PROLOG

459 50 125
                                    

Jangan memilih seseorang yang cantik atau tampan bagi dunia. Tapi pilihlah ia yang membuat dunia dan akhiratmu menjadi cantik akan keabadian yang sempurna.

•Beuty Inside•

Seorang ibu yang tengah mengajarkan putri kecilnya untuk menghafal surat An-Naba' di kamarnya. Putrinya itu masih berumur 4 tahun, sedari ia masih dalam kandungan Ibunya itu selalu mendengarkan murathal dan membaca Al-Qur'an, karena kelak ibu itu menginginkan anaknya menjadi Ahli Qur'an.

"Alhamdulillah, putri ibu ini makin hari makin pinter, yah ngaji nya. Bangga ubu sama kamu, Nak." Ucap ubunya dengan mengelus puncak kepala putrinya dengan sayang.

"Ehehe, ibu janji kan, mau beliin aku keludung balu."
Cadel putrinya itu, giginya yang tidak tumbuh seperti anak di usiannya. Putrinya itu memang mempunyai kelainan, namun Allah Maha Agung untuk memberikan kelebihan pada putrinya dengan mudah menyerap Ayat-Ayat Allah.

"Iya, ibu pasti akan memberikan kamu kerudung baru. Ibu mau tanya, putri cantik ibu ini kenapa sudah pakai hijab, kamu kan masih kecil, Nak." Pancing Ibunya, akan jawaban apa yang putrinya jelaskan.

"Pake keludung kan wajib, Aku cayang ayah, Bu. Aku gak mau ayah masuk ke nelaka. Nanti ayah kepanasan gala-gala aku gak pake keludung." Jelasnya dengan wajah yang polos.

"Maa syaa Allah, Tabarakallah, Nak. Ibu sangat bersyukur punya putri secantik kamu." Ibunya itu menitikan air mata karena penjelasan Putrinya itu.

"Aku gak cantik, Bu. Temen-temen bilang aku jelek." Putrinya itu menjadi sedih.

"Kamu cantik, dari sini," menunjukan tangan ke bagian dada Putrinya. "Cantik dalam hati." Ulasan senyum dari ibunya dan menular pada putri kecilnya.

Ibunya memeluk erat sang Putri, "Ibu, kepalaku panas." Ucap si anak.

"Astagfirullahaladzim, ya udah kerudungnya di buka dulu, yah." Anaknya itu menuruti apa yang dikatakan Ibunya. Ia mengelus kepala sang anak yang tidak terlihat rambut sehelai'pun. Membuat hatinya selalu terkikis karena nasib sang anak.

"Ibu! Bu mana makanan nya, nih!!! Dasar istri tidak becus!" Murka suaminya, ketika melihat ke meja makan dan tidak ada hidangan, ia akan sangat marah jika istrinya melakukan kesalahan sedikitpun.

"Iya, Mas. Nanti aku rebus ubi jalar dulu, yah. Sebelum itu aku mau ngurus putri kita dulu. Sakitnya kambuh, Mas." Jelas istrinya.

"Ubi lagi-ubi lagi. Bosen gue! Lu beli beras aja pelit amat sih. Mentang-mentang gue gak punya uang. Si anak cacat ini aja yang lo urus. Gue saranin nih yah, jual aja tuh anak cacat buat beli beras! Gak guna jadi anak,"

"Astagfirullah, Mas! Kamu keterlaluan, dia adalah putri kandung kamu sendiri" ustrinya itu mengelus dada akan lontaran kejam sang suami.

"Halah, biarin aja! Ngapain peduli ke anak yang nggak bisa kasih gue apa-apa,"

Sedangkan putri kecil itu menangis di balik pintu kamar mendengarkan ucapan sang ayah yang seakan tidak menginginkannya. Darah segar keluar dari lubang hidungnya, suhu tubuhnya juga sangat tinggi.

Seakan gendang telinganya sakit karena mendengar keributan kedua orang tuanya, terlebih putrinya itu sangat gemetar dan takut karena ayahnya menyiksa ibunya. Ia berlari ke luar rumah. Terus berlari dengan sakit yang ia rasakan dan isakan tangis di malam hari.

"Hiks hiks hiks," Putri kecil itu berjongkok dan menenggelamkan kepalanya dilutut. Dengan bahu yang bergoncang ketakutan.

Awan hitam terlihat dengan gumuruh petir. Angin kencang menyambar hingga ke pori-pori kulitnya yang lemah.

"Ibu, lihat dia kasihan." Tunjuk anak laki-laki ke luar kaca mobilnya.

"Berhenti, Pak." Ibu itu menyuruh sang Sopir untuk menghentikan lajuan mobilnya.

Mereka membuka pintu mobil dan berjalan mendekati putri kecil yang malang. Anak laki-laki berjongkong untuk mensejajarkan posisinya dengan dia.

"Hallo, kamu kenapa disini? Mamah kamu mana? Kamu kenapa nangis?" Tanya Anak laki-laki dengan polos.

Putri kecil itu mendongak dan memandang Anak laki-laki itu. Bibirnya yang gemetar dengan wajah yang sangat pucat membuat anak laki-laki itu tidak tega.

"Kamu sakit? Kenapa gak pelgi ke doktel? Pak doktel baik ko, dia gak bakal untik kamu." Cadelnya, umurnya sekisaran dengan anak perempuan itu.

"Aku gak sakit, aku sehat ko." Anak perempuan itu menggelengkan kepalanya dengan polos.

Anak laki-laki itu tersenyum sangat manis padanya.
"Kamu cantik," ucapnya. Sedangkan ibunya yang melihat kejahilan putranya hanya terkekeh.

"Astagfirullah, aku lupa gak pake keludung."
Anak perempuan itu menutup kepala botaknya dengan kedua tangan.

"Anak perempuan itu menutup kepala botaknya dengan kedua tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


BEAUTY INSIDE || Hiatus Sementara WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang