Luca
Air dingin mengalir dibawah kakiku ketika aku menyaksikan Chloe dan Darcy melompati Lee, tapi Rose masih berada di bawah air. Apa yang dia pikirkan? Sama sepertiku? Betapa sulitnya untuk tidak menciumnya, aku tidak memiliki cara untuk bersamanya. Aku tahu dia juga berusaha menenangkan diri. Setelah semalam aku berharap itu adalah dia yang bersamaku di lorong itu, sekarang melihatnya hari ini dalam balutan bikini yang luar biasa membuatku lebih menginginkannya.
Menjaga tatapanku tetap di air dimana dia menghilang, aku menunggu. Dia muncul keluar dari air perlahan-lahan, hanya beberapa meter dariku. Mendorong rambut panjangnya ke belakang dan menyibaknya menjauh dari wajahnya. Dia basah kuyup dan kurasa aku belum pernah melihat sesuatu yang lebih indah. Sialan licik, dia sangat licik karena mengenakan sesuatu yang sangat kecil. Perutnya yang kencang dan datar berkilau karena tetesan air. Aku hanya bisa melihatnya dalam bikini kecilnya dari jauh, itu menyiksaku.
Aku ingin merobeknya. Dia melakukan ini dengan sengaja, aku tahu itu. Aku belum pernah bersama seseorang dengan tubuh seperti dia sebelumnya, aku selalu mencari gadis mungil, tapi Rose adalah dewi dengan tubuh berlekuk. Dia feminin dan seksi, mata birunya langsung melihatku. Kemudian dia tersenyum. Dia tersenyum dan aku merasa milikku mengeras, are you fucking kidding me?
"Kau baik-baik saja, kawan?" Tanya Daniel muncul di sampingku. Aku berbalik ke arahnya dengan cepat, sebelum dia menangkapku mengalami serangan jantung karena melihat tubuh luar biasa adiknya.
"Ya, ini pantai yang bagus." Ujarku, bohong. Seperti aku peduli seperti apa pantai itu, mungkin ada ratusan gadis di pantai dengan tubuh indah mereka dan yang ku lihat hanyalah Rose.
Aku memutar kepalaku sedikit untuk melihatnya lagi, dia sekarang berada diatas punggung Lee dan mereka bertiga memanjat ke arahnya, mencoba mencelupkannya ke bawah air. Pantatnya bulat dan penuh membuat ereksiku berkedut saat melihat, aku mengambil napas dalam-dalam melalui gigiku; Aku membalikkan tubuh dan berjalan kembali ke tas kami.
Beberapa menit kemudian semua orang kembali ke tas mereka, aku melihat Rose dengan pemandangan payudaranya yang memantul, wajahnya yang menakjubkan berkilau di bawah sinar matahari. Aku memalingkan wajahku dengan cepat, sebelum seseorang memperhatikan tatapanku. Aku membungkus handukku di sekitar gairahku , berusaha menyembunyikannya. Ini tidak baik.
"Bagaimana kencanmu semalam?" Daniel bertanya, lalu menatap Rose ketika dia membungkus handuk di sekujur tubuhnya untuk mengeringkan dirinya sendiri.
"Tidak ada apa-apa, dia menghilang di lorong sepanjang malam. Aku mencoba menelepon dan mengirimnya pesan tapi tidak ada balasan." Jelasku.
Rose yang melihatku hanya mengangkat bahu, seperti dia tidak tertarik. Itu sebabnya dia menemukanku semalam, dia mencari Jacob. What the cock.
"Jadi, dia membuangmu?" Seru Rose. Aku meludahkan sebelum aku bisa menahan diri, Rose menatapku sambil tersenyum. Bagaimana mungkin ada orang yang meninggalkan gadis seperti Rose, kurasa aku tidak bisa berpikir setelah dia berada di tempat tidurku, dan aku akan membuatnya telanjang selamanya.
"Tepat sekali, dia sudah membuangku." Ujarku.
Matanya yang cerah menatapku, jantungku mulai berdegup kencang. Apa yang Rose lakukan padaku? Daniel telah melarangku mencoba melakukan sesuatu. Rose terlarang, tapi aku tak bisa mengendalikan diri dan dia benar-benar menarik.
"Kemana kau pergi terlalu lama semalam, Luca? Apakah kau beruntung?" Goda Lee, seraya menyenggol bahuku dan menggoyangkan alisnya ke arahku. Semua gadis langsung tertawa terbahak-bahak. Bagus, jadi Rose telah memberi tahu mereka.
"Mungkin saja" Ujarku seraya menggoyangkan alisku.
"Ya di lorong klub." Rose mencibir, mataku tertuju padanya, semua orang mulai tertawa lagi tapi aku tidak peduli, aku tahu Rose senang mengawasiku. Matanya melekat padaku, aku hanya bertemu dengannya beberapa kali dan dia adalah orang yang paling sulit untuk ku tolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delicious Rose (Indonesian Translation)
RomanceKetika berusia 21 tahun, Rose Harrington menangkap tunangannya di tempat tidur bersama salah satu teman baiknya, hidupnya menjadi tidak terkendali. Setelah 6 bulan, ia lulus dari Universitas dan mendapatkan pekerjaan di London. Bergerak bersama dua...