Dokter UKS selesai memeriksa Lanita, wanita berumur 40-an itu membiarkan Lanita terbaring untuk beristirahat. Setelah selesai sembari membawa berkas laporan, ia keluar dari UKS.
Semua orang yang menunggu langsung berdiri tegak. Termasuk Rama yang ekspresinya paling khawatir.
"Loh, kalian nungguin rupanya. Kayak di rumah sakit aja." Dokter UKS tertawa kecil.
"Keadaan Lanita gimana?" tanya Rama langsung.
"Dia lagi istirahat. Bentar lagi juga siuman. Jangan khawatir. Lukanya nggak parah. Tapi, dia emang serentan itu kena benda sedikit? Sejak kapan?" Dokter nampak penasaran.
Rama memilih masuk ke dalam ruangan. Jadi, Syahdan, Sandi, Tora dan Daisy bertugas untuk menjawab pertanyaan dokter super kepo ini. Untung saja, sikapnya tidak seperti penghuni sekolah lainnya. Dia berbeda karena memandang semua pasien itu sama di matanya.
Tubuh Rama melemas kembali melihat keadaan Lanita. Ia kembali merasa bersalah pada gadis ini. Matanya berlinang dengan satu tangan yang memegang kepala.
"Kak Rama."
Perasaan Rama berlangsung lega, namun itu tak membuat rasa khawatirnya hilang. Sekarang Lanita sudah sadar, bisa tersenyum, dan duduk di atas kasur.
"Apa nggak bisa lo di belakang gue aja tadi?"
"Gue aja nggak tahu Kak, bakalan ada yang ngelempar."
Tarikan napas Rama terdengar berat. "Tapi lo bisa berlindung."
"Udah, Kak. Nggak papa. Gue nggak perlu tidur berhari-hari, diinfus, atau dikasih penyangga leher lagi. Gue cuman pingsan." Senyum Lanita terbit dengan sendirinya.
Kepala Rama mengadah agar air matanya tak mengalir ke bawah. Hari ini begitu berat dilalui Rama, masalah di sekolah belum usai, sekarang Lanita kembali menjadi korban atas ulahnya. Rama rasanya ingin menghukum diri sendiri dengan terjun bebas ke jurang.
"Gue takut lo kayak dulu," lirih Rama dengan mata yang sudah basah.
Lanita menepuk kasur di sisinya, mengajak Rama duduk. Lelaki itu menurut. Lanita pun mendekati Rama dan memeluknya. Hanya beberapa detik saja, Lanita menjauh dengan senyum yang ia harap bisa mengobati rasa khawatir itu.
"Gue baik-baik aja." Rama akhirnya bisa tersenyum. Lanita senang kekhawatiran Rama dan rasa bersalahnya akhirnya bisa selesai.
"MASUK! MASUK!"
Suara ribut-ribut dari luar UKS terdengar sampai masuk ke dalam. Lanita dan Rama menolehkan kepala ketika pintu UKS terbuka. Ada Zack yang menyeret seseorang dengan susah payah menuju Rama.
"Siapa?" tanya Rama.
Zack mendorong badan orang itu. "Dia yang ngelempar tumblr tadi."
Seketika kepalan tangan Rama menguat. Ia berdiri dan memegang pundak orang itu.
"Ma-maaf, Ram. Gue minta maaf," cicit seorang siswa ini ketakutan.
"Lo tahu salah?"
"Iya, Ram, gue salah. Tapi sumpah, Ram. Gue nggak bermaksud lempar ke Lanita. Maaf, Ram." Tubuhnya sekarang ditarik oleh Rama agar menghadap Lanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEFORE
Novela JuvenilRAMALAN => BEFORE SMA Tarumanegara mendadak digemparkan jeritan histeris! Bagaimana tidak? Sosok Darama Pangeran Haidi yang gantengnya nggak manusiawi itu tiba-tiba dicap oleh Lanita sebagai 'pacar'. Gadis yang dikenal gila itu membuat grup SNSD...