Cerita 1_Malfoy's

8.1K 441 35
                                    

"Mr. Malfoy!"

Teriakan menggema yang didengarnya itu berhasil membaut tubuh seorang pemuda 17 tahun terdiam di tempat. Sesosok pemuda dengan rambut pirang platina dan mata silver yang kini hanya mampu menggenggam erat-erat tongkatnya saja. Ia mencoba mengatur napasnya terlebih dahulu sebelum berbalik.

Langkah-langkah cepat dan tegas terdengar menggema di lorong Hogwarts, seiring dengan kerumunan di tempat itu yang juga hanya mampu terdiam. Hell, mereka tidak mungkin membuat seorang Profesor Hermione Granger tambah murka, bukan? Terlebih wanita itu juga merupakan kepala asrama Gryffindor. Tolong garis bawahi itu!

Berpasang-pasang mata di tempat itu hanya mampu memerhatikan bagaimana Hermione Granger menatap sengit ke lawan bicaranya sekarang. Scorpius Andrew Malfoy atau Scorpius Malfoy, atau biasa disebut sebagai Si Pembuat Onar dari Slytherin. Lalu, di sampingnya adalah Albus Severus Potter. Tidak usah dijelaskan lagi, ia adalah putra The Boy Who Lived, Harry Potter. Rival abadi ayah Scorpius alias Draco Malfoy.

Entah mengapa justru kedua putra mereka hampir tidak bisa dipisahkan. Di mana ada Scorpius, di situ ada Albus. Selain berada di tahun dan asrama yang sama, asrama para ular. Mereka juga selalu melakukan semua hal bersama-sama, termasuk membuat masalah. Tidak tahu siapa pemimpin Para Pembuat Onar dari Slytherin. Karena nyatanya, Scorpius dan Albus hampir setingkat untuk urusan membuat onar tersebut.

"Mr. Malfoy dan Mr. Potter ikut ke ruanganku!" perintah Hermione dengan ketus. Ia melangkah lebih dahulu. Meninggalkan dua orang yang kini kompak menghela napas.

Albus terlebih dahulu berbicara. "Mengapa dia selalu membenci kita, Scorp?"

Pertanyaan Albus menggantung karena Scorpius hanay memutar matanya malas. Sebelum menyusul Hermione, pemuda itu terlebih dahulu berbalik. Menatap seseorang yang kini tersenyum pongah meskipun wajahnya babak-belur.

"Kita masih punya urusan, Chang!" desis Scorpius.

Di depan ruangan Hermione Granger hampir dipenuhi oleh para singa dengan beragam ekspresi ketika Scorpius dan Albus di sana. Diam-diam keduanya menghela napas panjang. Inilah yang tidak mereka sukai ketika ke mari.

"Kalian mungkin tidak akan mendapatkan jatah libur natal karena detensi," ucap Hermione. Kali ini dengan nada yang lebih santai. Walaupun tentu saja, sesantai-santainya Hermione, ia masih bisa mengancam dua orang di depannya ini.

Wanita itu bersandar ke sofa. Kakinya terlipat seolah mengetakan bahwa ia adalah pemilik tempat ini dan sebaiknya tidak menginterupsi atau membuat masalah kembali.

"Profesor Granger, apa jika kami menjelaskan yang terjadi, Anda akan memikirkan ulang pemberian detensi kami?"

Albus menyeringai mendengar kalimat negosiasi sahabatnya itu.

Hermione memutas matanya begitu mendengar pertanyaan -yang lebih terdengar seperti permintaan- dari Scorpius. Ia sepertinya lupa sedang berhadapan dengan keturunan Draco Malfoy. Ferret albino menyebalkan yang bertahun-tahun lalu hanya gemar membuatnya naik darah. Ia juga masih mengingat bagaimana Draco membuat giginya mirip berang-berang. Uh, menjengkelkan!

"Aku tidak ingin mengendar tentang ketidaksengajaan kalian lagi kali ini."

Seringai tersungging di sudut bibir Hermione. Ia tidak ingin lagi terperdaya oleh duo perpaduan Potter dan Malfoy tersebut. Sudah cukup dirinya mendengar alasan seperti, 'Profesor Granger kami tidak sengaja' atau 'itu hanya lelucon dan Anda memberikan kami detensi berlebihan'.

Baik Scorpius dan Albus hanya saling menatap. Seolah bertanya, 'apa yang harus kita lakukan?'. Tentu saja mereka tidak ingin mengatakan kegaduhan di koridor tadi karena dipicu oleh Albus yang bertengkar dengan salah satu Gryffindor. Apalagi jika Scorpius menambahkan ia ingin membantu Albus karena tidak terima gadis yang ia sukai masuk Hospital Wings karena si Gryffindor kurang ajar tersebut.

DRAMIONE ONESHOT #BOOK1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang