Headline News : Kerangka manusia ditemukan di dalam pondasi aula SMA T
Wartawan berhamburan di parkiran, ruang guru, hingga mencoba masuk ke dalam ruangan kepala sekolah untuk meminta keterangan perihal berita menggemparkan tersebut. Garis polisi melintang di sepanjang aula belakang yang sudah rata oleh tanah tersebut. Badan khusus forensik berpakaian putih tengah mengeluarkan kerangka yang telah bersatu dengan semen tersebut untuk dimasukkan ke dalam kantung. Jepretan kamera terus mengabadikan semua hal yang ditemukan.
Kasus ini tidak hanya membuat kementrian pendidikan murka pada Kepala Sekolah yang telah menutupi kasus ini, tapi juga kemarahan para orang tua murid. Mereka berlomba mengeluarkan anak mereka dari sekolah karena takut berpengaruh dengan imej ijazah bila dipakai ke universitas atau dunia kerja.
Guru-guru mencoba semaksimal mungkin koperatif dan mengikuti semua penyelidikan. Apapun pilihannya, sekolah ini memang harus bertanggung jawab.
Mobil-mobil mewah berdatangan, para pemegang saham, pendiri yayasan, hingga orang penting yang terlibat dengan Gunawan juga ikut diselidiki oleh polisi.
Kekacauan yang dibuat Gunawan sangatlah besar dan mempengaruhi kehidupan semua orang. Tapi, yang paling mengejutkan adalah Gunawan hingga hari ini tidak diketahui keberadaannya. Saksi terakhir, Sandi, mengatakan bahwa dia melihat Gunawan sedang diamuk masa oleh para siswa, namun selebihnya ia tidak tahu karena fokus pada Rama.
Permasalahan ini rupanya belum menemui titik terang.
***
Keadaan Rama masih tidak sadar setelah operasi. Wajahnya dililit perban 2 lapis. Hanya terlihat mata, lubang hidung, dan bibir. Itupun luka bakarnya masih bisa Lanita lihat.
Pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Menampilkan sosok pria paruh baya berjas dan berkacamata kotak. Di belakangnya menyusul Salsa. Semua orang seketika berdiri dan menatap hormat kedatangan Digo. Ada Syahdan, Tora, Sandi, dan Zack juga di sana.
Kedua kaki Digo berhenti melangkah, tangannya memegang ranjang, raut wajahnya tak berekspresi.
"Rama sudah berhari-hari belum bangun," lapor Salsa.
Digo tetap diam menatap Rama. Kini Digo tak bisa melihat lagi sorot mata tajam, rahang mengeras, dan mulut yang terbuka mengucapkan kalimat paling menohok untuknya.
"Dia baik-baik saja." Digo menoleh pada Salsa. "Aku harus ke Gorontalo sekarang. Bisa kamu temani aku ke bandara?"
"Iya, Mas," jawab Salsa.
"Om," panggil Lanita.
Digo menoleh, ia cukup familiar dengan Lanita. Tentu saja, mengingat sebesar apa pengaruh gadis itu terhadap anaknya. Begitu banyak perubahan yang Rama dapatkan, bahkan dari Lanita lah, Rama bisa mengungkapkan apa isi hatinya selama ini. Tak perlu Digo yang melihat langsung, dari laporan Bu Dayu dan Tora pun ia bisa mengetahui semua itu.
"Apa Om nggak mau di sini sebentar aja? Kasihan Kak Rama, Om." Mata Lanita menyorotnya sendu.
"Saya sibuk." Digo kembali berbalik.
"Kak Rama lagi sakit!" Lanita meninggikan nada bicaranya. Sontak membuat semua orang terkejut. Zack sampai menghampiri Lanita agar gadis itu tak mengucapkan hal yang tidak-tidak. "Dia butuh kasih sayang papahnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
BEFORE
Novela JuvenilRAMALAN => BEFORE SMA Tarumanegara mendadak digemparkan jeritan histeris! Bagaimana tidak? Sosok Darama Pangeran Haidi yang gantengnya nggak manusiawi itu tiba-tiba dicap oleh Lanita sebagai 'pacar'. Gadis yang dikenal gila itu membuat grup SNSD...