Chapter 03

1.1K 380 120
                                    

Melody, gadis itu terus saja menatap langit-langit kamarnya. Enggan untuk menutup matanya, walau sejak tadi rasa kantuk menyerang matanya. Pikirannya melayang pada cowok Tengil yang dengan sintingnya merangkul dirinya dihadapan banyak pasang mata, dalam pertemuan para pengusaha besar pula. Haish!

"Kenapa sih?" geramnya, "Bikin gue dag dig dug serrr ajaa!" gerutunya, "Kurang ajar!"

Berkenalan saja mereka tidak, bahkan saat si Tengil itu ingin berkenalan ia tolak. Bagaimana bisa sekarang ia mengintil dirinya?

"Argghh! Bisa ikutan sinting nih gue." gumamnya, "Tidur aja udah, hopefully tomorrow will be better."

"Good night."

***

"SELAMAT PAGI DUNIAAA." teriaknya saat kakinya menapaki tangga lantai dasar dengan merentangkan kedua tangannya.

"Atar!" tegur Bella

Althar terkekeh, "Selamat pagi Mami ku cayankkk." ia berjalan menghampiri Bella, mencium pipinya.

"Main cium aja! Punya papi itu, kamu cari sendiri sana." ucap Yudha membuat Althar menganga.

"Papi gimana sih?! Masih sekolah aku tuh!" kesalnya

"Ya selesaikan setelah itu nikah aja kamu. Biar ada yang ngurusin."

Althar mengerucutkan bibirnya, "Mamiii! Liatt Papiiiii!" rengeknya mengadu pada Bella.

"Manja teruss, sekolah udah mau tamat jugaa. Mana jiwa laki dewasaa kamuu! Kesel banget Mami." ucap Bella

"Udah ah! Aku mau berangkat ajaa!." ia menyalimi tangan Papi dan Maminya.

"ASSALAMU'ALAIKUM." teriaknya saat kakinya keluar dari pintu.

Yudha menghela napas, "Anak kamu itu."

Bella mendelik tajam, "Anak kita! Kita berdua yang buat."

***

Althar terus saja berjalan tanpa memperhatikan sekitar, telinganya disempal earphone dan kedua tangannya disaku celana. Seperti biasa, bergaya sok bermuka datar menjadi imagenya.

Brukk!

"Aww.."

Ia berhenti melangkah dan menatap gadis yang sedang mengeluarkan ringisan, menandakan bahwa ia sedang menahan rasa sakit. Ia membungkukkan tubuhnya melihat siapa gadis ini, seketika matanya melotot. "Lo?!"

Gadis itu mendongakkan kepalanya, "Lo kenapa sih selalu aja gangguin gue?!" kesalnya, "Aww aduh." ringisnya.

Gadis itu, Melody.

Althar kelabakan sendiri, ia berjongkok dihadapan Melody, "Maaf dong yang.", ia menatap lekat manik mata Melody.

Melody bergidik ngeri mendengar kata yang barusan keluar dari mulut si Tengil ini,  "Pala lo peyang!" ia menoyor kepala Althtar.

Althar mengusap kepalanya, "Jangan jahat gitu sama gue, gue calon suami lo tau."

Melody segera beranjak berdiri, "SINTING LO!" teriaknya tepat didepan wajah Althar, ia berjalan meninggalkan Althar sendiri.

"MEL KITA BAKAL JADI SUAMI ISTRI, MEL!"

Setelah kalimat itu terucap, banyak pasang mata memandang Melody dengan tatapan yang aneh.

"Kak Mel bener mau nikah sama bang Atar?"

"Pacaran ya sama Althar?"

"Cocok tapii."

MELODY (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang