Seven🥀

810 143 2
                                    

"Kok bisa?" Semua orang sedang berkumpul dikelas mereka pagi ini. Khususnya cewek-cewek yang penasaran dengan Serim. Cowok-cowok lainnya hanya menguping dari jauh.

"Iya Serim katanya gila dia terus-terusan bilang 'Gue yang bunuh Naeun' 'Gue yang bunuh Naeun'. Terus dia sering serang orang-orang disekitar dia. Kata dokternya sih kalo dia anggap orang itu gak percaya sama dia, dia bakalan serang jadi harus bener-bener yakinin Serim supaya orang-orang mau percaya." Dejun menjelaskan semuanya.

Subin menghela napas, "Kalo begini berarti bukan Serim kan pelakunya!" Subin menaikkan nadanya diakhir kalimat.

Cowok-cowok yang lagi sibuk sendiri dan menguping dari jauh langsung bersamaan menengok kearah mereka.

"Jadi maksudnya Serim kayak dibuat gila? Dihipnotis?" Hyewon masih bingung dan akhirnya semua orang langsung ikut nimbrung.

"Kayaknya sih gak gitu juga." Lucas merangkul Yohan yang baru ikutan nimbrung.

"Kita liat aja Mark kalo dia sama kayak Serim juga berarti..." Celetuk San.

"ANJING gue gak mau tau pokoknya pembunuhnya harus ketemu!" Jihoon tiba-tiba teriak membuat mereka semua terkejut.

"Changbin, Yeonjun, sama Subin kalian kemana pas kita di rs pas nungguin Woojin?" Yuqi dari kemarin mau menanyakan hal ini pada mereka namun baru sempat sekarang.

"Lo curigain gue?" Changbin mengernyit.

"Lah kok lu tersinggung kan Yuqi cuma nanya." Yena melipatkan tangannya di dada.

"Bukan mereka. Lo tau sendiri mereka selalu sibuk, yang gak sibuk juga bisa jadi pembunuhnya woi!" Celetuk Hangyul yang daritadi sebenarnya sibuk mengetuk-ngetuk meja didekatnya.

"Dejun juga bisa jadi pembunuhnya, Lucas, San, Serim sama Mark apalagi. Cewek-cewek juga bisa. Kalo udah kayak gini si semuanya mungkin. Pembunuhnya pasti sepinter itu," Ujar Yohan.

"Ada yang mencurigakan gak?" Tanya Hyewon sambil menatap temannya satu per satu. "Kalo ada kasih tau gue diem-diem aja."

"Emangnya kita bisa percaya ama lo?" Tanya Dino dalam keadaan seperti ini semuanya mencurigakan.

"Yaudah kasih tau ke cewek-cewek kita aja." Sahut Tzuyu.

"Lah kita gak boleh tau?" Changbin menunjuk kearah cowok-cowok.

"Ya gak gi-"

"YAUDAH KITA SEMUA HARUS TAU DONG!" Yeonjun ngegass.

"YA EMANG ADA YANG MAU NUDUH TEMENNYA DIDEPAN TEMENNYA SEKARANG!? AYO SINI KASIH TAU LO CURIGA SAMA SIAPA." Yena ikutan ngegass.

"Ck ck ck." Mereka semua menggeleng-geleng melihat dua orang ini yang tidak berhenti beradu mulut.

"OK GUE CURIGA AMA JIHOON!" Kepala Jihoon langsung panas mendengar perkataan Yeonjun.

"ANJING KOK GUE SIH!"

"YANG SAMA WOOJIN KAN ELO TERUS KATA HYEWON TERUS WOOJIN KEBUNUH GIMANA SIH!" Malah tambah ngegass.

"Haish udahlah lo berdua kagak selesai-selesai." Hyewon mencoba meleraikan mereka.

"Yohan. Gue curiga sama Yohan." Celetuk Subin, Yohan langsung mengernyit kearah Subin.

"Kemaren pas Naeun diserang dia bilang dia lagi di kantor bokapnya kan terus ternyata gue kan lewat rumahnya dia, dia kayak abis lari gitu terus ngebuka hoodie itemnya."

Semua orang langsung melotot kearah Yohan.

"Itu gue lagi kabur dari satpam kantor woi. G.. gue disuruh latihan dikantor tapi gue males makanya gue kabur."

"San, dia jadi aneh sama sensitif kalo ditanyain soal kematian mereka. Padahal kita cuma mau diskusi." Sahut Hangyul.

"Iya gue setuju," Dino mengangguk.

Yeri menatap kedua orang itu secara bergantian.

"Awasin mereka berdua." Pinta Hyewon didepan Yohan dan San.

🥀

"Wonn!" Dejun menahan Hyewon yang baru saja menginjakkan kaki keluar dari gerbang sekolah.

Hyewon menaikkan alisnya mengode Dejun untuk berbicara.

"Ada yang aneh sama Mark."

"Apa?"

Dejun menghela napasnya, "Si Mark tuh kalo dikelas pas masih sama Arin sering melamun ngeliatin Mina gitu. Cuma setiap kali gue panggil dia kayak langsung kaget. Terus waktu itu kita kan mau kerja kelompok nah si Mark ketangkep basah sama gue lagi ngikutin si Mina disekolah tapi gue awalnya kayak gak kepikiran soal itu kan."

"Jadi si Mark beneran stalker Mina!?" Hyewon membelalak iapun menutup mulutnya karena masih banyak orang yang berlalu lalang.

"Engga yang Doyeon cerita ke Lucas pas Mina distalk itu Mark selalu dirumah kalo gak dia sama gue."

Hyewon berpikir sejenak sambil memainkan tali tas ranselnya, "Jadi orang suruhan Mark?"

Dejun menggeleng, "Kalo orang suruhan Mark dia gak bakalan ngaku jadi pembunuh Mina."

"Apa jangan-jangan dia bunuh Arin juga? Soalnya dia pas ditanyain kenapa Arin kabur dia malah santai bilang dia nampar Arin."

"BUKAAAN! Dia emang orangnya begitu tapi dia gak bunuh Arin aish. Nah si Mark tuh sering punya firasat buruk semenjak kematian Arin gitu woi. Dia selalu ngecek Mina dan dia pernah hampir nangkep stalkernya."

"KOK LO GAK KASIH TAU DARI AWALL!"

Dejun langsung menutup mulut Hyewon, "Orang sebelum Mina dibunuh dia baru cerita. Dia kayak tau tempat, bukan bukan dia kayak si stalkernya Mina tapi dia bukan stalkernya gitu ngerti gak? Dia bisa tau gerak geriknya."

"Hah?"

"Ada orang yang ngelakuin itu buat si Mark. Tapi Mark gak tau orang itu siapa dan kenapa dia mau ngelakuin itu. Dia ngelakuin semua yang mau dilakuin Mark tanpa Mark kasih tau kesiapapun."

Hyewon mengernyit, "Tunggu-tunggu gue bingung. Kalo dia gak kasih tau kenapa orang itu bisa tau dan ngelakuin semua yang Mark mau lakuin."

"NAH ITU MAKSUD GUE ANEHNYA DISITU!"








"Ambulans?"

-To Be Continued-

—𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙𝖒𝖆𝖗𝖊—
.
.
.

Nightmare | 99 Line✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang