tidak mendapat hukuman apapun dari sekolah dan semenjak hari itu Hyewon menjadi sangat diam dan selalu menyendiri.

"Apa jangan-jangan San pelakunya? Soalnya si Hyewon bisa aja menjauh dari kita karena dia tau pelakunya tapi karena kasian dan tau alesannya dia jadi berusaha menghindar dari kita gitu loh." Ujar Doyeon sambil memperhatikan Hyewon yang sedang melihat ke arah jendela.

"Iya dia bisa aja nusuk San supaya San berenti nyerang Yeonjun gak sih?" Yeri menyetujui perkataan Doyeon.

Yena bergumam, "Tapi Hyewon gak bakalan ngelindungin pembunuhnya si, dia juga tau kali kalo udah bunuh-bunuhan gak bisa ditoleransi lagi."

"Atau dia pembunuhnya?" Celetuk Chaeyoung.

"Heh jangan ngada-ngada lu mana ada Hyewon pembunuhnya," Yuqi refleks menepuk lengan Chaeyoung.

"Inget gak si kemaren si Subin mau cerita ke kita kan terus dia langsung berubah semenjak hari itu. Apa kita tanya Subin aja?" Ujar Tzuyu.

"Apa lo nyebut-nyebut nama gue?" Subin tiba-tiba datang mengejutkan mereka.

"I.. itu-"

"Kalo masalah cerita gue gue gak tau gue lupa." Ucap Subin lalu kembali berjalan ke tempat duduknya.

"Subin gue tau lo inget yang mau lo ceritain kan?" Yeri langsung menghampiri Subin.

"Gak gak inget."

"Apa karena Hyewon? Apa jangan-jangan ada kaitannya sama Hyewon?" Yeri tidak sadar ia berbicara cukup kencang dan ketika ia menoleh ke arah Hyewon, Hyewon tidak bereaksi atau menoleh ke arah mereka sama sekali.

Subin menoleh ke arah Hyewon, "Gak pokoknya gak ada urusannya sama Hyewon."

"Tentang apasih kasih tau lahh."

"Apaan si lo ah orang gak mau ya gak mau. Awas aja ya lo pada mikir yang aneh-aneh sama Hyewon." Ancam Subin.



🥀

"Terus kalo gak ada Hyewon kita gimana?" Mereka masih berkumpul di rumah Doyeon seperti biasanya walaupun tidak ada Hyewon.

"Apa kita juga berhenti aja kayak Hyewon?" Sahut Yuqi.

"Lah jangan dong kalo nanti ada korban lagi gimana?"

"Kayaknya kita juga harus berhenti deh. Mungkin ada alesan dibalik Hyewon ngelakuin ini?" Ujar Yena tidak yakin.














BRUKKK.

"SUARA APAAN ITU!" Doyeon langsung berteriak mendengar sesuatu yang terjatuh dengan keras sepertinya dari tempat tinggi.



















"To..tolongin gue.." Seseorang yang berlumuran darah sedang merangkak mendekati mereka saat mereka keluar mengecek apa yang terjadi.

"Am..ambulans! Cepet panggil ambulans!" Yena yang gemetar langsung meraih HPnya dikantong celananya.










"Su.. Subin bertahan sebentar lagi..." Subin  yang sudah tidak berdaya itu tiba-tiba menutup matanya.

🥀

Subin meninggal karena kehilangan banyak darah waktu itu. Dan setelah diselidiki sepertinya ia terjatuh dari pohon, namun anehnya ada banyak bekas tusukkan sehingga ia kehilangan banyak darah.

"Kok bisa dia jatoh dari pohon gitu emang si Subin bisa dinaikin ke pohon apa terus didorong abis dia udah ditusuk tusuk?" Yena masih bingung soal ini.

"Bukan suara dia jatoh kali yang kalian denger." Ujar Yohan, iya mereka sekelas sedang berdiskusi kecuali Hyewon.

"Tapi kok bisa ditempat lo sih Doy?" Tanya Changbin.

"Bukan Doyeon."

"Iya gue tau ck."

"Kayaknya iya deh bukan suara dia jatoh dari pohon yang kita denger iya gak sih?" Tanya Doyeon pada teman-temannya.

Yuqi mengangguk.

"San kok lu diem aja si! Jangan bilang-"

"KAN UDAH DISELIDIKIN BUKAN GUE KAN KATA POLISINYA PELAKUNYA!" San malah ngegass.

"Anjir kenapa lo ngegass jangan-jangan beneran lo lagi pelakunya!?" Sahut Hangyul.

"Lagian sih yang paling mencurigakan di sini San sih. Apalagi kemaren si Hyewon nusuk San." Ujar Jihoon.

Hyewon yang menyadari itu langsung menoleh ke arah mereka dengan tatapan dingin.

"Ck ngomong jangan kenceng-kenceng." Yeri menepuk tangan Jihoon.

"Sekarang gimana?" Lucas akhirnya berbicara ia tampaknya sedang berpikir sejak tadi.

"Ya mau gimana lagi harus cepetan ditangkep ini mah pembunuhnya." Celetuk Tzuyu.

"Gimana? Siapa?" Yeonjun menatap teman-temannya dan menghela napas, "Kita gak bisa mikirin satu orangpun yang bisa jadi pembunuhnya. Ini udah dua orang ketangkep mau sampe kapan tu orang main-main sama kita!?"

"Jangan pernah sendiri! Kalo gak ada tugas kita harus langsung pulang. Pokoknya jangan pernah sendiri." Ujar Yuqi.

"Ah gue aja nongkrong sendiri gak kenapa-kenapa tuh." Ucap Dino dengan santai.

"Husss. Jangan ngomong gitu lu." Yena refleks memukul lengan Dino.

"Terserah kalian pokoknya jangan pernah sendiri deh."

"Tapi gak ngaruh juga.. Woojin sama Yeonjun? Disekolah padahal." Celetuk Dejun.

"Kalo menurut gue si jangan terlalu dipikirin ya kayaknya kita harus ikutin Hyewon." Chaeyoung akhirnya bersuara.

"Tapi Hyewon juga aneh woi. Masalah Woojin ketutup begitu aja karena ortunya. Terus sekarang tiba-tiba dia menjauh. Apa karena kita tau sesuatu jadinya dia lebih berhati-hati."

"Subin. Subin tau sesuatu tapi dia gak mau cerita!" Ujar Yuqi.

"Iya kita udah minta cerita tapi dia gak mau. Katanya si gak ada kaitannya sama Hyewon."

"NAH IYA! Bisa jadi dia lindungin Hyewon gak sih?" Sahut San antusias, tapi langsung dapat tatapan sinis oleh beberapa orang disana.

"San lo diem aja anjing kalo lo begitu makin mencurigakan."

"Aish!" San sudah berancang-ancang untuk menonjok Yohan.









"Akh." San langsung memegang perutnya yang tiba-tiba sakit.

"Lah napa lu."

"LAH SAN! SAN!"

-To Be Continued-

—𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙𝖒𝖆𝖗𝖊—
.
.
.

Nightmare | 99 Line✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang