Yuqi langsung terjatuh melihat apa yang terjadi diatas sana.
Arin tergantung diatas tidak bernyawa. Rambutnya menutupi sebagian wajahnya. Namun, kedua pergelangan kakinya dan kedua pergelangan tangannya ada garis sayatan pisau yang melingkar berbekas disana. Sepertinya hanya satu kali sayatan pisau namun terlihat sempurna melingkari pergelangan kaki dan tangannya.
"A..Arin bunuh diri?" Yena ikut gemetar.
"Bukan." Ujar Doyeon dan Yeri bersamaan.
"Arin bukan tipe orang yang bakal akhirin hidupnya begitu aja. Liat itu sayatan di semua pergelangannya. Itu satu kali garis tanpa jedah, yang bunuh Arin pasti psychopath yang bener2 udah ahli." Doyeon mengangguk setuju dengan Yeri itu yang dipikirkan dari awal dia masuk ke gudang ini.
"A..apa maksudnya ini?" Yena mulai ketakutan dan menarik tangan Hyewon.
"Ada apa i-"
BUGH.
Baru saja Serim memasuki gudang tersebut, Mark langsung menonjok perutnya. "SERIM SIALAAN!"
BUGH. BUGH. BUGH.
Lucas, Dejun dan San mencoba meleraikan kedua orang itu. Darah segar sudah keluar dari mulut Serim ia tidak bisa berhenti batuk darah akibat tonjokkan Mark yang tidak ada jedahnya itu.
"BIARIN POLISI YANG TANGANIN SERIM!" Teriak Yohan.
"Uhuk.. uhuk.. Po.. polisi?"
"ANJING LO MASIH GAK MAU NGAKU JELAS-JELAS LOKASI INI KAN DEKET PABRIK BOKAP LO LOKASINYA UDAH DIBELI SAMA BOKAP LO SIAPA LAGI KALO BUKAN LO PELAKUNYA BANGSAT!" Mark sudah menggila.. ia menyesali semua perbuatannya pada Arin. Coba saja saat itu ia tidak membentakknya, coba saja waktu itu ia menemukan Arin saat dia kabur. Semuanya tidak akan menjadi seperti ini.
"Serim psychopath?"
"Buk..bukan gue bukan psy.." Tubuh Serim melemas.
Lokasi ini termasuk gudang dimana Arin mati adalah tempat terlarang dengan keamanan yang sangat ketat. Sembarang orang tidak boleh masuk tanpa identitas pengenal. Daerah ini adalah milik orang tua Serim dimana pabrik yang dimilikinya akan diperbesar.
Bagaimana mereka masuk? Mark terpaksa memanggil polisi dia frustasi dia takut kehilangan Arin. Maka itu polisi memperbolehkan mereka masuk karena mendapat izin.
🥀
"Guys..." Hyewon memperlihatkan sebuah video. Sekarang mereka sedang berada dirumah Doyeon mereka tidak bisa tinggal di ruang rahasia itu lagi karena Yeri, Yuqi, dan Hyewon hampir terbunuh saat itu. Jadinya Doyeon yang mengajak mereka untuk berkumpul dirumahnya saja.
Serim disana ketika baru mau masuk pengadilan. "GUE EMANG BUNUH NAEUN TAPI GUE GAK BUNUH ARIN BUKAN GUE! GUE DIJEBAKKK!"
"SERIM BENERAN BUNUH NAEUN!?" Yeri langsung bangkit dari kursinya.
"Hah?" Tzuyu mengernyit dia yakin Serim bukan orang seperti itu.
"10 tahun penjara. Dan dia udah terbukti jadi pembunuh Naeun sama Arin."
"10 TAHUN DOANG!?" Bukan cuma Yeri, Doyeon, Hyewon, Yuqi, sama Mina juga terkejut.
"Bukannya 10 tahun udah lama ya?" Tanya Yena.
"HARUSNYA DIA DIHUKUM MATI ATAU GAK PALING SEUMUR HIDUP KEK ANJING!" Yeri memecahkan vas bunga Doyeon.
"YERI!" Bentak Yuqi menahan Yeri untuk tidak memecahkan barang lainnya.
"Itu mahal woi emang lo bisa ganti?"
"Gapapa." Ujar Doyeon entah apa yang merasukinya tapi, seharusnya seorang Doyeon akan marah dan mengancam untuk mengganti rugi siapapun itu yang memecahkan atau merusakkan barang mahalnya. Hyewon membantu Yuqi membereskan pecahan vas bunganya.
"Woojin. Woojin gimana?" Tanya Chaeyoung.
"Nah itu yang aneh. Gak dibahas sama sekali di pengadilan padahal Hyewon udah lapor katanya." Hyewon langsung menghentikkan aktivitasnya dan menunduk.
"Iya kan Won?" Tanya Mina sekali lagi.
Hyewon berdiri, "G.. gue gak boleh lapor sama ortu gue. Gue ketangkep basah pas gue masuk ke kantor polisi."
"Wah." Mina frustasi.
"Serim gak bunuh Arin. Emang ada bukti? Bukti apa?" Celetuk Tzuyu. Ia selalu membela Serim.
"Kalo Naeun katanya kalung yang dipake serim itu jatoh karena Naeun waktu itu mencoba ngelawan mungkin? Terus bekas sidik jarinya ketemu. Kalo si Arin katanya sih motif pembunuhannya sama pergelangannya kesayat pisau juga. Dan bukti lainnya ada jejak kaki Serim diluar gudang terus kata pekerja si Serim akhir-akhir ini sering ke pabrik." Yena mendengar hal itu dari Yohan.
"Emangnya itu cukup buat jadi bukti?" Tzuyu menentang semua pernyataan tersebut.
"Kalo menurut gue dia udah ngaku bunuh Naeun kayaknya itu beneran deh. Kalo Arin bukan dia." Kesimpulan dari pemikiran Doyeon sejak tadi.
Yuqi mengangguk setuju.
Mata Mina membelalak melihat layar HPnya, ia langsung mengambil tasnya dan berlari keluar, "Gue ada urusan mendadak."
(nomor tidak diketahui)
Pergi ke gang paling ujung deket hotel Jihoon. Sendiri satu jam dari sekarang gue tunggu. Kalo gak dateng lo mati.
Kalo ada orang lain yang dateng temen-temen lo juga mati.
-To Be Continued-
—𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙𝖒𝖆𝖗𝖊—
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare | 99 Line✔️
Fiksi Penggemar❝She doesn't know who to blame, those stupid people or the killer.❞ Tentang mereka yang mencari tahu penyebab kematian Naeun. Namun semakin lama mereka menggali kebenaran semakin banyak bahaya yang akan menimpa mereka. 〖Mystery〗 〖Thriller〗 ⚠️Warning...