19| Kejutan Tak Terduga.

472 114 89
                                    

Seumur hidup, Soyun tidak pernah mengira bisa mengunjungi kebun apel secara langsung. Selama ini ia hanya melihatnya di TV. Tapi hari ini bersama keluarga Taeyung, Soyun berdiri di antara pepohoan apel yang buahnya tumbuh lebat. Bahkan ada beberapa pegawai yang sedang memetik buah-buah tersebut.

"Apa sudah musim panen?" gumam Soyun yang menatap dari kejauhan bagaimana cekatannya para pekerja memetik apel-apel tanpa merusak pohonnya.

"Geochang berbeda," Soyun berbalik dan mendapati ayah Taeyung berjalan ke arahnya dengan senyum hangat. "Kau bisa memanen apel bahkan saat musim semi."

Soyun takjub. Di Korea, buah apel biasanya dipanen saat musim gugur.

"Mau coba apelnya, Soyun-ah?" Tuan Choi memetik satu buah apel dan mencucinya di pancuran air yang kebetulan ada di dekatnya. Ia kemudian memberikannya pada Soyun. "Apel kami adalah kualitas terbaik di Geochang."

"Gamsahamnida," Soyun menerimanya dengan senang hati dan mulai memakannya. "Wah, segar dan sangat manis."

Tuan Choi memberi kode pada Soyun untuk mengikutinya mengelilingi kebun apel. Dan dari kejauhan Soyun bisa melihat Taeyung dan Nyonya Choi sedang mengobrol dengan seorang pekerja. Entah apa yang mereka bicarakan. Tapi yang jelas Taeyung seperti sedang memberi arahan pada pekerja tersebut tentang cara memetik apel yang benar. Sementara itu kakek Taeyung sedang duduk di sebuah gazebo menikmati udara pagi di kebun apel.

"Aku senang bisa bertemu denganmu, Soyun-ah," Tuan Choi berhenti melangkah. Ia membungkuk dan mencabut rumput liar yang merambat di salah satu pohon apel. "Rasanya baru kemarin aku mengajari Taeyung berjalan dan berlari. Tapi sekarang dia justru sudah memiliki kekasih."

Ada ketulusan yang Soyun rasakan pada setiap kata yang keluar dari mulut Tuan Choi. Dan hal ini membuat Soyun tersentuh.

"Apa hubungan kalian berjalan lancar?" Tuan Choi kembali berdiri tegak, menatap Soyun dengan tatapan teduh yang membuat gadis itu mengingat tatapan Taeyung. Rupanya bukan hanya wajah yang mirip, bahkan tatapan ayah dan anak itu pun sama.

"Ne, Ahjussi."

"Di masa depan mungkin kau akan menemukan beberapa sifat putraku yang mungkin tidak kau sukai. Tapi aku harap kau akan tetap tinggal di sisinya."

Senyum Soyun yang sejak tadi terbit perlahan memudar.

"Sejak kecil Taeyung diasuh oleh kakek dan neneknya. Dia bahkan lebih dekat dengan mereka dibandingkan denganku dan istriku. Saat halmeoni meninggal, Taeyung sedang berada di Filipina. Dia menelepon dan menangis histeris. Bahkan saat dia tiba di Geochang, dia mengunjungi makam halmeoni dengan kondisi berantakan. Dia juga jatuh sakit hampir satu bulan lamanya karena sangat terpukul."

Soyun menyeka air matanya yang tiba-tiba saja menetes. Sebagai seorang RAMY, dia tentu tahu bahwa Taeyung memang sangat dekat dengan sang nenek. Tapi mendengar Tuan Choi menceritakannya secara langsung membuat Soyun sangat sedih.

"Setelah kepergian halmeoni, Taeyung lebih banyak menyimpan segalanya sendirian. Dia mungkin terlihat dekat dengan kami semua tapi sebenarnya tidak demikian. Dia kehilangan tempat untuk berbagi segala hal."

Soyun menunduk. Bahunya naik turun dan dia mulai terisak.

"Soyun-ah, aku tidak menyuruhmu menggantikan posisi halmeoni di hati putraku. Karena itu hal yang sangat tidak mungkin," Tuan Choi menepuk pundak Soyun pelan. "Tapi aku mohon jadilah seseorang yang bisa menguatkan putraku."

Soyun mengarahkan tatapannya pada Taeyung yang sedang mengusap kepala karena baru saja dipukul oleh Nyonya Choi. Taeyung terlihat menggerutu namun tidak berani membantah Nyonya Choi yang sedang mengomel.

NOAH (new version) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang