"Sumpah! Gue gak bisa lama-lama begini." ucapnya dengan frustasi
"Lo mau begini! Jangan salahin gue."
"Kenapa harus ginii?!"
"Ya kenapa?"
"Semua udah gue korbankan. Kalo dia lebih nolak gue. Gimana?" lirihnya
"Makanya ini jangan kita berdua doang. Nanti yang jadi pusat disalahin itu gue!" ucapnya, "Minta bantu temen lo."
"3 hari lagi..."
"Udah ah pusing gue."
***
Althar berjalan dengan santai melewati panjangnya koridor sekolah. Banyak bisikan tak mengenakkan yang ia dengar. Mengenai dirinya dan Salsa. Andai mereka mengetahui apa yang terjadi. Mereka pasti akan bertekuk lutut padanya.
Tepat sampai didepan kelasnya, ia berjalan masuk dengan senyum sumringah. Tapi, ketiga temannya menatapnya datar.
"Ken-apa liat gue kaya begitu?"
"Apa rencana lo sebenarnya?" tanya Dylan mendekat kearahnya
Althar menegakkan tubuhnya. Ia menghela nafas. Saatnya berkata jujur.
"Rencana apa?"
Bego!
"Kenapa lo nyakitin Melody?" tanya Naufan, "Kalo lo pacaran sama cewek lain mungkin dia bakal ngerti. Tapi, Salsa."
"Gue gak berniat nyakitin dia. Ini diluar ekspetasi gue."
"Ekspetasi?" tanya Dylan sambil menatap Naufan dan Arsyad bergantian
"17 Juni. Dia ulang tahun."
"Bangsat!"
"Sialan lo!"
"Heh! Lo mau prank?"
Althar mengangguk samar, "Gue udah bicarain ini sama Salsa. Tapi akhirnya malah begini." ucapnya lemah
"Pertunangan udah batal."
"HAH?!"
"Heh! Kalian bisa gak usah teriak-teriak gak?!" ucap Gina dengan kesal
"Tau! Gue lagi nonton drakor nih. Keganggu sama suara lo semua." timpal Nina
"Nonton lo sono dihutan. Tenang."
"Diem! Kalo gak bisa diem. Gue aduin ke Bu Dean kalian nunggak uang kas."
"Fine!" final Naufan mengalah
"Lanjutin cerita lo." kata Arsyad
"5 hari yang lalu. Salsa dateng kerumah gue malam-malam. Ngomong yang bikin gue berpikir untuk gak nyakitin Melody. Dan dia bilang, kalo gue ada rencana mau nembak Melody. Gue kabarin ke dia." ucapnya
"Terus?"
"Paginya gue inget. Kalo 17 itu ulang tahun Melody. Gue mau suprise-in dia sekaligus nembak dia pada waktu itu." ucapnya semakin pelan membuat Naufan, Arsyad dan Dylan mengernyit.
"Tapi gue sekarang—takut banget ditolak."
"Andai lo ngabarin kita duluan. Bukan Salsa."
"Tau. Semua gak akam serumit ini."
"Lo kemarin modus sama Melody?! Pegang tangan dia di Cafe." ujar Althar dengan memicingkan matanya kearah Naufan
"Gue kebetulan ada disitu. Eh ngeliat lo nembak Salsa. Gue liat juga Melody nyaksiin hal itu dipojok Cafe sendirian. SENDIRIAN."

KAMU SEDANG MEMBACA
MELODY (Hiatus)
Ficção AdolescenteFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA. JANGANLUPA KASI VOTE DAN SPAM KOMEN. ••• Selamat membaca cerita Althar Farzan Wijaya dan Melody Zara Annesha♥ ●●● Melody Zara Annesha, sama seperti namanya. Gadis dengan keahlian dibidang musik ini dikenal sangat mah...