"Won lu gapapa kan?" Setelah Hyewon dioperasi mereka langsung menjenguknya. Hyewon diam, ia mengubah posisinya tidurnya ke kanan bertolak belakang dengan teman-temannya.
Doyeon berjalan menghampirinya dengan dekat, "Sampe kapan lu mau kayak gini sama kita?" Hyewon malah menutup selimutnya hingga kepalanya.
Yeri menghela napas, "Yaudah jangan diganggu Hyewonnya kita ke San aja, dia baru selesai operasi."
"Tapi Hyewon harus ngomong dia harus ceritain dari awal supaya kita cepet ketemu pembunuhnya." Celetuk Hangyul.
"Udahlah jangan dipaksa."
"Apa tujuan lu ketemuan sama San? Kenapa lu pake sarung tangan? Lu pikir kita gak bisa jeblosin lu ke penjara karena berencana ngebunuh San?"
"YOHAN!" Yena membentak Yohan, Yohan sudah keterlaluan ini sama sekali bukan rencana mereka menemui Hyewon. Walaupun Yena tahu Yohan hanya mengancam agar Hyewon mau membuka suara, namun dia baru saja pulih, ini keterlaluan.
"Lucas. Gue mau ngomong sama Lucas." Akhirnya Hyewon berbicara sebelum mereka pergi.
"Kenapa Lucas?" Hyewon yang tadi sudah duduk kembali membaringkan badannya dan menutupinya dengan selimut.
"Kalian keluar aja nanti gue sampein semuanya," bisik Lucas.
🥀
"Gimana Cas?" Doyeon langsung berdiri dan memegang tangan Lucas ketika Lucas keluar dari ruangan Hyewon.
Lucas menghela napas, "Hyewon bilang dia yakin banget pelakunya San dan dia emang beneran berencana buat ngebunuh San dari awal."
"Wahh.." Mereka speechless mendengar itu. Tidak disangka seorang Hyewon benar-benar berencana untuk membunuh seseorang.
"Terus kenapa si Hyewon menjauh dari kita?" Yuqi mendekat.
"Karena dia tau kalo dia berencana ngebunuh San kita pasti bakal berentiin dia dan sebelum rencananya berhasil pasti dia udah ketawan duluan."
Yuqi mengangguk dan tersenyum miring, "Bohong. Hyewon bohong. Dia bukan ngejauhin kita karena berencana ngebunuh San."
"Jadi?" Tanya Dino bingung.
Yuqi menatap temannya satu per satu, "Gue gak percaya sama kalian gue gak akan kasih tau apa yang gue pikirin."
"Apa sih, Qi. Kalo lo gak percaya ki-"
"Ok, ok gue kasih tau. Ini cuman pemikiran gue tapi." "Jadi, menurut gue dia sengaja ngelakuin itu karena dia mau mancing pembunuhnya. Pembunuh aslinya."
"Maksud lo San?" Tanya Changbin.
"Tunggu dulu gue belom selesai jangan dipotong. Dia pasti udah tau siapa pembunuhnya sekarang dan entah itu San atau bukan."
"Hah pemikiran macam apa itu." Celetuk Jihoon.
"Terus kalo si Hyewon tau.."
"Kita serahin aja ke Hyewon dia pasti bakal selesain semuanya."
"Tunggu tunggu gue gak paham jadi menurut lo dia udah tau pembunuhnya siapa sekarang? Dan dia ngejauhin kita buat mancing pembunuhnya?" Tanya Dejun yang terlihat sedang berpikir keras sejak tadi.
"Iya."
"Kalo lo kasih tau kita artinya pembunuhnya tau dong?" Ujar Yeonjun.
"Lah enggak dong kan San pembunuhnya."
"Bukan San aduh Yohannn!" Yena berdecak.
"Dia pasti udah punya rencana sekarang. Entah asumsi gue bener atau gak kita tunggu aja Hyewon. Gue lebih tau tentang Hyewon daripada kalian gue percaya dia punya rencana buat singkirin pembunuhnya."
"Apa menurut kalian pas San sama si Hyewon ketemu pembunuhnya juga ada disitu?" Yeri bergumam. Mereka langsung menatap ke arah Yeri dengan mata mereka yang membesar.
"Rumah tua itu udah kayak gudang dan diatasnya itu ada balkon gitu apa bisa jadi si pembunuhnya ada disana juga? Karena hal semacam deja vu yang selama ini kita curigain? Apa pembunuhnya dateng buat ngebunuh San tapi Hyewon yang malah nusuk San?"
"Please gue gak paham otak gue gak nyampe berbelit-belit banget udah gak ada clue sama sekali lagi." Hangyul memukul kepalanya perlahan sambil merengek.
"Gini pokoknya percaya sama gue kita serahin ke Hyewon aja ya." Yuqi mencoba meyakinkan semua teman-temannya
🥀
"Ngapain kalian kesini?" Ujar San dengan nada dingin. "Gue tau lo semua ngira gue pembunuhnya kan?"
"Ya kalo bukan lo siapa lagi jing."
"Aishhh!" Yena yang kesal langsung menyeret Yohan keluar.
"Emang kalian pikir gue gak capek apa bulak-balik rumah sakit terus? Kenapa gak langsung dibunuh aja si anjir capek gue BUNUH GUE AJA LANGSUNG!"
"SAN! Jangan gila deh."
"Mending kita keluar aja." Bisik Chaeyoung.
"Tapi sebelum itu..."
"Hyewon harus mati."
"ANJING!" Dejun langsung menarik baju San.
San tertawa.
"Dasar gi-" Yeri menahan Hangyul yang juga sedang emosi untuk tidak menghantam San.
"Dejun udah!" Tzuyu dan Yuqi menarik tangan Dejun menjauh dari San.
"Kita harus jaga mereka malem ini."
🥀
"Won makan dulu." Yeri mengulurkan sendok yang berisi bubur ke dekat mulut Hyewon namun Hyewon menolak.
Mereka terdiam sejenak.
"Ini udah malem kenapa kalian gak pulang?" Tanya Hyewon pada mereka yang bertugas menjaga malam ini. Yeri, Yuqi, Lucas, Dejun, Hangyul, dan Yeonjun. Dejun menemani Yeri dan Yuqi di kamar Hyewon sedangkan Lucas, Hangyul dan Yeonjun berada di kamar Dejun.
"Apa kalian takut gue diserang? Atau takut San yang diserang?"
Yeri langsung menaruh mangkuk yang berisi bubur tersebut dengan kencang ke meja. "Hyewon!"
"Gak akan terjadi." Hyewon langsung berbaring dan menutupinya dengan selimut.
Yeri tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Ia mendengar sebuah teriakkan lepas dari mulut seseorang namun penglihatannya masih samar-samar.
"JANGAN!"
Yeri langsung membelalak ketika ia tersadar 100% jantungnya berdegup dengan sangat kencang napasnya tidak karuan. Kacau. Semua kacau.
-To be continued-
—𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙𝖒𝖆𝖗𝖊—
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare | 99 Line✔️
Fanfiction❝She doesn't know who to blame, those stupid people or the killer.❞ Tentang mereka yang mencari tahu penyebab kematian Naeun. Namun semakin lama mereka menggali kebenaran semakin banyak bahaya yang akan menimpa mereka. 〖Mystery〗 〖Thriller〗 ⚠️Warning...