Luca
Tubuhnya yang nikmat membuatku gila, erangannya keluar dari tenggorokannya saat aku menciumnya sekuat yang ku bisa. Aku merobek gaun pendeknya dari tubuh mungilnya, lalu menghembuskan napasku saat melihatnya. Tubuhnya halus dan pucat, payudaranya benar-benar bulat dan kenyal, seperti yang ku harapkan, dari plastik. Still perfect.
Memegang ereksiku yang keras, aku menenggelamkan diriku jauh di dalam dirinya, meregangkannya dan tidak membuang waktu lagi, ingin memuaskan kebutuhan kami berdua. Aku mulai mendorong tubuh mungilnya dan membuatnya mengerang dan menjerit lebih keras daripada sebelumnya.
"Yes!" Dia berteriak ketika aku memegang payudaranya dengan satu tangan, menariknya lebih dekat ke tubuhku.
Aku menyaksikan matanya berguling ke belakang saat aku terus menghujamnya dengan agresif. Aku memegang pinggangnya, mengangkat tubuhnya dan membalikkan tubuh kami sehingga dia sekarang di atas. Dia tidak membuang waktu lagi, lalu menggeser intinya yang hangat dan basah untuk memasukkan kejantananku. Aku mengerang saat dia meluncurkan milikku jauh di dalam dirinya sementara aku mencium bibirnya yang basah, dia merintih saat aku mengangkat pinggulku memukulnya jauh di dalam. Dia mulai bergerak ke atas dan ke bawah, perlahan. Menggodaku.
"Kau menyukai ini?" Dia berbisik di telingaku.
"Fuck, Emily." Aku mengerang ketika dia mulai memajukan tubuhnya, aku memegang pinggulnya, lalu mengangkat pinggangku ke atas, teriakan kesenangannya hampir memuncak.
"Fuck. Fuck yes, oh my god!" Dia berteriak ketika aku memegangnya, mengambil kendali penuh saat dia menegang dalam kenikmatan.
Aku berhenti bergerak, meletakkan semua berat tubuhnya kembali ke ereksiku. Perasaannya luar biasa senang saat matanya memutar mengerang dengan keinginan kuat. Dia mulai menggosok klitorisnya secara perlahan-lahan menggodaku, dia merintih dan mengerangkan namaku.
Tidak dapat menerima lebih banyak godaan darinya, aku membalikkan tubuhnya dan memaksanya berlutut dalam beberapa detik, mengejutkannya sepenuhnya. Gelombang listrik menyala melalui tubuhku ketika aku membanting ereksiku kembali ke dalam dirinya, punggungnya melengkung dengan kepalanya yang terangkat dari bantal dan pantatnya menungging di udara. Menarik rambutnya keras aku menghentaknya, tahu aku akan segera datang, aku melihat jari-jarinya menggosok klitorisnya lagi saat aku melanjutkan.
"Datang untukku, sayang." Aku mengerang padanya.
"YES!!" Dia berteriak saat intinya mengencang di ereksiku, aku mengerang seketika aku membanting diriku untuk yang terakhir kalinya, aku keluar di dalam ke kondom. Aku mengangkat leher untuk menenangkan diri sebelum menariknya keluar.
"Wow." Dia berbisik kaget ketika dia terbaring lemah di punggungnya, tubuhnya berkilau karena keringat, aku memutuskan untuk berbaring di sebelahnya, melepas kondom dan membungkus tisu di sekitarnya sebelum melemparnya ke tempat sampah.
"Lebih baik saat di lorong itu." Dia bergumam dan terkekeh sendiri.
Seketika aku terpikirkan tentang Rose, kami belum berbicara dalam tujuh hari ini, betapa hal itu membuatku frustrasi. Duduk, aku membungkuk ke meja di samping tempat tidurku dan mengambil ponselku, ragu-ragu aku menekan nomor Rose dan mengetik pesan.
Pesan Teks [Kepada: Rose] Maaf tentang masalah minggu lalu, teman? X
Aku dengan tidak sabar menunggu balasannya, dia mungkin berpikir aku bahkan lebih menyebalkan daripada sebelumnya. Aku tak akan menyalahkannya jika dia melakukannya, aku tidak bisa membiarkan apa pun menghalangi apa yang ingin ku lakukan.
Pesan Teks [Dari: Rose] Sekarang kau ingin menjadi seorang teman? Tentukan pikiranmu dulu
Dia sepertinya kesal, aku telah menghancurkan kesempatanku. Aku tidak bisa bertindak baik? Menjadi bagian darinya? Aku mengetik teks berharap dia mendapat petunjuk bahwa aku ingin datang, untuk membuatnya melihatku sebagai pria yang baik.
Pesan Teks [Kepada: Rose] Aku tahu aku minta maaf, aku sedikit kacau di kepalaku ketika Daniel menyela kita. Apa yang sedang kau lakukan? X
Hanya beberapa detik berlalu ketika ponselku berdering lagi.
Pesan Teks [Dari: Rose] Jika kau berkata seperti itu, aku baru saja selesai mandi, Kau? X
Aku membayangkan tubuhnya yang basah kuyup, aku memejamkan mata mencoba mengabaikan bayangan itu. Dia benar-benar seorang dewi dan aku belum melihatnya telanjang, tapi aku bisa membayangkan betapa sempurnanya penampilannya.
Pesan Teks [Kepada: Rose] Itu seksi. Aku bosan. Bisakah aku datang?
Please, please, please.
Pesan Teks [Dari: Rose] Temanku Luca. Jika kau menginginkannya juga x
Fucking score!
Pesan Teks [Kepada: Rose] Sampai jumpa;) x
Aku menjawab sebelum menatap Emily yang berjalan keluar dari kamar mandi dengan masih telanjang, matanya yang gelap menatapku dengan menggoda.
"Aku akan pergi keluar." Ucapku dengan santai. Aku bisa melihat perubahan di tatapannya, sakit, kesal?
Aku melompat dari tempat tidur dan berjalan menuju pakaianku yang terbaring di karpet. Hanya dalam dua menit kemudian, aku berjalan keluar dari flat meninggalkan Emily yang merajuk di belakangku.
Daniel telah membuktikan siapa dirinya sebenarnya. Aku punya rencana untuk menjatuhkannya dan mungkin ada beberapa luka di sekujur tubuhnya. Aku murka, dia baru saja bertemu dengan lawannya. Jika dia tidak bisa setia, maka aku juga tidak.
TBC
Typo? Tell me
Please remember to vote and comment!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Delicious Rose (Indonesian Translation)
RomanceKetika berusia 21 tahun, Rose Harrington menangkap tunangannya di tempat tidur bersama salah satu teman baiknya, hidupnya menjadi tidak terkendali. Setelah 6 bulan, ia lulus dari Universitas dan mendapatkan pekerjaan di London. Bergerak bersama dua...