Bismillah, udah lama gak nyapa BI.
Adakah yang masih nunggu cerita ini?
Ada yang rindu Reza? Fidzah? Or Zaky? Oh saya tahu, kalian rindu Felly? WkwkGak nyadar menyampakan cerita ini -+ satu bulan? 🤧
Aku mau coba bangkit nulis lagi nih. Jadi dukungan kalian untuk vote dan koment sangat berharga gaes ♥
Aku tak pernah menunggumu. Begitupun kamu, tak pernah datang dengan sengaja. Tapi kita sengaja dipertemukan oleh Allah?
Entah untuk berdampingan atau saling bermusuhan. Pun saling tukar undangan atau duduk di pelaminan?-Hafidzah Ainun Qulaibah-
-BeautyInside-
Menyatukan dua insan dalam ikatan pernikahan memanglah tidak mudah. Bagaimana tidak, dua sosok ini memiliki karakter dalam menjalankan hidupnya secara berbeda-beda.
Belasan atau bahkan puluhan tahun, mereka hidup pada lingkungan masing-masing. Lalu, Allah menyerukan mereka untuk hidup satu atap? Pertemuan yang tiba-tiba lambat laun saling mengucap rindu yang tiba-tiba. Pernikahan bukan persoalan 1-2 tahun melainkan seumur hidup.
Jadilah, mesti mempunyai persiapan yang matang. Jika tidak dipikirkan dengan baik, maka banyak pernikahan yang kandas. Sungguh, Allah tak menyukai perceraian meski itu diperbolehkan.
Hari ini, pria dengan jas hitam rapih siap mengucapkan kalimat sakral dalam hidupnya. Tunggu, pria ini tidak menginginkan pernikahannya. Namun, tak ada pilihan. Perjodohan yang pamannya inginkan tak bisa ia tolak. Siapa lagi jika bukan, Reza?
Sedari tadi ralat pada satu bulan ini, Reza tidak bisa menghubungi Kekasihnya— Fellysia. Bahkan sampai detik ia akan mengucapkan ijab kobul, Reza masih memiliki status dengan gadis tersebut.
"Come on, Fel. Angkat!"
Reza mencoba menghubungi Felly, ia ingin mengatakan bahwa dirinya akan menikah. Reza tidak ingin jika Felly mengetahuinya dengan terlambat. Namun, nihil. Gadis itu tidak bisa dihubungi, bak ditelan bumi. Felly menghilang tanpa kabar.
Reza memejamkan mata, rasanya ada hempikan yang membuat dadanya sesak.
"Huft, gue harus gimana sekarang?" gumam Reza dengan melihat pantulannya di depan cermin.
Tok Tok
Detik kemudian engsel pintu kamarnya bergerak dan pintu terbuka. Memperlihatkan wanita paroh baya berbaju kebaya tengah berjalan ke arah Reza.
Ia memegang pundak pria tersebut, "ayo, Nak. Kamu sudah siap?" tanyanya lembut.
Reza mengangguk lalu mencium punggung tangan wanita tersebut, "insya Allah, Bu Lek." Reza menatap maryam dengan penuh sayang. Bagi Reza, Maryam dan Abdullah sudah seperti orangtuanya. Jadilah ia takkan pernah bisa membantah mereka. Termasuk perjodohan ini.
"Jika ibumu ada, pasti ia akan bangga, Za. Ingat pesan Bu Lek, jadilah suami yang bertanggung jawab, dan menyikapi segala permasalahan dengan bijak. Bu Lek percaya sama kamu. Tolong jaga Fidzah, yah," ucap Maryam dengan berkaca-kaca.
Reza lalu mendekap Maryam, dalam batin ia berkata, aku nggak bisa janji, karena gadis yang sekarang akan aku nikahi. Sama-sekali tak aku cinta, melainkan benci.
"Yowes, ayo turun. Tamu udangan sudah pada datang," ajak Maryam.
Pada jam yang sama, mempelai wanita juga sama groginya. Dengan riasan juga pakaian pengantin berwarna putih juga mahkota yang diletakan di atas puncak kepalanya. Terlihat cantik, dengan kain yang selalu menutupi sebagian wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTY INSIDE || Hiatus Sementara Waktu
Novela Juvenil📖📖📖 Bila mata bertemu mata, akan temui cinta manusia. Bila dahi bertemu sajadah, akan temui cinta Allah. (Imam Al-Ghazali) Seperti halnya seorang pria yang bernama Reza Fattah Firdaus, ia bertemu dengan sosok gadis yang tiba-tiba saja bisa menemu...