41

112 4 0
                                    

Rose

Kota ini terlihat semarak, semuanya berkilau dan aku sudah tidak bisa tidak jatuh cinta padanya. Kami menghabiskan makanan kami, langit malam gelap tapi kota menerangi semuanya. Jalanan dipenuhi oleh turis dan penduduk setempat, orang-orang berpose di depan setiap bangunan saat kami berdiri di pusat Times Square.

Aku melihat ke atas, melihat iklan yang terpasang di setiap gedung dalam cahaya yang menyilaukan. Ini memukau, alun-alun kota penuh sesak dan aku hampir takut aku akan kehilangan gadis-gadisku jika aku tidak hati-hati.

"Ini benar-benar gila." Darcy menghembuskan napas dengan senyum lebar di wajahnya, Chloe mengangkat kameranya, lalu mengambil foto semua objek yang dia bisa.

Taksi kuning cerah melintas ketika penduduk setempat berdiri di sisi jalan mencoba menjual CD, karya seni, dan barang dagangan. Tempat makanan berada di setiap sudut, aku hampir berharap aku bisa makan lagi. Aku berjalan dengan bingung ketika Chloe berjalan di sampingku, menerima setiap foto dengan lensanya, Darcy di depan memandang ke langit pencakar dengan mata lebar.

"Maaf, bisakah kau memotret kami?" Aku melihat Chloe ketika dia mendekati seorang polisi, dia memberinya senyum hangat dan menganggukkan kepalanya.

Dia memberinya kameranya, berjalan mendekati kami, lalu kami membungkus tangan kami di pinggang masing-masing sambil tersenyum pada kamera. Setelah tiga foto lain diambil Chloe mengucapkan terima kasih padanya, kami menuju ke jalanan merah cerah. Mengambil langkah besar ke bagian paling atas, kami duduk di sisi kanan, tubuhku menghadap pagar kaca yang dingin.

"Ini akan menjadi tempat favoritku di dunia." Ujarku, melihat ke depan.

Semua orang terlihat sangat bahagia, aku melihat pasangan di depan ketika pria itu memberinya setangkai mawar merah, ada sebuah keluarga mengambil foto dengan anak-anak mereka. Senyum seorang gadis berambut cokelat yang memukau seraya menatap seorang pria dengan rambut karamel dan tato di bagian belakang lehernya.

Aku menelusuri tinta geometrisnya saat menghilang ke rambutnya yang ditata. Aku mulai bertanya-tanya bagaimana rupa wajahnya. Lengannya melingkarkan di bahunya ketika dia menarik gadis itu ke dalam pelukannya, kepalanya bersandar di bahunya ketika mereka meringkuk bersama, menyaksikan pemandangan yang menakjubkan di depan.

"Jadi, di letak M&M World dari sini?" Tanya Darcy, aku mengalihkan pandanganku dari semua orang dan mulai melihat sekeliling.

"Kurasa ada di belakang kita dengan jalan ini." Kataku padanya sambil menunjuk ke belakang kepalanya, dia tersenyum padaku.

"Bisakah kita duduk di sini sedikit lebih lama?" Chloe bertanya pada kami, aku setuju dengan senyum lebar.

Aku tidak ingin bergerak sama sekali, dan bisa duduk di sini sepanjang malam. Aku mengambil langkah-langkah kecil, melihat bagaimana semua orang duduk atau mencoba bergerak di sekitar di tangga untuk mendapatkan pandangan yang lebih baik. Aku mendengar tawa, tawa yang sangat alami. Aku melihat ke belakang, ke pasangan itu sekitar enam langkah dariku dengan punggung mereka menghadap ke arahku, bahu pria itu bergerak ke atas dan ke bawah. Dan gadis itu tersenyum cerah pada pria di sebelahnya, dia membuatnya senang.

Kemudian dia tertawa lagi, itu nyata dan dia tampak sangat bahagia, aku mulai iri padanya. Aku tidak ingat kapan terakhir kali aku merasakan hal seperti itu, caranya menatap pria misterius itu, seperti dia tidak pernah merasakan cinta yang begitu besar pada seseorang sebelumnya. Kepalanya mulai berputar, lalu aku menggigil. Entah mengapa aku merasa sangat tertarik untuk mengetahui wajah pria itu, detail tatonya atau warna rambutnya.

Jantungku berhenti berdetak, dia menoleh. Profil wajahnya dari samping mendarat di penglihatanku, aku berusaha untuk tidak pingsan saat melihat pemandangan di depanku. Perutku berputar-putar tak menentu saat aku menatapnya, bibirnya yang melengkung ketika dia tersenyum, atau lesung pipinya muncul di pipi kirinya.

Delicious Rose (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang