Salsa dan Zack masuk ke dalam rumah kediaman keluarga Haidi. Kedatangan mereka ke sini adalah untuk menginap. Hal ini dilakukan agar Salsa bisa lebih dekat dengan Rama, juga Zack. Mereka diperintahkan oleh Digo bukan hanya untuk menjalin kedekatan, tapi juga membentuk rasa kekeluargaan di rumah itu.
Untuk beberapa waktu, Digo tak bisa ada di rumah karena ada kunjungan kerja ke 3 negara selama seminggu. Banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan.
Koper Zack seret ke dalam. Meneliti rumah itu dengan seksama. Hingga asisten rumah tangga datang, sekitar 3 orang bertugas melayani kedatangan Zack dan Salsa.
"Bi, saya mau tidur di kamar yang dekat Rama," kata Zack.
"Maaf, Den. Di situ ada yang tempatin." Bu Dayu nampak tak enak.
"Loh, selain Rama ada keluarganya yang lain tinggal di sini?" tanya Salsa heran. Karena sepengatahuannya, di rumah besar dan mewah ini hanya dihuni Digo dan Rama.
Bu Dayu membasahi bibir. "Bukan keluarga. Apa ya, bilangnya. Emm, teman bukan, sahabat bukan, apa ya?"
"Perempuan?" tebak Salsa.
"Iya, perempuan. Anaknya baik, Bu," lapor Bu Dayu.
"Namanya?"
"Assalamualaikum." Pintu rumah Lanita buka.
"Lanita?" Zack membelalakkan mata. Tak percaya malah menemui gadials itu di sini. Ia memang tidak datang ke sekolah hari ini karena malas. Zack juga sudah lama tak bertemu Lanita. Tetapi, harusnya mereka bertemu di tempat lain, bukan di sini. Di rumah keluarga Haidi.
Lanita diam. Tidak tahu harus mengucapkan apa ketika Zack dan mamanya ada di sini. Suasana berubah canggung.
"Jangan bilang lo tinggal di sini?" Zack memicingkan mata.
Bibir Lanita makin terkatup rapat. Denyut jantungnya berdetak lebih cepat.
"Sekarang, gue mau pulang." Lanita tersenyum kaku. Ia segera berjalan lebih masuk ke dalam rumah untuk menuju kamarnya.
Zack lantas mengikuti kemana Lanita pergi. Salsa mengerjapkan mata. Bu Dayu segera membawakan koper calon nyonya besar ke dalam kamar tamu di lantai satu.
Tak berselang lama. Pintu kembali terbuka. Memunculkan sosok Rama yag baru pulang sekolah. Wajahnya terlihat datar dan tak berekspresi. Ketika kakinya sampai ke ruang tengah dan bertemu pandang dengan Salsa, ia bergeming.
"Selamat sore, Rama. Baru pulang, ya?" Salsa bertanya basa basi.
"Ngapain di sini?" Dagu Rama mengendik.
"Begini, Papa kamu nyuruh kami nginap di rumah ini untuk sementara waktu. Kita kan sebentar lagi jadi keluarga. Jadi nggak ada salahnya kita mulai dekat dari sekarang. Tante akan urusin semua keperluan kamu. Anggap aja tante ini sudah jadi mama kamu," ujar Salsa tersenyun ramah.
"Mama saya masih hidup. Dan kamu nggak bisa jadi mama saya." Rama menyorot Salsa dingin.
Dari anak tangga, turunlah Lanita dan Zack. Ruang tengah itu jadi lengang. Hanya tatapan mata yang berbicara. Lanita melihat Rama, merasa bersalah, namun Lanita sendiri tak bisa melakukan apapun. Ia hanya bisa menatap tanpa bicara.

KAMU SEDANG MEMBACA
BEFORE
Teen FictionRAMALAN => BEFORE SMA Tarumanegara mendadak digemparkan jeritan histeris! Bagaimana tidak? Sosok Darama Pangeran Haidi yang gantengnya nggak manusiawi itu tiba-tiba dicap oleh Lanita sebagai 'pacar'. Gadis yang dikenal gila itu membuat grup SNSD...