2

555 24 0
                                    

Rose

Aku tidak peduli jika orang menonton, apakah orang mencibir atau membisikkan kata-kata kasar. Tubuhku basah oleh keringat, aku merasa bebas dan bahagia, tak ada yang harus dikhawatirkan di dunia. Gadis-gadisku menari di sampingku, kakakku hanya beberapa meter dariku dengan teman-temannya.

"Rose, aku tahu kau bilang kau tak ingin tidur dengan seseorang malam ini, tapi tolong bawa dia pulang." Darcy berbisik, meraih pundakku dan menarikku dari linglung. Bingung, kaget aku memandangnya dengan Chloe yang sangat antusias di sebelahnya.

"Siapa yang kau bicarakan?" Aku bertanya, dia memutar matanya dan mendekat agar aku bisa mendengarnya dengan jelas.

"Orang itu menatapmu, dia berdiri tepat di sebelah Daniel." Dia berbisik di telingaku, aku bisa mendengarnya di antara musik.

Aku melihat ke arah Daniel dan saat itulah aku melihat Luca mengawasiku, matanya yang menawan menatapku tanpa malu. Wajahnya yang kuat tegang, seringai licik membentuk wajahnya seperti dewa. Melepaskan mataku darinya dengan cepat, aku bersandar pada kedua gadisku yang membentuk lingkaran.

"Tidak mungkin! Apakah kalian berdua gila?!" Teriakku pada mereka, wajah mereka bingung pada reaksiku. Dia adalah teman kakakku, ditambah lagi bagaimana mungkin orang seperti dia menginginkan orang kacau sepertiku?

"Kenapa tidak? Aku tak akan menghakimimu!" Chloe berteriak. Dia bukan tipe gadis yang suka bercinta seperti Darcy dan aku.

Dia tidak benar-benar menghakimi kita, tetapi dia telah berbicara beberapa saat dengan kami ketika Darcy membawa dua pria ke flat bersamanya. Baik aku maupun Chloe tidak bisa tidur malam itu.

"Sekarang aku benar-benar bingung, sejak kapan kau tidak keberatan dengan one-night stand?" Tanyaku padanya, sambil menahan tawa. Aku tahu Darcy juga geli pada Chloe.

"Sejak pria menawan itu pertama kali melihatmu. Rose, sejak saat itu dia tak mengalihkan pandangannya darimu." Jawab Chloe dengan yakin. Jantungku berdegup kencang, dia pasti bercanda? Tentu saja dia. Seperti yang ku katakan, mengapa dia menginginkan orang kacau sepertiku?

"Dia masih melihatmu!" Seru Darcy. Aku memutar mataku, mencoba melupakannya. Aku tahu mereka hanya mendukungku.

Theo adalah hal terakhir yang ku butuhkan dalam hidupku, dan dia menghancurkanku begitu keras, aku berpikir takkan bisa jatuh cinta lagi dan aku tahu bahwa Luca berbahaya. Jika aku membawanya pulang malam ini, aku tak akan pernah bisa melupakannya; aku tidak akan bisa mengatasinya. Tatapannya menghantuiku. Aku hanya tahu itu.

"Berhentilah mencoba membuatku merasa lebih baik, dia jauh dari kemampuanku, dan juga dia sangat sombong!" Ejekku pada diriku sendiri, aku butuh minuman.

Berjalan melewati kerumunan, aku menuju ke bar. Bersandar di meja yang dingin dan basah, menunggu giliranku.

"Hai, maaf mengganggumu, tetapi bisakah aku membelikanmu minuman?" Suara orang asing yang percaya diri, sedikit mengejutkanku.

Aku terkesan, aku belum pernah didekati begitu cepat di sebuah bar dan ditawari minuman.

"Tentu saja kau bisa, aku tak akan menolaknya." Balasku sambil tersenyum padanya.

Aku bergeser ke kanan sehingga dia bisa duduk di sebelahku, dan melihatnya lebih dekat. Struktur wajahnya kuat tetapi tidak terlalu maskulin, mata cokelat gelap dan rambut cokelat, wajahnya hampir terlalu manis.

"Apa yang bisa aku bantu?" Tanya Bartender sambil membungkuk ke arah kami.

"Ya, bisakah aku memesan double vodka dan coke?" Ujarnya seraya melihat ke arahku yang masih terdiam, menyadari hal itu aku langsung memesan.

Delicious Rose (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang