•PART SATU•

302 43 167
                                    

The Prophet Muhammad was asked"Which type of woman is the best?"He replied"When you look at her, you feel happyness

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Prophet Muhammad was asked
"Which type of woman is the best?"
He replied
"When you look at her, you feel happyness."

•BeutyInside•
📝yeniindriani_

Seorang pria tengah menatap nanar batu nisan dari ibunya, ayahnya, juga adik perempuannya secara bergantian. Diusapnya batu nisan itu, ia merasa sendiri saat ini. Tiada lagi kasih sayang dari keluarganya.
Ayahnya sudah lama meninggal sejak ia masih kecil, dan ibunya meninggal lima tahun silam karena mengedap sebuah penyakit, tidak lama setelah itu adik perempuannya juga menyusul mereka. Padahal, dirinya baru saja menemukan adiknya itu, namun Allah berkata lain untuk mengambilnya lebih dulu.

Pria yang terlihat tegar, sebenarnya ia amatlah rapuh. Berkata baik-baik saja, meski sebenarnya ia hilang harap untuk hidup bahagia. Ia merasa sepi, sendiri kala itu. Namun, tidak lagi setelah ruang di hatinya dihuni oleh sesosok gadis yang selalu ada bersamanya kala ia terpuruk. Seperti sekarang, gadis itu menemaninya untuk berziarah ke makam keluarganya yang telah tiada.

Bunga tujuh rupa itu ia taburkan ke tanah kuburan. Kedua sudut bibirnya ia angkat membentuk sabit.
"Semoga tenang, yah kalian di sana. Doakan Reza agar bisa menjalani hidup tanpa kalian." Ucapnya.

Sedangkan gadis yang sedari tadi setia ada di sampingnya itu hanya mengusap bahu sebelah kanan Reza untuk menegarkan.

"Pulang yu, Za. Hari udah sore, kayanya juga mau hujan," ujar Felysia.

Reza menengadah melihat langit yang mulai mendung, titikan air mulai turun. "ya udah, yu. Kamu benar, bentar lagi mau hujan."

Reza dan Fely langsung berlari karena  hujan yang ternyata turun lebih cepat. Setelah itu mereka masuk ke dalam mobil dengan baju yang sedikit basah.

Reza mulai menjalankan mobilnya. Dalam perjalanan mereka berbincang, atau melemparkan sebuah candaan. Reza nyaman berada diposisi Fely, begitu pun sebaliknya. Semoga saja untuk selamanya.

"Oh, iya, Za. Kamu tahu gak sih, kalau Bryan baru aja nambah momongan," ucap Felysia.

Reza mengangguk dengan pandangan yang tetap fokus ke jalanan, karena hujan yang membuat punggung jalan menjadi licin.

"Hmm, aku juga udah tahu. Kapan-kapan kita jenguk junior mereka, yu."

"Boleh, tuh." Jawab singkat Felysia.

"Fel, kapan kamu siap untuk aku nikahin? Kita udah jalin hubungan ini empat tahun lamanya, terus apalagi yang kamu tunggu? Soal menafkahi aku pasti mampu, Fel." Jelas Reza pada topik yang lebih serius.

"Aku mau langsung pulang aja, yah. Badanku ngerasa nggak enakan, Za"

Reza menghela napas, karena gadis itu selalu saja memalingkan pembicaraan jika tentang pernikahan. Ia ingin segera meminang kekasihnya itu sejak lama, namun seribu alasan selalu dilontarkannya.

BEAUTY INSIDE || Hiatus Sementara WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang